Bagian Tiga

177 9 0
                                        

Rizky melajukan motornya dengan kecepatan cukup tinggi.

'Kay, tadi Rizky katanya pergi. Aku gak tau dia mau pergi ke mana. Tapi, yang jelas dia bawa motornya ngebut banget. Aku gak sengaja papasan tadi di jalan.'

'Dia ke arah mana?'

'Selatan, Kay.'

'Thanks ya Des, infonya.'

'Iya Kay, sama-sama.'

TUTTT TUTTT

Sambungan telepon antara Desta dan Kayla terputus.

"Nelfon Kayla?" Tanya Eza.

Desta mengangguk, lalu kembali duduk.

"Lagian gue heran, Des. Tumben banget si Rizky ngendarain motor ngebut begitu tadi." Sambung Eza.

"Gue juga heran, Za. Menurut gue, pasti ada apa-apa. Kalau gak ada, gak mungkin si Rizky sampai segitunya." Imbuh Desta menguatkan opini Eza.

"Lo benar, Des. Oiya, calon istrinya si Rizky kan orang selatan kan?" Tanya Eza, memandang Desta dengan serius.

"Jangan lihatin gue sampai segitunya juga kali, Za. Geli gue njirr." Tegur Desta, meraup wajah Eza.

"Lahh busett sal-ting nih anak." Tukas Eza kaget.

"Cuih cuih sal-ting pala Lo! Jijik gue njirr, kalau yang lihatin gue begitu cewek mah seneng gue, nah yang lihatin Lo!" Sanggah Desta membela diri.

Eza terkekeh.

"Ketawa Lo! Dasar." Tukas Desta.

***
Kayla berjalan santai ke kamarnya, kabar yang disampaikan oleh Desta lewat sambungan telepon bahkan seperti sebatas angin lalu untuk Kayla. Entah kemana perginya airmata Kayla, ia sama sekali tak meneteskan airmata sedikitpun.

"Apapun yang berurusan dengan dia, itu sudah bukan urusanku lagi!" Gumam Kayla meyakinkan diri.

"Dia akan jadi suami orang, artinya dia sudah menjadi bagian dari hidup orang lain, dia sudah selesai dari episode lamaku. Aku bukan lagi tokoh utamanya. Fokus ke depan, Kay!" Kayla berusaha menyemangati dirinya sendiri dengan kalimat motivasinya.

TING!

Dua pesan baru masuk dalam waktu hampir bersamaan.

Tertera nama, Om Hansen.

'Kay, Rizky kecelakaan.'

'Rizky sedang dibawa ke rumah sakit terdekat. Coba nanti kamu datang ke sini ya, Kay.'

"Kenapa aku yang dihubungi dan aku juga yang harus merawat dia? Kenapa bukan calon istrinya saja yang lebih berhak atas dia sekarang."

Kayla melemparkan begitu saja ponselnya ke ranjang tidurnya.

"Mendingan juga mandi, biar wangi dan makin cantikkk." Gumamnya seraya meraih handuk berwarna biru tua dan sandal khusus yang dipakai di kamar mandi.

***

Di antara semua yang hadir,
Tak semuanya berupa takdir.
Sebagian hanya sebatas singgah,
Namun, berperan seolah sungguh.

Sengaja memberi jarak,
Agar tak ada lagi kedekatan.
Berulangkali menjauh,
Demi terciptanya keasingan.

BACKGROUND BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang