Remember Me (Chap.4)

590 83 13
                                    

Sarada, walau tidak ingat apapun, merasa dirinya bukan orang yang mudah menilai lelaki dengan kata 'tampan.' Tetapi, lelaki di depannya ini, entah mengapa membuat dada Sarada berdesir dengan perasaan yang juga tak dapat dia artikan.

Gadis itu merutuki kebodohannya. Boruto tampak tercengang dengan kata-kata spontannya saat ini. Lelaki itu mengusap tengkuknya dengan semburat tipis di pipi.

'APA-APAAN LELAKI INI!'

Sarada tak dapat berkata-kata lagi. Boruto tidak hanya membuat Sarada berfikir lelaki itu lelaki tertampan yang pernah Sarada temui tapi juga.. kenapa dia sangat manis bersikap malu-malu hanya dengan sepenggal pujian spontannya?

Kemana pula sikap dingin dan kasarnya? Sepertinya mata Sarada malah semakin rusak setelah menggunakan kacamata itu. Sarada melepaskan kacamatanya.

"Kenapa kau lepas?" Tanya Boruto.

Mengabaikan debaran aneh di dadanya, Sarada berdehem. "H—harganya.. mahal. Aku tak ingin merusaknya." Alasan.

Boruto mendengus menahan tawa. Dan betapa Sarada baru menyadari tangan lelaki itu lembut menyentuh tangannya, —lebih tepatnya, kacamata di tangannya—. Boruto memakaikan benda itu lagi di wajahnya dan sekarang, Sarada jamin wajahnya jauh lebih merah dari semburat tipis di pipi Boruto beberapa saat lalu. Dia dapat melihat wajah Boruto tepat di depannya. Dengan kualitas super HD, Kami-sama. Sarada tiba-tiba lupa caranya bernafas.

Sarada memalingkan wajahnya, mundur beberapa langkah, menghindar. Gadis itu baru bisa menarik nafasnya dalam-dalam sambil memukul dadanya yang dengan kurang ajarnya berdebar.

"Pakai saja. Aku akan membelikanmu lagi jika rusak." Kata Boruto membuat Sarada lebih melongo lagi.

Shit! Husband material!

Sarada mengangkat tangannya. "Tidak.. maksudku.. Ayo. kau bilang harus segera pergi ke suatu tempat." Dia harus segera pergi sebelum bertingkah lebih memalukan lagi.

Ya! Tingkahnya benar-benar memalukan. Bahkan Sarada tak bisa melihat ke dalam mata biru sewarna hamparan langit di atas kepala mereka itu.

Sarada berhenti berjalan.

Mata biru?

Satu fakta yang entah mengapa menarik bagi Sarada. Gadis itu menoleh menatap Boruto ragu. Menariknya, sekali Sarada menatap ke dalam iris biru Boruto. Dia tak ingin menarik tatapannya lagi.

"Ada apa?" Boruto bertanya curiga saat Sarada mendekati dirinya.

"Matamu.." Sarada bergumam. Perasaan malu-malunya sudah menghilang berganti rasa penasaran. Sarada merasa dia pernah melihat mata sejenis milik Boruto sebelumnya.

Sementara Boruto mematung ketika kejadian ini mengingatkannya pada masa kecil mereka.

"Oiii!!!!!... Kita bisa ketinggalan kapal."

Kedua manusia yang bertatapan penuh ketegangan itu tersentak saat Kashin Koji berseru memanggil.

"Ah, Ya!" Boruto berpaling lalu berbalik lagi pada Sarada. "Ayo."

*****
Mereka sampai dipelabuhan sore hari. Mengambil pelayaran malam agar tak terlalu mencolok siapapun. Status salah satu dari mereka yang menjadi ninja buronan internasional sedikit menyusahkan jika ingin menaiki transportasi umum.

"Aku tidak suka berlayar Koji-kun." Gamaru menutup mulutnya yang akan muntah.

"Hanya dua malam Gamaru. Kau bisa bertahan 5 malam bulan lalu."

"Aku hampir mati kau tau?!" Seru Gamaru, Katak itu terdiam, tiba-tiba dia merasa sepasang mata menatapnya dari belakang. Katak jantan itu menoleh pelan. Dan Onyx yang lebih berkilau dari air laut yang terkena cahaya senja itu menatapnya takjub.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang