Chap 2. Rank S Mission: Rencana Pertama

594 44 2
                                    

Sebagai keturunan klan Hyuga, ada hari dimana Boruto dan keluarganya mengadakan kegiatan sosial. Memberi pengobatan, makan, dan juga kebutuhan-kebutuhan masyarakat di wilayah yang membutuhkan.

Dulu di zaman Kachannya masih kecil, mereka memberi bantuan pada korban perang. Tapi sekarang, mereka membantu daerah tertinggal atau daerah yang terkena bencana alam.

Disaat seperti ini, biasanya Sarada juga hadir, bersama Mamanya membantu di bagian tim medis. Begitu juga teman-temannya yang lain. InoShikaChou, Iwabe, Denki dan Sumire.

Mereka pergi dengan kereta, karena daerah itu ada di wilayah pegunungan utara Konoha. Pagi-pagi buta, keluarga Uzumaki sudah berata di stasiun kereta cepat Konoha.

"Oiii Boruto.." Denki dengan style khas anak konglomeratnya melambai ke arah Boruto. Di belakangnya Iwabe mengikuti dengan wajah bangun tidurnya.

"Kalian disini." Boruto menyapa.

Naruto menghampiri Ayah Denki, mengucapkan beberapa kata terimakasih karena membiayai transportasi dan segala sumbangan untuk korban lainnya.

Disaat itu, Shikadai dan timnya tiba. Lelaki nanas itu mendekat membawa kantongan obat herbal khas klan Nara. "Otousan ku menitipkan ini. Apa Sakura-san belum tiba?"

"Ohh.. Obat herbal klan Nara? Ku dengar itu sangat langka. Hanya keluargamu yang bisa memakannya. Padahal obat itu lebih mujarab dari pengobatan modern lainnya." Kata Denki.

"Memang itu terbuat dari apa?" Tanya Chou Chou mengunyah kripiknya.

"Tanduk rusa."

Uhuk.. Chou Chou tersedak. Tak lama gadis itu mengernyit dengan ekspresi jijiknya. "Menggelikan. Aku kira kau penyayang binatang Shikadai. Ternyata kau tega membunuh peliharaanmu untuk kau jadikan obat."

"Kami tidak membubuhnya, Ini diambil dari tanduk rusa yang mati." Shikadai memberi tau.

"Euhhh.. Itu lebih menjijikan." Inojin mengikuti Chou Chou membekap mulutnya.

Saat asik mengobrol, Naruto menepuk tangannya untuk mengalihkan seluruh perhatian agar tertuju pada Hokage ke 7 itu.

"Ne.. Mina- Apa semua sudah berkumpul?" Naruto bertanya mengabsen anggotanya. "Dimana Mitsuki?" Tanya Naruto.

"Dia tidak jadi ikut Nanadaime-sama. Orochimaru menyuruhnya memberi makan ular-ular peliharaan mereka selama Orochimaru pergi." Kata Chou Chou.

"Eh begitu? Bukannya ular itu bisa mencari makannya sendiri?" Naruto terkekeh aneh.

"Mitsuki bilang mereka baru menetaskan 1000 ular baru. jadi bayi-bayi ular itu butuh banyak perhatian." Chou Chou tersenyum menyampaikan ucapan Mitsuki semalam.

Naruto mengangguk dengan wajah mengernyit aneh, dia tak pernah mengerti pemikiran salah satu Sanin legendaris itu. Dia juga tak ingin mengerti selama tidak membahayakan Konoha.
"Baiklah, sudah lengkap, Ayo kita berangkat." Ujarnya

"Touchan.. Sarada belum datang." Boruto memprotes. Naruto menoleh pada putra sulungnya itu, mengangkat sebelah alisnya.

"Dia bersama Sasuke menyusul di stasiun berikutnya. Kau tidak di beri tau?" Kata Naruto.

Boruto mendengus, bibirnya tertekuk kebawah. Gadis itu tak memberi taunya apapun. Shikadai melihat itu menepuk pundaknya.

"Kau sudah menyiapkan rencana?" Tanya lelaki nanas itu.

Boruto mengangguk. Kali ini sudut bibirnya melengkung ke atas.
"Tentu saja aku sudah menyiapkannya." Seringainya licik.

*****
Sakura banyak membawa ninja medis wanita di kegiatan kali ini. Karena itu dia memilih menunggu kereta di stasiun yang lebih dekat dengan rumah sakit. Melihat keantusiasmean ninja medis Konoha dalam kegiatan sosial ini. Sakura menoleh pada Sarada yang mengucek matanya di samping sang Papa.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang