Sayembara Konoha Chap.1

998 52 0
                                    

Hari itu Konoha di gaduhkan oleh pengumuman di papan informasi desa. Layaknya zaman kerajaan, lembaran kertas yang di sebar luaskan itu berisi perintah dari sang Hokage ke-7 bagi gadis-gadis desa untuk mengikuti sayembara pemilihan istri untuk kedua putranya. Uzumaki Kawaki dan Uzumaki Boruto.

"Ehh?? Boruto juga ikut?" Chou Chou melebarkan mata membaca isi kertas itu. Tatapan heran Chou Chou beralih pada Sarada yang tampak santai duduk di batang pohon tumbang di dekat pengungsian. "Aku pikir hubungan kalian mengalami kemajuan selama perang, Sarada." Gumam Chou Chou.

Sarada mendongak menatap mata coklat Chou Chou sekilas lalu kembali pada tanaman obat dalam keranjang di atas pengkuannya. Sarada harus memisahkan tanaman obat sesuai fungsinya sebelum di berikan ke Mamanya sore ini.

"Banyak warga desa yang harus di lindungi, bukan saatnya memikirkan hal itu." Kata Sarada dengan ekspresi datar.

Alis Chou Chou terangkat, "Hnn... Tapi sepertinya Nanadaime berlainan pendapat denganmu. Dia ingin menikahkan putra-putranya disaat warga Konoha bahkan masih hidup di tenda ini."

Sarada menghentikan tanggannya yang memilin tanaman obat itu. Chou Chou benar, seperti ada yang tidak beres saja. Nanadaime bukan orang yang mendahulukan kepentingan pribadi di banding orang lain.

Sarada mengingat pembicaraannya dengan Nanadaime 2 malam lalu.

Flash Back

Sarada lagi-lagi harus ke kebun obat. Memelihara tanaman obat itu untuk tumbuh subur. Awalnya tenaga medis mencari tanaman obat di hutan, tapi melihat kondisi pasca perang yang terlalu butuh banyak supply, mereka akhirnya membudidayakan sendiri. Sarada bertugas mengawasi pembudidayaan itu karena Sakura lebih mempercayai putrinya sendiri dari pada orang lain.

"Sarada.." Panggilan dengan suara khas di belakangnya membuat Sarada menoleh. Mata gadis itu terbelalak melihat siapa orang yang memanggilnya.

"Nanadaime." Pekik Sarada hampir menjatuhkan keranjang di tanangannya.

Naruto memberikan cengiran khasnya sembari mendekat.

"Apa aku bisa bicara denganmu sebentar?" Tanya Naruto berubah serius.

Sarada tertegun sesaat sebelum menganggukan kepalanya setuju.

Mereka berjalan ke tenda Hokage. Tenda itu khusus untuk keluarga Uzumaki, tak jauh dari tenda itu ada tenda milik keluarganya. Sarada sering masuk ke tenda itu saat Boruto di rawat dulu, dia yang bertugas merawat mantan rekan se timnya itu. Tapi sepertinya seluruh anggota sedang di luar dengan urusannya masing-masing.

"Duduklah.." Naruto memberi Sarada minuman seadanya. Mereka masih berada di situasi pasca perang tentu tak ada kemewahan.

"Ada apa Nanadaime-sama?" Sarada bertanya tak sabar. Terutama ketika putri Sasuke itu membaca gerak gerik gelisah Hokage panutannya itu.

"Eehh.. begini. Kau tau aku terjebak lama di dimensi Kawaki bukan?" Tanya Naruto, Sarada mengangguk, tentu saja dia tau, dia yang pertama tau dan percaya pada Boruto, bahkan saat ini seluruh penduduk juga tau. "Sasuke menceritakan padaku apa yang di alami Boruto, Kau juga sempat menceritakannya. Sebagai seorang Ayah, aku merasa tak pantas."

"Nanadaime-" Sarada akan membantah, tapi Naruto terlebih dahulu melanjutkan.

"Tolong jangan membelaku kali ini Sarada, Putraku berada dalam kesulitan baik Boruto ataupun Kawaki tetapi aku tak bisa berbuat apa-apa." Tatapan bersalah itu meremuk jantung Sarada.

'Aku.. juga tak bisa apa-apa untuknya, Nanadaime.'  Batin Sarada tercekat mengingat fakta itu. Boruto terlalu kuat untuk menangani semua masalah itu seorang diri.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang