Kembali Padamu Chap.8 End

1.2K 70 7
                                    

!!!21++!!!

"Aku-Aku apa?"

"Kau hamil Sarada... Wahh Sakura akan sangat senang di atas sana." Mata Ino berkaca-kaca. Wanita itu tak dapat menahan dirinya untuk memeluk gadis yang masih terpaku. Sebelum tubuhnya tertarik oleh Boruto yang memisahkan mereka.

"Terimakasih informasinya Bibi." Boruto membungkukkan badannya lalu pergi dengan tangannya yang menggendeng Sarada, menghilang dengan hiraishin miliknya.

Meninggalkan Ino yang masih belum selesai dengan rasa harunya.

*****

"Sarada..."

"Hime..."

"Oku-san.."

"Uchiha Sarada!"

"Urusai Boruto! Diamlah, Biarkan aku berfikir." Sarada jengkel di panggil sedari tadi. Gadis itu termenung menatap jendela, menatap hamparan langit cerah di luar sana.

Boruto yang terduduk di sofa karena Sarada tidak ingin lelaki itu menganggunya, mendekat.

"Berfikir apa? Berbahagialah.. Aku seperti orang jahat yang bahagia di atas ke kalutanmu."

"Aku hanya berfikir. bukan kalut." Ujar Sarada. Onyx nya masih tak lepas dari langit-langit itu. Memcari jejak jejak etinitas yang di rindukannya.

'Mama.. Papa... aku..'

Dada Sarada sesak oleh rasa rindunya. Boruto seakan mengetahuinya merangkul gadis itu. Ikut memandang langit.

"Master!! Bibi Sakura!! Tou-chan!! Aku akan menjadi Ayah." Boruto berteriak seakan berbicara pada mendiang orang tua mereka.

Sarada terkejut mendengar suara menggelegar lelaki itu. Sekejap panik takut menganggu pasien lain. Beruntung ruangan rawat Sarada kedap suara.

"Boruto.. ini rumah sakit-" Bibirnya terbungkam oleh bibir Boruto. Sarada tak berkuasa atas tubuhnya yang melunak, hatinya yang menghangat, menutup kedua matanya saat suaminya menangkup tangannya di wajahnya, membelainya lembut dengan kecupan-kecupan manis pada senja itu.

"Terimakasih.." Boruto berujar lembut. Menatap binar di bola mata biru itu dan senyum bahagianya membuat Sarada ikut tersenyum. Boruto mengecup jidat Sarada, kecupan yang dalam dan syarat makna. Sebelum menarik gadis itu dalam pelukannya.

"Aku akan menjaga kalian."

Sarada merengut di dalam dekapan Boruto , mendengar perkataan lelaki itu.

"Dengan tak membiarkannya menjadi Shinobi?!"

Boruto terkekeh, Sarada dapat merasakan lelaki itu menggeleng di pundaknya. "Aku punya cara lain. Cara yang sama dengan Papamu."

"Huh??" Sarada akan menuntut jawabannya namun Boruto mendekapnya lebih erat, bersandar pada bahu kecil itu, mengistirahatkan kepalanya yang sedang menyusun rencana licik.

Tidak akan ada yang akan hidup nyaman jika sudah menyentuh wanitanya dan anak-anaknya. Boruto pastikan orang itu akan menerima nerakanya secepat mungkin.

*****

Malam hari di konoha tidak secerah sorenya. Gerimis kecil turun tiba-tiba. Tapi tetesan air yang menjatuhi tanah bumi itu terlihat indah di mata Sarada. Gadis itu masih berdiri di jendela kamar rumah sakit. Jendela yang besar khas kamar vvip. Sarada bersyukur dia memiliki Suami yang kaya. Dia tak harus membayar dengan uangnya sendiri. Sarada terkekeh dalam hati.

"Aku akan meminta mereka memindahkanmu ke ruangan tanpa jendela jika kau masi tak mendengarkanku." Kata Boruto, makan malam di meja pasien Sarada sudah mendingin karena sedari tadi gadis itu masih betah berlama-lama menikmati pemandangan.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang