Bagian 40

43 1 0
                                        

Yuni mencuci wajahnya kasar, hatinya benar-benar sedang kacau. Pikirannya apalagi, lebih kacau lagi.

Yuni melangkahkan kakinya menuju bak mandi. Yuni terduduk lemas. Tangannya mengepal erat, meremas tepian bak mandi.

Di bawah guyuran air dari shower, Yuni menangis tersedu. Perlakuan Rizky dalam beberapa waktu terakhir membuat Yuni dilanda keraguan. Jauh di lubuk hati Yuni, dirinya juga memikirkan hal yang sama seperti Andi, adiknya. Akan tetapi, egonya menolak keras suara hatinya itu dengan dalih bahwa dirinya dan Rizky sebentar lagi akan segera melangsungkan pernikahan.

"Aku harus apa Ky sekarang, supaya kamu ingat aku, ingat semua rencana kita, dan ingat kalau kamu dan perempuan itu sudah lama selesai!!" Yuni memukul kasar bak mandinya yang terisi penuh dengan air yang merendam hampir sebagian dari tubuhnya.

Dari balik dinding kamar mandi, Andi tak sengaja mencuri dengar apa yang tengah terjadi di dalam kamar mandi.

Meski tak begitu jelas di telinganya, akan tetapi Andi bisa menebak dengan pasti kalau Yuni sedang meluapkan seluruh emosi dan amarahnya di dalam sana. Terbukti Andi berulangkali mendengar benda-benda dilempar ke lantai kamar mandi dan ke dinding oleh Yuni. Termasuk suara jeritan yang berulangkali terdengar hingga luar kamar mandi.

"Mbak, kamu yang sabar ya. Dia butuh waktu untuk pulih, aku harap kamu masih sanggup menunggunya sampai pulih dan menunggu dia mengingat kamu lagi. Lalu, kalian menikah, sesuai keinginan kamu." Andi bermonolog.

***

Kayla sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Hasbi. Sejak mereka berdua pulang dari rumah Rizky hingga saat ini hampir larut malam, Hasbi sama sekali tak menegurnya.

Hasbi hanya diam dan membisu tanpa berkata apapun pada Kayla.

"Anak ini mulai lagi deh, heran. Kenapa lagi dia sekarang? Aneh banget astagaaa." Ucap Kayla dalam hati.

Meski mereka duduk berdampingan, akan tetapi suasana benar-benar hening. Kayla bahkan merasa canggung dan salah tingkah dibuatnya.

"Ini nggak beres! Aku nggak nyaman kalau begini terus! Aku harus tanya duluan ke dia. Nggak apa-apa deh ngalah, negur duluan. Daripada begini. Masa iya serumah malah diem-dieman, kan aneh." Imbuh Kayla bermonolog.

"Bi, kamu..."

Baru saja ingin memulai obrolan, tiba-tiba saja Hasbi bangkit dari sofa dan berlalu ke kamarnya.

"Kenapa sih dia?! Aneh banget!" Gumam Kayla mulai kesal melihat sikap Hasbi yang aneh hari ini padanya.

"Apa aku lakuin sesuatu yang salah di mata dia ya? Atau dia nggak sengaja mendengar sesuatu yang kurang ngenakin buat dia dan dia melampiaskannya ke aku? Hishh dasar!" Oceh Kayla panjang lebar.

Tanpa Kayla sadari, Hasbi tidak benar-benar menutup rapat pintu kamarnya. Hasbi juga masih sempat memandangi Kayla dalam waktu yang cukup lama dari celah pintu.

"Kay, aku takut kemarahanku membuatku lepas kendali. Aku nggak mau kalau harus melampiaskan amarahku ke kamu. Aku... nggak mau melukai kamu, Kay." Lirih Hasbi.

BACKGROUND BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang