Bagian 42

23 1 0
                                    

Kayla dan Hasbi duduk di ruang tv bersama Mama dan Papanya, menonton serial yang tengah tayang saat ini.

Mereka fokus dan larut dengan apa yang mereka tonton, tak ada sepatah kata yang terucap di antara keempatnya.

Hingga jarum jam di dinding menunjukkan pukul 22.15 WIB. Mama dan Papa mereka beranjak dari ruang tv, berlalu ke kamar mereka untuk istirahat. Sementara itu, Kayla dan Hasbi masih bertahan di ruang tv.

"Mama sama Papa ke kamar duluan ya, Kay, Bi. Jangan lupa nanti dimatikan lampunya." Pesan Mama sebelum berlalu.

"Iya, Ma." Sahut Kayla mengiyakan.

Hasbi hanya diam tak menyahut, lagipula sudah diwakilkan oleh Kayla.

Hening. Baik Kayla maupun Hasbi sama-sama tak berniat membuka topik.

Tingggg!

Ponsel Kayla berbunyi. Ada pesan masuk ke WhatsApp miliknya. Kayla membuka kunci layar ponselnya. Melihat siapa pengirim pesan itu, rupanya pesan dari Jenita.

'Kay, besok ke cafe yuk. Aku libur nih. Bosen di rumah. Nanti aku jemput sekitar jam tigaan. Oke!'

'Oke! Aku tunggu di rumah besok.'

Hasbi melirik sekilas, lalu kembali fokus pada layar tv.

Setelah membalas pesan dari Jenita, Kayla gegas bangkit dari sofa, berniat meninggalkan ruang tv.

"Duduk. Aku mau bicara." Cegah Hasbi.

Kayla mengernyitkan keningnya.

Hasbi menoleh, menatap Kayla.

"Duduk, Kay. Aku mau bicara." Ulang Hasbi.

Kayla menurut, ia kembali duduk, mendaratkan pantatnya di atas sofa.

"Aku minta maaf." Ucap Hasbi tiba-tiba.

"Soal?" Tanya Kayla tak paham.

"Apa saja." Jawab Hasbi datar.

"Aneh." Lirih Kayla.

Kayla hendak bangkit karena menurutnya obrolannya dengan Hasbi sudah selesai. Namun, sekali lagi Hasbi mencegahnya.

"Kay, tunggu." Hasbi meraih lengan Kayla.

Kayla tertegun, ia menatap Hasbi lalu menatap ke arah lengannya yang dipegang oleh Hasbi dengan cukup kuat.

"Kurang kencang Bi pegangnya." Sarkas Kayla.

Hasbi mengerti maksud perkataan Kayla, ia lantas melepaskan tangannya dari lengan Kayla.

"Aku ngantuk Bi. Kalau mau bicara, besok pagi saja. Oke?" Tandas Kayla yang memang sudah beberapa kali terlihat menguap sejak acara di tv sudah selesai.

"Kamu juga tidur. Besok ada sift pagi kan?" Sambung Kayla yang teringat dengan jadwal jam kerja Hasbi.

"Iya." Kata Hasbi singkat menanggapi ucapan dari Kayla.

Kayla berlalu meninggalkan Hasbi seorang diri di ruang tv.

***

Edi dan Rini duduk di ruang keluarga bersama dengan Dinda dan Alim, menantunya.

Arifin dan istrinya sudah pulang ke rumah mereka di Semarang.

"Bu, Mas Rizky masih tidur?" Tanya Dinda.

Sejak tadi, Rizky memang tidak keluar dari kamar. Dia hanya mau dan akan keluar saat Kayla datang berkunjung, setelah itu Rizky akan kembali ke dalam kamarnya.

"Dia nggak tidur, tapi memang nggak mau keluar kalau nggak Kayla yang datang, Din." Ungkap Edi.

"Mau sampai kapan Mas Rizky begini Bu, Pak? Apa dia nggak kasihan sama Mbak Yuni?" Tambah Dinda mengkhawatirkan perasaan Yuni, calon kakak iparnya.

"Sampai masmu sembuh toh, Din." Tandas Edi menanggapi.

"Terus gimana sama perasaan Mbak Yuni? Apa Mas Rizky benar-benar nggak ingat sama sekali?" Sela Alim.


BACKGROUND BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang