Boruto meraba ranjang sebelahnya. Matanya terbuka panik menyadari sosok yang semalam berbaring disana sudah tak ada.
Matahari sudah tak malu-malu menampakkan sinarnya. Boruto menghempas selimutnya, berlari keluar dari kamarnya mencari Sarada kepenjuru rumah mewah yang berada di tengah hutan itu.
'Shit.. ' Umpatnya saat tak menemukan Sarada di dalam rumahnya. Boruto melihat kearah mobilnya yang masih terparkir di halaman. Perasaannya buruk memikirkan Sarada menyusuri jalan sendirian untuk ke perkotaan.
Hutan ini masih asri, entah binatang buas apa yang ada di dalamnya. Juga bagaimana jika ada yang menculik gadis itu? Boruto merasa bodoh telah memilih tempat ini.
Saat kepanikannya menguasai dirinya. Boruto segera mengambil kunci mobilnya. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar suara dari taman belakang. Boruto menolehkan kepalanya.
Satu helaan nafas lega tercipta saat matanya menangkap sosok Sarada disana berjongkok memberi makan kelinci hutan. Gadis itu tersenyum mengelus hewan mungil menggemaskan di bawah kakinya.
"Sebenarnya ini dimana? aku ingin membawa mobilnya tapi nanti dia tak bisa pulang. Kenapa hati nuraniku selalu bekerja pada orang yang tidak tepat?" gumaman Sarada terdengar di telinga Boruto. Lelaki itu mengerutkan dahinya. Kenapa gadis itu bicara dengan kelinci ketimbang dirinya yang manusia?
"Apa kau lebih suka berinteraksi dengan hewan dari pada orang?"
Sarada berjengit mendengar suara bariton Boruto. Hewan mungil di elusan Sarada sama terkejutnya, namun reaksinya lebih berlebihan, kelinci itu kabur terbirit-birit. Sarada menoleh cepat pada lelaki yang bersandar di dinding belakangnya, menatap tajam dan kesal karena membuat temannya pergi.
Boruto menggaruk tengkuknya yang tak gatal, salah tingkah di tatap gadis itu. Tanpa di paksa, bayangan gadis itu melenguh menatapnya dengan mata berkabut gairah malam tadi terlintas. Boruto menggeleng-gelengkan kepalanya. Mengusir bayangan nakal itu.
"Apa kita sudah mau pergi?" Sarada bertanya dengan mata berbinar melihat kunci mobil di tangan Boruto. Gadis itu berdiri semangat. Tapi luruh kembali saat melihat gelengan lelaki itu.
"Kenapa kau sangat ingin pergi?" Boruto mengerutkan alisnya.
"Sudah ku bilang, aku harus bekerja! Perusahaanku membutuhkanku." Gerutu Sarada.
"Kau bisa sewa profesional."
Sarada mendengus, 'pemikiran konglomerat tentu saja berbeda dengan perintis sepertinya' gadis itu menggerutu tak sadar bahwa dirinya sendiri juga seorang konglomerat dari lahir.
"Perusahaanku belum sebesar perusahaanmu, Tuan." Sarada berkata malas.
"Tak perlu khawatirkan itu, aku menyewa CEO terprofesional yang pernah kau tau." Kata Boruto menunjukan deretan giginya.
"Siapa?" Tanya Sarada.
"Pa-Pa Mu." Boruto terkikik "Wah.. pasti saat kita kembali perusahaanmu sudah masuk ke dalam BIG 10 Company Japan."
Sarada menghela nafas, memutar bola matanya dengan sikap berlebihan Boruto.
Boruto mengenggam tangannya.
"Aku lapar. Ayo cari makanan."
Sarada menurut saat lelaki itu membawanya naik mobil sport merah miliknya. Sejujurnya, Sarada sangat menikmati pemandangan di sekitarnya. Bukan hal spesial, hanya perbukitan juga banyak pepohonan. Gadis itu menyukai suasana tenang seperti ini.
Dan seperti tau apa yang di sukai Sarada. Boruto membuka atap mobilnya. Membiarkan Sarada menikmati alam tanpa terhalang apapun.
Senyuman Sarada merekah, menular pada Boruto yang mengintip keceriaan gadis itu dari sepion mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)
Fanfiction21+ Rated M. Kumpulan Short Story Boruto Sarada List: 1. Come Back To You (End) 2. Boruto's Wet Dream (End) 3. Sarada's Wet Dream (End) 4. Sayembara Konoha (End) 5. Pengadilan Konoha (End) 6. Rank 'S' Mission: Membuat Sarada Cemburu (End) 7. The Ti...