Precious Partner Chap.4

887 105 30
                                    

"Boruto, ada bayi!"

Sarada menunjuk sosok mungil yang menangis di bawah kakinya.

Boruto menarik Sarada berlindung di belakang punggungnya. Lelaki itu mengambil pedangnya dan akan menghunuskan pada sosok mungil itu. Sarada menahan lengan Boruto,

"Apa yang kau lakukan?" Tanya gadis itu membelalak tak percaya atas respon sadis Boruto terhadap sosok mungil itu.

"Kita tidak tau itu makhluk apa, Jangan asal sentuh!"

Sarada menautkan alis ke arah lelaki itu.

"Dia hanya Bayi, apa yang bisa di buat? Menyakitiku?" Sarada mendengus mengangkat sosok mungil itu yang terbilang tenang menatapnya dalam gendongannya.

Tatapan abu-abu itu memperhatikan Sarada,

"Bagaimana kau bisa sampai sini? Apa portal itu menariknya masuk dan membuatnya pindah sejauh ini?"

"Itu lebih baik dari pada kau yang tertarik," Boruto menyeletuk di hadiahi lirikan sinis Sarada. "Bagaimana kita mengembalikannya pada orang tuanya?" Tanya Boruto acuh, lelaki itu sempat-sempatnya menoel pipi gembul makhluk kecil di gendongan Sarada.

Bayi dalam gendongan Sarada terkekeh lucu melihat Boruto, tangan kecilnya menggapai-gapai jari besar Boruto.

"Oh, ku rasa dia menyukaimu." Sarada berkomentar. Lelaki itu mendecih membuang wajahnya yang mendapat kerlingan mata Sarada. Sarada tertawa.

Gasph~

Tubuh bayi itu terlihat mengendur bak benda cair yang meleleh, Sarada terkejut hampir saja melepaskam gendongannya.

"Ada apa?" Boruto menoleh khawatir. Gadis itu tampak pucat menatap sosok di dekapannya dengan mata membeliak bulat.

"B-boruto!"

Ketika lelaki itu mengintip di balik kain kekang sosok itu, Boruto tak dapat menahan keterkejutannya. Mata yang semula berwarna abu-abu mejadi Biru serupa dengan warna matanya, Sementara rambut yang semula berwarna perak perlahan menghitam. Kumis kucing tipis di pipi gembul itu menarik Boruto pada satu spekulasi ekstream.

"Buang itu Sarada! monster itu pasti milik Otsutsuki." Sarada gelagapan mendengar perintah ofensif Boruto.

Seperti mengerti dirinya di juluki Monster, Bayi itu menangis lebih kencang lagi dari sebelumnya. Angin kencang datang menyapu wilayah itu tiba-tiba. Secara spontan, Boruto bergerak mendekat pada Sarada.

"Kau tidak akan menaruhnya?" Boruto meninggikan Suaranya pada Sarada yang masih tampak berfikir, alis gadis itu turun mendadak merasa sedih mendengar tangisan Bayi itu. "Sarada! Dia bahkan meniru wajah kita!"

"Kau diamlah, dia menangis karena mendengar suaramu!" Sarada memekik, membawa bayi itu menjauh dari Boruto, tak paduli angin kencang yang menjatuhkan daun-daun dari pohonnya.

Boruto yakin, perubahan cuaca yang tiba-tiba ini akibat dari Bayi itu. Namun nampaknya Sarada telah terpikat. Gadis itu menggoyangkan dekapannya, Membuat sosok itu menghentikan tangisnya menggeliat nyaman. Tak lama, seiring tangisannya berhenti, Angin di sekitar mereka menghilang begitu saja. Sarada mendongak pada Boruto yang berdiri beberapa meter darinya.

"Ku rasa dia tertidur." Ujar Sarada mengerjap polos. Boruto berjalan mendekat, mengambil sosok imut itu dari Sarada.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Boruto. Sarada merentangkan tangannya tersenyum tipis. Menandakan dirinya tak tergores sedikitpun sementara di pipi kiri Boruto, ada goresan tipis dari daun yang berterbangan kencang tadi. Sarada mengusap darah itu.

"Spekulasiku, dia menciptakan angin itu saat menangis."

Boruto bernafas lega mengetahui Sarada sepemikiran dengannya.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang