The Time When Im With You (Chap.6)

590 58 0
                                    

Boruto tidak tau dunia macam apa tempat yang mirip Konoha ini. Dunia yang seolah normal, memberinya banyak hal yang seharusnya dia tak miliki. Boruto menjadi teringat dengan penjelasan lini waktu masa depan Kashin Koji saat mereka pertama bertemu sesaat setelah dia di usir dari Konoha.

'Mungkinkah..' Dirinya terlempar ke masa depan dengan lini waktu dengan masa lalu yang berbeda dari dunianya?

Dunia yang kompleks, kejadian dan kemungkinan yang saling bersinggungan. Boruto yakin ada sesuatu yang membuatnya tertarik ke dimensi ini. Dan yang jelas, dia harus segera kembali ke tempatnya berasal. Membuat orang-orang tercintanya yang masih terjebak dalam kekacauan dunia mnjadi bahagia seperti di dunia ini.

"Aku harus menyelidiki markas Kara." Semua masalah di dunianya di mulai dari organisasi itu. Walau organisasi itu tidak ada di dunia ini, setidaknya markas mereka masih ada bentuknya, Boruto merasa akan menemukan petunjuk disana.

Selesai dengan analisisnya, Boruto berdiri dari ranjang tempatnya terpekur selama berjam-jam, memikirkan kemungkinan-kemungkinan dan rencana yang dapat dia lakukan. Segera dirinya membuka lemari, mengambil jaket dan jubah kebanggaannya. Namun,

Baru saja Boruto akan melangkah meninggalkan rumah itu. Saat Boruto membuka pintu, mata bulat berwarna biru cerah menyambutnya dengan tatapan bertanya.

"Sanada!"

"Papa mau kemana?" Gadis itu menekuk bibirnya cemberut.

Sanada mengamati penampilan Boruto, jelas sekali Papanya akan pergi saat itu. Padahal Mamanya juga baru saja berangkat misi sembari mengantarnya ke akademi tadi. Sanada merengut dalam hati, Hari-harinya sebagai anak terlantar yang selalu ditinggal pergi kedua orang tuanya yang super sibuk itu pasti akan di mulai kembali. Padahal dirinya baru merasa bahagia punya orang tua yang perduli.

Sementara Boruto tergagap mencari-cari alasan.

"Pergilah. Jangan hiraukan aku." Sanada menghela nafas berat, tertunduk melewati Boruto yang keheranan dengan kemurungan gadis itu.

Boruto merasa bersalah dengan wajah murung gadis itu, Tapi ingatannya bekerja kembali, Boruto mengerutkan alisnya menoleh pada Sanada. 

"Kau tidak jadi pergi karyawisata? Sepertinya pagi tadi Mamamu mengantarmu untuk pergi kesana."

Sanada berbalik menghadap Boruto. Mengangkat sepasang sepatunya yang jebol. Tidak, bukan jebol—Boruto jelas melihat sayatan di sepatu itu. Sayatan yang besar, seseorang sengaja merusak sepatu putrinya. Kekesalannya muncul melihat itu. Lelaki itu menatap Sanada serius.

"Siapa bedebah itu?! Beri tau Papa sekarang, Sanada!" Dadanya terbakar melihat perundungan yang dialami putrinya. Persetan dengan harga diri Sanada yang ingin menyelesaikan masalahnya seorang diri. Boruto tidak terima jika anaknya di rundung terang-terangan. 

Boruto tanpa sadar ingin memerankan perannya sebagai Ayah di dunia ini.

"Ke-Kenapa Papa ingin tau?" Sanada berkata ketus. "Bukannya Papa akan melakukan misi, Cepat pergu saja sana."

"Kenapa?" Nada suara Boruto melengking. Seakan itu pertanyaan paling tak masuk akal. "Tentu aku tak ingin seseorang menganggu putri berhargaku. Beritau siapa orangnya sekarang! Siapa dia Sanada!"

Boruto mulai kehilangan kesabaran. Dirinya melangkah menuju Sanada dan mencengkram bahu gadis itu. Sanada tergagap melihat kemarahan Papanya.

"Papa aku bisa mengatasinya sendiri." Cicitnya ngeri.

"Tidak—"

"Sanada." Boruto dan Sanada menoleh pada asal suara itu. Seorang anak lelaki sepantaran dengan Sanada berdiri di ambang pintu yang masih terbuka.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang