Chap.1 Yuki No Hana

658 75 14
                                    

Malam itu, awan gelap menyelimuti langit di atas istana. Tampak butiran salju turun bertebaran di bawah tanah yang di selimuti es. Pertengahan musim dingin memang selalu seperti itu. Cuaca yang ekstrim, Suhu yang ekstrim. Tak ada orang bodoh yang akan suka rela keluar dari rumahnya di tengah cuaca serba tidak enak ini. Kecuali dua orang.

Uchiha Sarada, dengan baju yang terlalu tipis untuk musim salju terlihat mengayunkan katananya menebas setiap butiran es yang berani jatuh di hadapan wajahnya. Tubuhnya bergerak lincah di tengah hawa dingin yang mencekam. Rambut sebahunya berkibaran di setiap hentakan kepalanya yang seirama dengan tebasan katananya.

Sebagai ketua prajurit keamanan istana, Sarada harus selalu prima dalam cuaca jenis apapun. Musuhnya tak akan menunggu hingga musim semi, jika memang mereka memutuskan menyerang istana malam ini juga.

Sementara satu orang lainnya, Tampak merapatkan jubahnya dengan tubuh gemetar berusaha kembali ke kediamannya.

"Aaargggg~ Dinginn... " Jika bukan karena Otou-sama nya, Kaisar Negeri ini, Uzumaki Naruto yang bersikeras menyelesaikan permasalah kerajaan hingga larut malam begini, Orang itu pasti sudah berbaring di kamarnya dengan segelas coklat panas dan perapian yang menyala.

Orang itu, Putra Mahkota Negeri ini, Uzumaki Boruto, mengernyitkan wajahnya yang sudah hampir membeku saat melihat Seorang yang di kenalnya bermain pedang di halaman istana.

"Sarada?" Boruto bergumam menyadari siapa gadis itu. Dia berhenti berjalan dengan wajah melongo tak percaya. Gadis tangguh yang sangat keras kepala itu masih saja memikirkan tentang kewajibannya walau di tengah cuaca ekstrim. "Ku pikir Pak Tua itu saja yang gila menyuruh menteri rapat hingga malam di tengah musim dingin."

Boruto berniat menghampiri gadis itu. Menyeretnya kembali ke asrama kemiliteran dan menyuruh para anak buah gadis itu untuk menguncinya agar tidak merepotkan jikalau gadis itu pingsan dan di temukan membeku saat pagi nanti. Tapi mengingat keras kepalanya Sarada, Boruto menggeleng. "Jangan berurusan dengannya. Ingat ranjang dan perapian yang tengah menunggumu, Boruto!" Ujarnya mengingatkan diri sendiri. Berurusan dengan Sarada yang sedang latihan, sama saja dengan menunda kenyamanan dirinya sendiri.

Namun, Saat dirinya baru 2 langkah menjauh dari tempat itu. Sarada memekik, gadis itu terpeleset saat melakukan tendangan dan lompatan ke udara. Tubuh Boruto tak dapat mendengarkan pikirannya lagi. Dia langsung berputar balik menghampiri gadis itu.

"Kau tidak apa-apa?" Boruto bertanya dengan wajah datar. Tak perlu repot-repot bersikap ramah pada gadis yang juga tak pernah ramah.

Sarada mendongak. Boruto berdecak menyadari seberapa merah wajah gadis itu.

"Sedang apa kau disini?" Sarada bertanya ketus. Boruto bahkan tak terkejut lagi ketika gadis itu menepis uluran tangannya dan memilih berdiri sendiri.

"Yang jelas bukan bermain pedang seperti orang tidak waras yang tidak sadar wajahnya sudah hampir membeku sempurna." Gadis gila, Boruto memaki dalam hati melihat pakaian Sarada. Gadis itu hanya memakai kaos latihannya. Hanya Kaos.. Kaos..

Boruto lagi-lagi tak dapat mengendalikan tubuhnya yang melepas syal yang di pakainya. Juga jubahnya dan memakaikannya pada Sarada

"Aku tak membutuhkannya." Sarada mengeluh.

"Gzz.. Kau tidak lihat aku sedang tidak dalam kondisi baik untuk meladenimu berdebat?"

Sarada bukannya takut pada ketegasan Boruto, gadis itu malah mendengus saat Boruto terbersin karena udara dingin. "Cepat kembali ke kamarmu. Kau yang hampir membeku."

Tak mendengar kesinisan Sarada. Boruto mengandeng tangan gadis itu dan menyeretnya ke istananya.

"Boruto!"

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang