Satu-satunya alasan Sarada merasa kecacatan dalam dirinya adalah lelaki yang sedang menunggunya di tempat parkir perusahaannya. Aib terbesar yang dia miliki. Seseorang yang berpotensi merusak kehidupan sempurnanya yang sudah Sarada ketahui seluruhnya 'palsu' saat orang itu memunculkan dirinya di hadapan Sarada belasan tahun lalu.
Sarada melihat Akira di halaman parkir perusahaannya. Gadis itu yang sedang mendengarkan Sumire berbicara memotong kalimat sekretarisnya.
"Aku harus pergi kesuatu tempat Sumire. Maaf, kau pulang saja lebih dulu."
Sumire merasa Sarada ingin bergegas. Gadis bersurai ungu itu mengangguk.
"Baiklah Sarada-sama. Akan ku hubungi untuk sisanya." Sumire menutup jurnal laporannya.
Sarada mengangguk. Saat sekretarisnya berlalu pergi. Sarada memastikan Sumire sudah menghilang jauh dari pandangannya. Tatapan Sarada berubah mengeras menatap lelaki yang menyeringai. Entah bagaimana lelaki itu mengetahui Sarada menatapnya.
"Kau pura-pura buta?" Tanya Sarada dingin.
Akira meringis. "Harus ku lihatkan laporan medisku padamu, Imouto?"
Sarada mengeraskan rahangnya pada panggilan itu. Terdengar seperti umpatan baginya.
"Ini bukan Uchiha Corp. Kau tak bisa datang ketempat ini sesukamu. Aku punya wewenang penuh disini." Ujar Sarada.
"Kau dan Papa sama saja. Kemana aku harus pergi jika dimana-mana wewenang kalian. Menjadi anak haram memang merepotkan. Haruskan ku sebarkan saja ke media?"
Tangan Sarada dalam sakunya mengepal erat. "Apa maumu?" Geramnya.
Akira melebarkan senyumannya. Memerintah pengawalnya mendorong kursi rodanya memasuki mobil Van itu. Sarada mengikuti di belakang.
"Aku tak punya waktu untuk permainanmu. Katakan sekarang!"
"Kenapa? Kau tak sabar bertemu tunanganmu?" Tanya Akira meledek. "Apa dia tau kau gadis kasar yang menelantarkan kakak nya yang cacat seorang diri? Apa dia tau kau yang membuatku cacat? Ah... dia bahkan tak tau kau punya kakak."
Sarada menggebrak body mobil itu kesal. "Sudah ku bilang aku tak punya waktu untuk ocehanmu, sialan." Tatapan matanya setajam elang. Akira tak dapat melihat itu tapi dia merasakan aura berbahaya gadis itu.
Semua orang mengatakan Sarada adalah pribadi yang berbeda saat dia berusia 10 tahun dan setelah usia itu. Akira jadi penasaran, bagaimana jika orang-orang itu tau, dirinya lah penyebab gadis itu berubah.
"Baiklah jika itu maumu." Akira merebahkan diri di kursi mobil saat Pengawalnya memindahkan dirinya. "Berikan aku 15% saham Uzumaki Corp, Aku akan menghilang dari hidup kalian. Kalian tak perlu khawatir Uchiha Sakura mengetahui keberadaanku dan menceraikan Papa. Juga kau tak perlu memberikan matamu padaku."
"Kau gila jika berfikir aku memiliki itu. Sekalipun aku menikah dengannya saham itu tetap miliknya."
Akira berdecak meremehkan. "Kau masih saja bodoh. Kau pikir Papa memaksamu menikah karena apa? Uzumaki Naruto menjanjikan 15% saham perusahaan Uzumaki Corp. Dan Boruto membuat perjanjian dengan Papa agar kau bisa sekolah Mode dengan memberi seluruh sahamnya padamu."
Sarada membelalak. Kakinya mundur selangkah ke belakang terhuyung. Akira memang bermulut besar. Tapi sialnya, semua yang di sampaikan dari mulut lelaki itu tak pernah berupa kebohongan.
Sarada tau tentang 15% saham milik Naruto yang di janjikan pada pernikahan mereka sejak dulu. Dan keberadaan Akira membuatnya merasa tak pernah layak bersama Boruto. Dia dan keluarganya hanya membawa aib pada citra Uzumaki yang bersih.
KAMU SEDANG MEMBACA
21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)
Fanfic21+ Rated M. Kumpulan Short Story Boruto Sarada List: 1. Come Back To You (End) 2. Boruto's Wet Dream (End) 3. Sarada's Wet Dream (End) 4. Sayembara Konoha (End) 5. Pengadilan Konoha (End) 6. Rank 'S' Mission: Membuat Sarada Cemburu (End) 7. The Ti...