Remember Me (Chap. 7)

623 87 26
                                    

Ada satu kutipan di novel dark romance yang Sarada pinjam dari Chou Chou.

'Apapun dosanya akan ku maafkan, kecuali selingkuh.'

Awalnya Sarada merasa gadis di novel itu gila saat menerima laki-laki yang sudah menodai tangannya dengan banyak darah, menyiksanya dengan sedemikian rupa tapi masih dia cintai juga.

Pernah ketika dia membahas cinta dengan Mamanya. Siapa sangka Uchiha Sakura punya kisah yang juga menjurus ke arah dark romance . Papanya, sewaktu muda, kehilangan jalan dan berkali-kali mencoha membunuh Mamanya. 2 diantaranya genjutsu. Dan betapa Sarada tercengan saat Mamanya bilang masih mencintai Papanya. Tak pernah hilang sedikitpun.

Sarada hanya melongo dan yakin dirinya tidak segila wanita-wanita itu pada lelaki brengsek yang memberinya cinta. Hingga saat dia bertemu Boruto.

Sarada mulai tidak waras berfikir jikalau analisisnya salah tentang ingatannya yang kacau. Jikalau Boruto benar peengkhianat Konoha. Jikalau dia memang membunuh Nanadaime.

Sarada akan memaafkannya.

"Aku sudah gila." Sarada menggumam dalam hati.

Tapi ada yang lebih gila lagi. Saat Boruto tau Papanya memata-matai mereka. Boruto menghampiri Sasuke dan mengajaknya masuk ke cafe penginapan. Berbicara.

******

Ketika seorang Shinobi bertemu musuh, atau tertangkap musuh saat dalam penyamaran. Akhir dari cerita itu akan selalu menuju pertarungan.

Siapa sangka Uchiha Sasuke akan berakhir duduk dengan ocha hangat di depan lelaki yang telah di cap sebagai kriminal oleh desanya. Tertuduh yang membunuh sahabat baiknya.

Parahnya lagi, putri tunggal yang paling di cintainya, lebih memilih duduk di sebelah lelaki itu di banding di sebelahnya.

Jika orang awam sekilas melihat mereka, orang itu pasti akan langsung berfikir dia seorang ayah yang tidak merestui hubungan putrinya karena memasang tampang galak dengan tatapan membunuhnya ke arah lelaki yang sejak tadi di genggam Sarada.

"Bisa kau lepaskan, Sarada!" Itu bukan seruan protes dari Boruto. Melainkan dari Sasuke yang menatap risih tangan mereka yang bergandengan.

Sarada menarik tangannya. Walau tampaknya Boruto tak keberatan jika gadis itu berlama-lama menyentuhnya. Sasuke beralih pada Boruto yang duduk tenang.

Penampilan lelaki itu mengusik dirinya. Apa-apaan katana dan jubah yang mirip dengannya itu. Dasar penjahay tidak punya style sendiri! Kriminal itu sungguh mengcopy style berpakaiannya. Membuatnya kesal saja.

"Pa.."

"Belum waktunya kau bicara Sarada." Lagi, Sasuke menyela Sarada yang sudah jelas ingin melindungi Boruto. Sarada menunduk dalam.

Perhatian Sasuke teralih lagi pada Boruto yang juga tertunduk. Mata Sasuke memincing tajam. "Kau tersenyum?" Desisan sinis itu terdengar berbahaya.

Boruto mendongak. Merapatkan kedua bibirnya. "Aku tidak bermaksud—Maaf."

Boruto tak menyangka dia akan bertemu panutannya kembali. Melihat Sasuke dan Sarada di dekatnya, Boruto sungguh merasa seperti dia berada di rumahnya sendiri. Gadis di sebelahnya terus merengut berusaha menghentikan Papanya untuk mengintimidasi lelaki di sebelahnya, walau Boruto tak merasa terintimidasi sama sekali.

"Papa berhenti melotot. Kau tidak lelah?" Sarada bungkam kembali saat pelototan itu mengarah padanya.

'Tunggu.' Boruto menoleh cepat pada Sarada. Alisnya bertaut. Sudah 2 kali gadis itu memanggil Sasuke dengan semestinya. Bukankah, Sarada hilang ingatan?

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang