"Aku nggak tau, Jen. Aku rasanya masih kesal dan sakit tiap kali ingat dia." Sahut Kayla datar.
"Kay, kalau ternyata Rizky masih mencintai kamu, gimana?" Tanya Jenita.
Kayla terdiam sesaat.
"Aku tau Kay, posisinya serba sulit sekarang. Apalagi, Rizky katanya mau nikah sama dia. Tapi, kalau ternyata Rizky cuma jadiin dia sebagai pelampiasan doang, gimana? Plot twist banget nggak sih Kay, kalau Rizky sengaja begini supaya kamu cemburu?"
Kayla semakin tak mengerti harus memberi jawaban apa, terlebih yang diucapkan Jenita terdengar mustahil untuknya.
"Kalau memang di hati Rizky sudah nggak ada lagi nama kamu, Kay, ngapain coba dia malah nyariin kamu bukan perempuan gatel itu yang jelas-jelas mau dia nikahin, kan?" Tandas Jenita.
"Tapi, Dokter bilang itu karena Rizky mengalami amnesia dan ingatannya berhenti di moment sama aku, Jen."
"Itu kan sudah dua tahun lalu, Kay. Kalau memang dia amnesia, kenapa masih ingat kejadian yang belum terlalu lama itu? Harusnya kan dia ingatnya yang duluuuu banget dong. Masa iya ingatan dia juga ikutan pilah-pilih begini, Kay. Hm."
"Ya.. mungkin..."
"Mungkin karena kamu itu kenangan terindahnya Rizky, makanya yang dia ingat-ingat cuma kamu." Sela Jenita.
"Entahlah, nyatanya dia tega kan ninggalin aku, Jen? Kalau memang aku seindah itu buat dia, kenapa dia tega dan sejahat itu sama aku?"
Jenita seketika ikut berpikir, sementara Kayla menerawang jauh ke moment dua tahun lalu saat dimana dirinya masih ada hubungan special dengan Rizky, bahkan sempat berencana untuk menikah.
"Aku ke toilet dulu ya, Kay. Tiba-tiba kebelet pipis ini. Sebentar ya." Jenita bangkit dari sofa, gegas berlari kecil ke toilet. Sepertinya dia benar-benar tidak tahan.
"Jujur aku juga bingung Jen, kadangkala aku rindu moment indah sama Rizky dulu, tapi kalau aku ingat gimana jahatnya dia waktu ninggalin aku dan lebih milih perempuan itu, rasanya sakit banget. Aku masih bisa ngerasain semuanya. Aku juga rasanya masih belum sanggup kalau nanti harus melihat Rizky bersanding sama perempuan itu di pelaminan, mereka punya anak, dia ngerasain apa yang harusnya aku yang rasain, mereka tertawa bahagia di hari pernikahan mereka, mereka bahagia menyambut kelahiran anak-anak mereka. Semua rencana dan keinginan yang harusnya aku yang ada di posisi itu." Lirih Kayla, ingatannya benar-benar kembali pada moment dua tahun lalu, ia masih bisa merasakan sakit yang teramat sakit oleh keputusan sepihak Rizky malam itu.
Kayla menyandarkan tubuhnya, memijit pelan keningnya yang terasa agak sedikit pening.
"Mau pulang tapi malas, di rumah sendirian. Nggak ada Hasbi buat teman cerita. Mama dan Papa juga nggak ada di rumah. Masih jam segini juga. Hasbi pulangnya nanti malam, apa aku ke rumah sakit dulu saja?"
Gumam Kayla.Tak berselang lama, Jenita sudah kembali dari toilet. Ia terlihat begitu lega setelah menunaikan hajatnya.
"Kay, tadi kata kamu, Om Hansen minta kamu datang ke rumah sakit buat nemuin Rizky kan? Aku ikut boleh nggak? Aku juga pengen lihat kondisinya Rizky." Celetuk Jenita sekembalinya ia dadi toilet.
"Boleh, lagipula aku juga bingung nggak ada Hasbi nggak ada yang anterin ke sana." Ucap Kayla santai.
"Mau berangkat sekarang atau nanti agak sorean biar adem?" Tanya Jenita.
"Nanti saja deh, aku belum mood buat ketemu Rizky apalagi kalau sampai ketemu perempuan itu di sana." Ujar Kayla.
"Oke deh, siapp."
"Kita karaokean saja yuk? Penat banget aku hhhii.." Usul Kayla.
Tentu saja Jenita menyambut usulan Kayla dengan senang hati. Ia gegas mengambil mic dan menyalakan speaker, tidak lupa juga ia menutup gorden ruang tengah, menyalakan lampu kelap-kelip yang dipasang memutari di dinding ruang tengah rumahnya.
"Mau pakai lagunya siapa, Kay?" Tanya Jenita antusias.
"Rossa boleh, Jen." Jawab Kayla.
"Oke, kita me-Rossa-kan diri hari ini!" Seru Jenita dengan penuh semangat.
Kayla juga tak kalah semangatnya.
Tawa canda keduanya berganti suasana sendu dan mendayu setelah lagu milik penyanyi papan atas idola banyak orang diputar.
Biarkan ku pergi,
Karena aku tak sanggup lagi,
Mengingat semua kenangan dulu,
Disaat engkau menyakitiku...Mengapa semua terjadi?
Disaat kau mulai menyadari,
Semua kesalahanmu padaku,
Kini ku tak sanggup lagi....Kayka menyanyikan lagu milik Rossa dengan lembutnya. Jenita dibuat larut hingga terharu dengan lagu yang Kayla nyanyikan, apalagi kisahnya mirip sekali dengan apa yang Kayla alami sekarang ini.
"Rizky benar-benar bodoh, Kay. Melepas kamu hanya untuk perempuan gatel yang berpenampilan bak ukhti, tapi dialah yang menjadi sebab dari seorang perempuan lain menangis di setiap sela bicara dan do'anya."
"Aku pastikan kamu akan menyesali semua keputusan kamu dulu Ky, kamu salah ambil keputusan. Kayla, dia perempuan yang tulus mencintai dan menerima kamu. Kamu salah sudah menyakiti dan meninggalkan Kayla."
"Aku rasa, sekarang kamu mulai merasakan penyesalan itu, pelan-pelan."
Ku menangis, membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku....
Kau duakan cinta ini, kau pergi bersamanya...Ku menangis, melepaskan kepergian dirimu dari sisi hidupku...
Harus selalu kau tahu, akulah hati yang telah kau sakiti..."Aku selalu berharap untuk kebahagiaan kamu ke depannya, Kay. Aku berdo'a semoga suatu hari kamu dipertemukan dengan laki-laki yang tulus mencintai dan nggak akan pernah ninggalin kamu untuk alasan apapun."
Jenita diam-diam memperhatikan Kayla, ia kagum dengan Kayla yang masih sanggup membantu Rizky, orang yang sudah melukai dan menyakiti hatinya sebegitu parahnya.
"Ky, apa kamu yakin akan melepaskan Kayla begitu saja? Apa kamu yakin kalau pilihan kamu itu sudah tepat? Kejar kembali Kayla Ky, kalau memang kamu masih menyimpan rasa ke Kayla, sebelum semuanya terlambat. Aku sendiri yang akan pastikan kalau Kayla akan hidup dengan bahagia." Lirih Jenita.