Pengadilan Konoha Chap.12

589 46 3
                                    

"Sarada.. Sarada.... " Boruto terus bergerak.

Sarada bagai patung yang tak bernyawa. Dengan ekspresi datarnya dan lelahan air mata yang masih mengalir dari pelupuknya, Sarada pasrah dengan segala yang di lakukan lelaki itu sesuka hatinya.

Tak ada suara manja. Tidak ada debaran memabukan. Juga, tidak ada kenikmatan di wajah cantiknya yang tampak menyedihkan.

*****

Setelah semua usai. Lelaki itu seakan baru tersadar. Dirinya menyakiti gadis itu. Sarada menangis tanpa suara, dengan tubuh bergetar, menyingsut memeluk dirinya sendiri begitu Boruto melepaskannya.

Boruto mendekat.

"Berhenti disana!" Sarada berseru lemah dengan suaranya yang bergetar.

"Sarada.. aku—"

Sarada menggeleng tak ingin mendengar apapun dari lelaki itu. Gadis itu membuang wajahnya agar tak bersitatap dengan Boruto.

Perasaan bersalah menghantui Boruto. Lelaki itu bersimpuh di depan Sarada. Menunduk dalam. Tak ada yang bicara. Boruto tak ingin membuat hati gadis itu semakin sakit. Karenanya, Dia akan di posisinya, berlutut bahkan jika perlu bersujud untuk pengampunan gadis itu.

Entah sudah berapa jam terlewat. Sarada sudah mulai dapat mengatur emosinya. Boruto masih tertunduk di lantai itu. Melihat lelaki itu, tubuhnya kembali bergetar ketakutan. Sarada merasa dirinya sangat tidak berharga dan yang lebih menyakitkannya Boruto yang membuatnya merasa seperti itu.

Boruto menyadari Sarada menatapnya mendongak. Hatinya tercubit melihat pancaran ketakutan itu. Dengan berani, Boruto meraih tangan Sarada. Gadis itu berjengit menarik tangannya. Tapi Boruto menahannya, mencium punggung tangan gadis itu lama.

Sarada mengerjap. Lelaki itu mulai dirinya kenali lagi. Ya.. begini lah Boruto. Yang berlaku manis padanya. Yang menjunjungnya setinggi mungkin. Menjaganya dengan nyawanya. Bukan seperti tadi. Sarada menggigil.

"Maafkan aku." Kata Boruto menatap Onyx yang sedikit melembut itu. "Ada seorang anak, dia terlihat di perdaya karena itu aku ingin menolongnya tapi ternyata dia sekongkol dengan penjahat itu dan menyuntikan sesuatu yang membuatku kau tau.. menginginkanmu. Aku berusaha menahan diri, sungguh aku tak ingin menyakitimu Sarada." Boruto berujar lirih menggelengkan kepala. "Tapi kau ribuan kali terlihat lebih cantik. Tubuhmu. Semua yang ada padamu. Terasa sangat sakit di bawah sana dan seakan aku akan mati jika tak melakukannya detik itu juga."

Boruto menaruh kepalanya di atas pengkuan Sarada. Gadis itu dapat merasakan ke kalutan sang Lelaki sambil berusaha mencerna penjelasan Boruto yang amat tak ter struktur itu.

"Aku ingin berendam."

Boruto mendongak. Mengerjap beberapa kali pada respon gadis itu.

"Aku ingin berendam air panas." Sarada mengulangi perkataannya.

Kali ini Boruto tak merasa salah dengar pada ucapan itu. Boruto mengangguk, merasa bodoh. Dia memperlakukan Sarada dengan sangat kasar tadi. Boruto tak sebodoh itu melihat wajah tak nyaman Sarada dan ringisan kesakitan gadis itu setiap menyatukan kakinya.

Boruto menyelipkan lengannya di belakang lutut Sarada dan punggungnya. Mengangkat Sarada dan berjalan ke arah kolam yang berisi air panas.

"Aku akan merawatmu." Boruto menggosok punggung gadis itu lembut. Sarada membiarkan Boruto melakukannya. Membersihkan dirinya dan juga lelaki itu sendiri.

Sarada merasa dirinya lebih rileks. Rasa sakit di bagian bawahnya mulai membaik. Baru saja Sarada akan berdiri tapi Boruto menarik gadis itu mendekat. Lelaki itu melingkarkan tangannya ke pundak Sarada. Merebahkan kepala kuningnya di pundak Sarada.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang