"Kau.. pernah berciuman?" Boruto bertanya dengan suara rendah. Tiba-tiba.
"Hah? Apa yang kau pikirkan. Dasar Mesum!" Sarada mendorong dada lelaki itu. Wajahnya memanas walau sudah keluar dari ruangan dan bersapaan dengan salju yang mulai jatuh lagi dari langit.
Boruto mengikuti langkahnya. "Aku tidak berfikir mesum. Kau mungkin yang berfikir aneh-aneh." Boruto membela diri.
Sarada mendengus tak percaya. "Yang tiba-tiba bertanya soal ciuman itu kau. Tentu kau yang berfikir aneh."
"Aku hanya penasaran." Ujar Boruto. Sarada mengangkat sebelah alisnya. Lelaki itu menunjuk bibirnya. "Bibirmu dulu tidak seperti itu."
"Seperti apa?" Tuntut Sarada. Mereka bahkan melupakan para bandit yang tadi mereka hindari. Entah masih berkeliaran atau sudah tertangkap.
"Dulu bibirmu kecil dan selalu belepotan coklat." Itu yang Boruto ingat saat umur mereka masih beberapa tahun. Lelaki itu memperhatilan bibir Sarada kembali. Sarada otomatis mengulum bibirnya membuat Boruto tiba-tiba salah tingkah. "Lalu sekarang..."
Bibir Sarada tampak penuh, tapi proporsional. Di banding belepotan coklat, milik gadis itu kini merah alami, semakin merah karena cuaca dingin ini. Mengkilat mengundang. Boruto jadi bertanya-tanya, apakah hanya dia yang tertarik.. atau semua pria akan merasa seperti itu? Lelaki itu segera menggelengkan kepalanya. Mungkin dia kedinginan hingga memikirkan hal di luar nalarnya itu.
"Kenapa kau seperti itu?" Sarad mengernyit.
"Tuan... Sarada-Gozen.." Di tengah kecanggungan, Mitsuki terengah berlari menghampiri mereka. "Aku mencari kalian sejak tadi. Para bandit itu sudah berhasil di amankan."
Boruto segera berpaling pada lelaki itu. Menyembunyikan kegugupannya. "Begitu? Baguslah Ayo ke peternakan."
Beberapa langkah berjalan Boruto kembali menghadap Sarada. "Jangan lupa bawa belanjaanku tadi."
Sarada memaki dalam hati. Belanjaan Boruto tercecer di tempat bandit itu menyerang. Tak bisakah lelaki itu melupakannya saja? Toh setiap minggu dia melakukannya, belanja tapi tidak pernah sekalipun Sarada melihat dia menggunakan apapun yang di belinya itu. Boruto membeli barang-barang tidak berguna seperti penghangat, selimut, sweater, cih.. Lelaki itu bahkan tak pernah memakai sweater dengan bulu woll tapi dia membelinya lusinan!
"Kau masih akan tetap disana?" Sikap menyebalkan Boruto kembali lagi.
"Haik!" Dengan kesal Sarada menghentak-hentakan kakinya mengambil semua belanjaan itu. Sementara Boruto dan Mitsuki membucarakan penangkapan bandit beberapa saat lalu.
Sesampainya di peternakan desa. Sarada tak mampu lagi bertahan. Sekali lagi dia jatuhkan begitu saja semua barang bawaanya itu. Boruto tak lagi sempat menoleh saat pemilik peternakan yang juga mantan pekerja kerajaan menyambutnya keluar.
"Selamat datang Yang Mulia. Sungguh terhormat Anda mau berkunjung di peternakan sederhana yang ku miliki."
Sarada dapat melihat sendiri beberapa kalimat yang hanya seputar kabar, cuaca dan keadaan istana. Peternakan yang mereka kunjungi jauh dari kata sederhana. Peralatannya terbilang modern, terlebih dengan luas belasan hektar membuat peternakan ini menjadi yang terbesar di seantero Negeri.
"Terimakasih sambutannya Jisan. Aku hanya ingin memintamu untuk menyediakan susu agar keperluan dapur kerajaan terpenuhi. Adikku tidak dapat memulai harinya tanpa segelas susu hangat."
"Ah.. Kenapa Anda yang kesini Yang Mulia? Bukankah Petugas Anda bisa menyampaikan kepada kami?"
"Tidak masalah, Aku hanya sekalian sedang di luar istana. Ku dengar kau mendirikan kedai olahan susu. Aku sangat ingin mencoba minuman yang baru kau ciptakan itu."
![](https://img.wattpad.com/cover/374811752-288-k336621.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)
Fanfiction21+ Rated M. Kumpulan Short Story Boruto Sarada Buku ke-1 2024 Disclaimer. Boruto dkk hanya milik Masashi Kishimoto & Mikio Ikemoto Alur cerita murni karangan Author. No Plagiat!! List: 1. Come Back To You (End) 2. Boruto's Wet Dream (End) 3. Sarad...