Remember Me (Chap. 6)

541 88 17
                                    

"Aku tidak di culik, Papa..." Sarada bersikeras saat Sasuke memaksanya mengakui bahwa Boruto menculiknya.

"Kawaki melaporkan kepada Hokage Penjahat itu menculikmu,Sarada." Sasuke bersikeras.

"Papa lihat sendiri. Apa tampangku seperti orang yang sedang di culik?" Sarada merentangkan tangannya. Memperlihatkan dirinya yang amat sangat baik-baik saja. "Dia bahkan membebaskanku berkeliaran semauku."

Sasuke menyelidik. "Lalu bagaimana kau bisa sampai bersamanya?"

"Dia menyelamatkanku." Sarada mengakui.

"Bagaimana bisa?"

"Saat itu aku hanyut di sungai. Boruto melihatku dan menyelamatkanku. Awalnya aku tidak mengenalinya. Lebih tepatnya, Aku tidak mengingat apapun bahkan alasan kenapa aku bisa berakhir di sungai."

Sasuke tanpa kata meraih wajah putrinya. Memeriksa seluruh tubuh Sarada."Kau baik-baik saja?? Sungguh?"

"Aku baik-baik saja, Papa. Sungguh."

"Kau tak sadarkan diri di sungai apa maksudmu baik-baik saja?! Mungkin Dia yang membuatmu jatuh ke sungai dan berpura-pura menyelamatkanmu."

Sarada menggeleng. "Terakhir aku hanya mengingat suara Wanita. Dia membicarakan Kawaki yang tidak dapat menjadi putra Nanadaime jika Boruto ada, jadi dia menyingkirkan Boruto."

"Hah?"

"Aku juga tak paham apa maksudnya, Papa. Tapi aku punya firasat pembicaraan itu sesuatu yang tak boleh aku dengar. Dan mereka yang menyerangku hingga aku jatuh ke sungai itu."

Sasuke tampak menelaah perkataan Sarada. Dia mulai percaya bahwa putrinya tidak di culik oleh pengkhianat itu, tapi jelas ada orang yang ingin mencelakakan Sarada. Sasuke tak akan berdiam diri sampai dirinya berhasil menemukan orang itu.

"Kau yakin bukan Boruto yang berusaha mencekaimu?" Tanya Sasuke.

Sarada mengangguk. "Dia menjagaku,"

"Penjahat itu?" Sasuke berkata sangsi. "Kenapa dia tak mengembalikanmu ke Konoha. Atau mengingatkan siapa dirimu jika memang dia tak seberbahaya yang kau bilang."

Sarada menggerutu dalam hati. Dia tak bisa menyebut Boruto tak berbahaya terlebih setelah monster dalam diri lelaki itu yang melukainya semalam. Tapi jika itu tentang Boruto..

"Ku rasa dia tak bisa mengatakannya. Maksudku apa yang akan dia katakan? Kalau dia missingnin desa? Atau dia orang yang membunuh Nanadaime?" Sarada menggeleng.

Sasuke menyipitkan mata, menyelidik. "Sarada, jangan bilang..kau menyukainya?" Sasuke menebak dengan tepat. Wajah Sarada memerah panik membuat Sasuke menggeram kesal. "Demi tuhan, Uchiha Sarada! Dia kriminal. Bagaimana bisa kau—"

"Aku tidak bilang begitu! Lagi pula, Mama juga mencintai Papa saat Papa menjadi Missing-Nin. Apa salahnya?"

Sasuke menatap Sarada tak percaya. "Kau membandingkan aku dengan bajingan itu!" Nada suaranya meninggi. Sarada serba salah sekarang.

"Bukan begitu Papa.. Dia tak seburuk itu." Bahkan Papa jauh lebih buruk, setidaknya Boruto tidak secara sadar ingin membunuhnya.

Andai saja Sarada bisa mengatakan itu. Tapi Sarada tidak mau dikutuk oleh Papanya ini karena kurang ajar. Gadis itu lebih memilih diam dan menunduk dalam saat Sasuke menggemeletukkan giginya.

"Aku tidak peduli lagi. Sudah cukup apapun yang kau lakukan. Sekarang kemasi barangmu, kau pulang bersamaku." Sasuke menarik tangan Sarada. Gadis itu menahannya.

"Papa~ Boruto sungguh berbeda dari yang orang lain bilang. Aku bahkan ragu dia melakukan semua kejahatan yang dituduhkannya."

"Kau bodoh jika jatuh cinta. Seperti Mamamu."

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang