The Time When Im With You (Chap.5)

645 55 2
                                    

Boruto bosan.

Sejak pagi buta lalu Sarada pergi menjalan misi bersama ChouChou, meninggalkannya yang masih di beri jatah libur oleh Hokage ke-8 Karena insidennya terakhir lalu.

Boruto ingin menemui teman-temannya, tapi. Mitsuki masih di inkubator untuk menjalani pengobatannya, Shikadai dan Inojin sedang dalam misi, Bahkan Denki dan Iwabe sibuk melakukan sesuatu di perusahaan Denki.

"Apa kehidupan damai desa selalu semembosankan ini ya~" Gumam Boruto membolak balikam tubuhnya di ranjang. "Rasanya sejak dulu aku tidak bisa diam di rumah seharipun."

Jika bukan karena ancaman Sarada pagi tadi, Boruto mungkin sudah kelayapan seperti yang biasa dia lakukan di masa kecilnya dulu.

"Ingat pesanku, Anata. Jemput Saruto di rumah Kachan pukul 3 sore. Lalu cuci baju dan siapkan keperluan Sanada untuk karyawisatanya besok pagi. Aku sungguh amat sangat mengandalkanmu."

Sarada mewanti-wantinya berkali-kali sebelum wanita itu memberi ciuman perpisahan. Dan Boruto sudah menyelesaikan yang di suruh wanita itu sejak 2 jam lalu. Sekarang dia tak tau harus melakukan apa lagi.

Hampir tertidur karena kebosanan, Boruto samar-samar mendengar suarai kunai dan suriken yang beradu. Lelaki itu bengun dari posisi tidurnya, menajamkan pendengarannya.

Sringg

Trang

Trang

Suara itu berada di halaman belakang rumahnya. Boruto keluar dari kamar. Menyusuri dapur yang menghubungkan halaman belakang rumahnya. Disana seorang gadis dengan masih mengenakan seragam sekolahnya tampak fokus melempari berbagai alat ninja di kantung ninja yang Boruto tau milik Sarada.

Boruto membuka pintu seret halaman belakang rumah itu. "Sanada?"

Gadis itu, Sanada terkejut Boruto memergokinya berlatih. Keterkujatannya membuatnya tanpa sadar mundur dan tersandung bebatuan.

"Kyaa~"

Secepat kilat Boruto berteleport di belakang putrinya. Menyangga tubuh kecil itu agar tak membentur lantai. Suriken dan kunai yang di pegang Sanada jatuh tertancap di lantai. Boruto melotot menyadari alat itu asli bukan sebuah tiruan.

"Kau menggunakan alat ninja Sarada?"

Sanada menegakkan tubuhnya berdiri.

"Sanada kau tidak boleh melakukan di usiamu." Boruto berubah menjadi secerewet dulu jika sudah menyangkut putri kecilnya itu. "Dan apa-apaan seragammu. Kenapa begitu kotor?"

Seragam Sanada basah oleh air kotor. Boruto menduga itu air tinta dan cat di rambut gadis itu. Sesuatu dalam pikirannya menyadarkannya akan sesuatu. "Apa ada yang merundungmu di akademi?" Tanya Lelaki itu kahwatir.

Sanada menoleh cepat, rahangnya mengeras. "Bukan urusanmu!" Ketus gadis itu, walau begitu Boruto dapat melihat mata gadis itu berkaca-kaca. Seketika perasaan kesal mengerubungi hatinya. Siapapun orang yang membuat Sanada kacau seperti ini, Boruto ingin menguburnya hidup-hidup.

"Siapa dia?"

"Kau mau apa jika tau? Membelaku?." Itu yang memang akan Boruto lakukan tapi sepertinya Sanada tidak setuju. "Mereka akan terus melakukannya karena aku lemah. Ini semua salah Papa! Bahkan untuk membiarkanku berlatih tehnik sederhana saja kau tidak memperbolehkannya. Papa dan Mama, Aku benci kalian!" Sanada meninggikan nada suaranya. Melihat Boruto menatapnya kasihan membuatnya jengah. Gadis itu mendengus kesal dan menghentakan kakinya berjalan masuk.

Boruto menahan pergelangan tangan Sanada. Lelaki itu menunduk menyejajarkan tinggi mereka.

"Sekalipun kau bisa menguasai suriken dengan baik. Itu tidak bisa di gunakan untuk melawan mereka di akademi. Kau bisa terkena hukuman." Ujar Boruto.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang