"KATAKAN SIAPA DIRIMU?!"
Gebrakan meja menggema di ruangan sempit yang digunakan Konoha untuk mengintrogasi.
Lelaki itu terduduk tenang dengan tangan terikat di belakang. Sarada sejak awal tak beranjak dari ruang monitor, gadis itu tak dapat melakukan apapun saat pihak kepolisian Konoha membawa anak laki-laki yang di temuinya di lokasi ledakan ke pihak introgasi Konoha. Ibiki-san langsung mengambil alih lelaki dari antah barantah itu dan mulai introgasinya. Menduga lelaki itu adalah jelmaan salah satu Otsutsuki lain yang ingin mencoba menguasai Bumi.
"Kenapa mereka harus membawanya kesini?" Tanya Sarada. Ada perasaan tidak tega melihat anak itu di bentak-bentak. Sarada jadi teringat Boruto yang juga pernah di perlakukan dengan kejamnya bertahun-tahun lalu.
"Dia muncul entah dari mana. Dan saat Bibi Ino dan timnya mengecek chakra lelaki itu. Mereka tidak menemukan data apapun tentangnya. Tapi dia berkata dia dari Konoha. Bukankah patut di curigai?" Ucap Chou Chou di sebelahnya.
Sarada tau lelaki itu mencurigakan. Tapi.. Ketika gadis itu menatap wajah lelaki itu, Sarada memiliki keyakinan bahwa lelaki itu tidak berbahaya.
Gebrakan keras lagi-lagi terdengar. Ibiki sudah mencengkram kerah lelaki itu. Sarada tak dapat menahan dirinya untuk mendobrak pintu itu. Memasuki ruangan dengan semua pasang mata yang langsung tertuju padanya. Termasuk mata biru lelaki itu. Sarada terpaku.
"Ano..." Sarada menautkan telapak tangannya di depan dada. Terlalu gugup untuk berkilah. Kakinya membawanya masuk ke ruangan itu secara spontan. Dia tak memikirkan apapun lagi kecuali mencegah Ibiki memukul lelaki itu. "Bukankah lebih baik kau mengobatinya dahulu Ibiki-san? Dia sedikit demam saat ku periksa tadi."
"Hanya sedikit." Ibiki berkata dingin. "Bukan hal yang serius."
"Walau begitu, untuk berjaga-jaga.. Maksudku— akan lebih berbahaya jika dia membawa virus mematikan di Konoha bukan, Ibiki-san?" Sarada menyelak. Ibiki tampak berfikir. Dia tak tau apa-apa soal medis. Tapi mendengar penuturan Sarada, Ibiki melonggarkan bahunya.
"Panggil Sakura-san untuk memeriksanya disini. Ku beri waktu 30 menit." Ucapnya sebelum meninggalkan ruangan.
"Aku bisa memeriksanya sendiri Ibiki-san. Jangan khawatir."
Ibiki menyelidik Sarada. Berfikir sebentar sebelum mengangguk kembali. Setelah tim introgasi meninggalkan ruangan itu. Keadaan menjadi canggung -bagi Sarada- saat dirinya hanya berdua dengan lelaki itu. Sarada memberanikan diri melirik ke arahnya, Dan lelaki itu juga tengah menatapnya dengan raut wajah berfikir yang terlihat familir.
"Siapa namamu?" Sarada tak mengerti kenapa bertanya hal itu. Bahkan Ibiki pun yang sudah menanyakannya puluhan kali tidak lelaki itu jawab.
"Minato." Suara lelaki itu pelan namun masih dapat di dengarnya. Sarada melebarkan bola matanya mendapati respon lelaki itu, senyumannya merekah di wajahnya. Sebelum netranya menangkap kembali logo klan di pungung lelaki itu yang serupa dengan miliknya.
"Minato Uchiha Eh?" Sarada bertanya lagi. Gadis itu melangkah ke belakang Minato, meraih ikatan tangan yang mengekang Minato dan melepaskannya. "Namamu mirip dengan Hokage ke-4 Konoha. Aku rasa orang tuamu mengidolakannya."
Minato tak menjawab. Lelaki itu mengelus pergelangan tangannya yang baru di bebaskan.
"Dari mana asalmu Minato-kun? Eh.. Boleh aku memanggilmu begitu? Aku hanya tau klan Uchiha berasal dari Konoha saja. Papaku tidak pernah memberi tauku klan dari desa lain."
Minato kembali menatapnya lagi. Dari jarak yang lebih dekat ini, Sarada baru menyadari tatapan lelaki itu terlalu sendu untuk bentuk matanya yang tajam. Seakan lelaki itu amat kesepian dan banyak menyimpan kesedihan. Dan Sarada tidak tau mengapa ada dorongan untuk memeluk Minato. Bsruntung akal sehatnya menahannya melakukan tindakan irrasional itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)
Fiksi Penggemar21+ Rated M. Kumpulan Short Story Boruto Sarada List: 1. Come Back To You (End) 2. Boruto's Wet Dream (End) 3. Sarada's Wet Dream (End) 4. Sayembara Konoha (End) 5. Pengadilan Konoha (End) 6. Rank 'S' Mission: Membuat Sarada Cemburu (End) 7. The Ti...