Desta, Eza, Jenita, dan yang lainnya duduk di ruang tunggu. Sementara Kayla masuk ke dalam ruang rawat Rizky bersama dengan dokter yang merawat Rizky.
Rini menatap sinis Kayla, namun disisi lain ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
"Pak, ngapain sih perempuan itu harus masuk ke dalam ruangan Rizky? Kenapa bukan Yuni yang calon istrinya?" Tanya Rini setengah berbisik pada Edi, suaminya.
"Apa Ibu tadi tidak dengar apa kata dokter dan yang lainnya? Rizky hanya mengingat Kayla, bahkan sama kita sebagai orang tua dia saja Rizky nggak ingat, Bu. Sudahlah, Ibu jangan terlalu ketus dan sinis begitu, Bu." Ujar Edi menjelaskan.
"Tapi, kan Pak..."
Edi memotong ucapan Rini,
"Bu, Kayla itu nggak punya salah loh sama kita. Kenapa juga Ibu harus marah dan benci ke Kayla? Justru di sini yang harusnya marah itu orang tua Kayla ke kita Bu, ke Rizky, anak kita."
Rini terdiam mendengar perkataan Edi.
"Sudah ya, biarkan saja Kayla dan Rizky bertemu. Biarkan saja Kayla menjalankan tugasnya untuk membantu Rizky kembali pulih seperti sediakala." Imbuh Edi.
"Mbak, kita bertiga mau ke depan dulu beli minum, Mbak mau nitip sesuatu nggak?" Tanya Jenita pada Yanti.
"Mas, kamu mau nitip nggak?" Tanya Yanti ke suaminya, Arifin.
"Des, minuman ya, tiga sama rokok." Ujar Arifin, menyerahkan selembar uang seratus ribu pada Desta.
"Banyak banget mas uangnya?" Tukas Eza.
"Sisanya buat beli camilan." Pungkas Arifin.
"Oke siap!" Ucap Desta dan Eza kompak.
***
Sekitar pukul 16.45 WIB, Hasbi berniat mengeluarkan benda pipih dari saku celananya. Namun, urung ia lakukan.
"Nanti saja lah, tanggung juga. Cuma dapat waktu rehat sebentar. Palingan juga Kayla lagi mimpi di kamarnya." Gumam Hasbi.
Hasbi duduk bersandar pada dinding, hari ini cuacanya cukup panas dan membuat gerah. Keringat bercucuran, padahal di dalam menggunakan kipas angin besar.
"Panas banget hari ini, Bi." Celetuk Ardi, teman kerja Hasbi.
"Nih gue bawain minum buat kalian." Adam melemparkan dua buah botol minuman rasa jeruk pada Hasbi dan Ardi.
"Aahhh segarnyaaa..." Ucap Adam lega setelah meneguk minumannya.
"Tumben banget kipas angin sebesar dan sebanyak ini nggak ngaruh.." Keluh Ardi.
"Tau, ini matahari serasa ada di atas kepala. Panas banget gini." Timpal Hasbi.
"Padahal sudah sore gini loh.." Tukas Adam.
***
Desta, Eza, dan Jenita berjalan santai ke swalayan di dekat rumah sakit. Mereka berbincang-bincang sepanjang jalan.
"Gue sebel deh sama calon istrinya Rizky." Desta membuka pembicaraan.
"Yuni?" Sela Jenita.
Desta mengangguk, "Ehem, siapa lagi? Kalau sama Kayla mah gue nggak mungkin sebel kali Jen." Pungkas Desta.
"Kirain gue doang yang kurang sreg sama tuh cewek, taunya lo juga." Tukas Eza.
"Lah, samaan dong kita bertiga berarti?" Tandas Jenita.
Desta dan Eza saling pandang,
"Hah? Seriusan lo juga nggak suka Jen sama tuh cewek?" Tanya Desta.
Jenita mengangguk, "Iyalah, sebel gue sama cewek pick me, playing victim modelan pho itu! Dia yang salah, malah dia yang marah ke Kayla, mana kata Kayla sampai maki-maki Kayla segala di rumah sakit. Gilaaa banget!"
Raut wajah Jenita nampak begitu kesal, ia tidak terima Kayla diperlakukan tidak baik oleh Yuni, yang notabene akan menjadi sepupu iparnya andai benar-benar menikah dengan Rizky sehabis lebaran nanti.
"Gue penasaran sama wajah si Yuni-yuni itu, secantik apa sih dia sampai bisa bikin Rizky rela ninggalin Kayla yang perfect banget."
Desta seolah masih tak percaya dengan yang terjadi sekarang dengan hubungan Rizky dan Kayla.
"Gue tiap lihat dia pasti pakai masker terus, mana tau wajahnya gimana coba? Berasa cakep banget apa ya sampai nggak mau dilihat orang-orang?" Timpal Eza.
"Andai waktu dia maki-maki Kayla gue ada disitu. Yakin banget, gue bakal balik semprot dia. Enak saja dia yang sudah merebut Rizky dari Kayla, malah dia yang marah-marah!" Imbuh Eza.
"Hhhhaaa, kalian berdua ternyata lebih cerewet dan ribet dari gue ya?!" Seloroh Jenita terkekeh.
"Memangnya Lo nggak sekesel itu Jen sama cewek itu?" Desta berjalan menyamai langkah kaki Jenita yang cukup cepat.
"Iya kesel, tapi kata Kayla jangan terlalu dibuat kesel. Nanti malah kita capek sendiri!" Ungkap Jenita santai.
Eza dan Desta berjalan berdampingan dengan Jenita di trotoar.
"Tuh kan, sebaik itu hatinya Kayla, yakali Rizky sebodoh itu ninggalin Kayla astaga."
Oceh Eza geregetan."Hari ini panas banget gilaaa.. padahal sudah sore gini!" Keluh Desta.
"Iya cuyy asli gerah banget." Timpal Eza.
"Makanya ayo buruan jalannya, kita ngadem di dalem dulu." Ujar Jenita menarik lengan Eza dan Desta.
"Weee weee, sabar Jen.." Seru Eza kaget.
***
Kayla menatap lamat wajah Rizky yang masih terpejam. Bibirnya tampak pucat.
"Ky, ini aku, Kayla. Kamu apa kabar?" Ucap Kayla lirih tepat di telinga Rizky.
"Coba diajak bicara terus ya Mbak Kayla, siapa tau Mas Rizky bisa cepat bangun." Dukung Dokter dengan ramah.
"Iya Dok, mudah-mudahan saja." Ucap Kayla.
Kayla merasa iba dengan apa yang terjadi pada Rizky sekarang. Namun, ada juga perasaan kesal kenapa disaat ia mulai melupakan dan merelakan Rizky dari hidupnya, semesta seolah ingin sekali membawanya kembali kepada Rizky.
"Yaa Rabb, hamba percaya semua ini adalah rencana terbaik-Mu, tapi kenapa? Kenapa disaat hamba sudah mulai menerima dia pergi dari hidup hamba dan merayakan cinta barunya, Engkau justru seolah ingin kami kembali dekat seperti dulu?" Kayla bermonolog.
![](https://img.wattpad.com/cover/374643201-288-k503349.jpg)