Precious Partner Chap.6 END

1K 88 9
                                    

Sarada mematut dirinya pada cermin. Di dalam kamar, di hari libur yang di janjikan Naruto. "Hahhh.... Libur apanya, seperti terpenjara di rumah sendiri."

Gadis itu tak bisa menyalahkan siapapun juga, Sarada sendiri yang memenjarakan dirinya. Gadis itu tak mungkin bertindak tanpa alasan. Sarada terlalu malu, sejak hari dimana dia mengembalikan bayi dan Boruto menciumnya di depan Amado. Lelaki paruh baya itu menyebarkannya kepenjuru desa. Membuat Sarada jadi bulan-bulanan setiap bertemu rekan-rekannya bahkan orang tak di kenal sekalipun. Sarada tak mengira Orang tua angkat Eida dan Daemon memiliki mulut yang lamis. Dan Sarada menjadi korban ke lamisan itu.

Sarada menatap langit-langit dari jendela kamar. Kalau tidak salah, Boruto hari ini pulang seteleh 3 hari membereskan portal itu -menghancurkannya lebih tepatnya-

Perutnya berbunyi, Tak ada makanan di rumah karena Mamanya terlampau sibuk mengurus pasien yang membludak di rumah sakit, Papanya semejak hari dia membawa bayi lebih banyak menghabiskan waktu di ruang Nanadaime. Ah- Sarada lupa satu hal yang krusial, Nanadaime membanggakan hipotesa Amado tentang bayi itu yang menyerupai anaknya bersama Boruto di masa depan yang dilihat bayi itu dalam takdir Boruto dan Sarada.

Pipi gadis itu memerah, Sarada memegangi wajahnya. "Shannaroo~ Kenapa aku memikirkannya terus."

Apakah Boruto juga memikirkan ini? Dan merasa canggung oleh tatapan semua penduduk? Entahlah Sarada tak tau.

Dengan mengenakan jaket tudung, kacamata hitam, dan masker yang pernah di berikan Kakashi-sama. Sarada memasuki supermarket dekat rumahnya.

"Heii.. Kau tau Uchiha Sarada? Nanadaime-sama bilang dia sudah punya cucu darinya."

Sarada mendesah saat sekelompok gadis lagi-lagi membicarakannya. Dengan segara Sarada mengambil beberapa bungkus ramen dan makanan ringan. Memasukannya ke keranjang, tapi naas nya antrian kasir lebih panjang dari dugaannya.

"Hah? Sungguh? Bukankah itu hanya anak alien?" Teman gadis2 di belakangnya terpekik.

"Apa maksudmu! Bukan dengan Boruto tapi dengan alien? Aku berarti masih ada kesempatan bersama Boruto-kun Kyaaa~."

-Enyah kalian!!-

"Kau tidak akan mendapat kesempatan. Boruto mencium Sarada di depan Amado saat mengembalikan bayi alien itu ke asalnya."

"Apa?! Aku sungguh iri."

"Iri pun percuma, Kau shinobi biasa bukan keturunan bangsawan Uchiha."

"Betapa tidak adilnya dunia. Eh? Bukan kah itu Uchiha Sarada." Bisik salah satu gadis. Sarada merapatkan tudungnya.

Merasa ketahuan, Sarada melupakan keranjang belanjaannya dan segera keluar dari toko.

Gadis-gadis yang menunjuk salah satu wanita berambut pendek dengan dresscode merah itu menoleh terganggu dengan seseorang berpakaian serba tertutup yang membuang keranjang di depannya dan kabur.

"Ada apa dengan orang itu?" gerutunya pelan.

"Mana Sarada??" Teman gadis itu memincing pada arah telunjuknya."Itu bukan Sarada, bodoh. Wanita itu terlalu tua."

"Ahh.. ternyata bukan."

*****

Boruto sedang melaporkan misi menganai portal yang di tanganinya dengan Sarada 4 hari lalu.

"Aku sudah menghancurkannya. Butuh waktu lama, tapi berhasil. Untuk selanjutnya, aku akan berkelana di Negara Petir sekitar Kirigakure. Mungkin akan memakan waktu 1 tahun dan-"

"dan kau akan membuatku bertengkar terus dengan Kaa-san mu karena membuat putranya tidak pernah di rumah." Naruto menatap malas. Lelaki paruh baya itu menopang wajahnya dengan sebelah tangannya, mendelik kesal pada Boruto.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang