Chap.5 Rank 'S'Mission: Menyerah?

767 59 10
                                    

SELAMAT WEEKEND SEMUA..
ADAKAH YANG KERJA DI HARI SABTU :" SEMANGAT 💪
Ku Up pagi-pagi untuk menemani kalian yang lagi liburan dan kalian yang butuh hiburan 🤭
Selamat membaca ❤️

*****

Sarada terbangun dengan tubuh yang terasa remuk, semalaman dia dengan sangat terpaksa membantu Eida untuk menjadi model koleksi terbaru. 

'Karena Boruto kabur, Jadi kau harus bertanggung jawab Sarada. Gantikan dia atau aku akan mengaktifkan zenno ku lagi pada Boruto.' Itu ancaman yang dirinya dapatkan kemarin.

"Ahh Sial!" Padahal Sarada ingin langsung pergi menyusul Boruto saat lelaki itu marah dan meninggalkannya. Sarada tidak bodoh untuk tak menyadari keadaan Boruto yang sedang tidak baik-baik saja sejak kemarin di camp pengungsian saat mereka  kerja sosial. 

"Kau sudah bangun?" Eida memasuki ruangan itu. Memberi Sarada segelas madu hangat dengan perasan lemon. Sarada menerimanya. "Terimakasih untuk semalam Sarada. Aku sampai melarangmu menemui Boruto padahal dia sedang marah."

"Hm.. karena kau tau, Aku harus pergi." Sarada harus membuat amarah lelaki itu reda. Karena Boruto akan sangat sulit di bujuk jika dia sudah merasa di abaikan.

"Sarada." Eida memanggil. Menyerahkan dua paper bag berwarna hitam dan merah pada gadis itu. "Kau butuh gaun untuk pesta formal besok kan? Ini sebagai permintaan maaf sekaligus rasa terimakasihku." Ucapnya

Sarada mengintip di balik paperbag Hitam itu. Ada sebuah gaun berwarna senada dengan bungkusnya. Sarada dapat melihat sekilas model gaun itu memiliki potongan off shoulder, model yang menjadi selera Sarada akhir-akhir ini.

"Aku tau seleramu." Eida berkata bangga "Ah! untuk yang ini buka saat kau bersama Boruto saja." Eida menangkup paperbag berwarna merah sebelum Sarada mengintipnya. 

Sarada tersenyum tulus mengangkat ke dua paper bag itu. "Terimakasih Eida, Aku menghargainya."

"Hm.. Semoga semua lancar. Aku harus bersiap membuka toko. Sampai jumpa " Eida melambaikan tangannya sebelum melangkah pergi.

*****

Boruto berkumpul dengan Inojin, Shikadai, dan Iwabe di Thunder Burger. Mereka menceritakan pengalaman misi masing-masing dengan semangat. Namun, wajah Boruto terlihat muram dan tidak memiliki gairah untuk menceritakan misi apapun.

"Kau kenapa?" Tanya Shikadai melihat wajah pucat lelaki itu. Kantong mata dengan jelas terlihat di bawah matanya, menandakan Boruto kurang tidur semalam.

"Bertengkar dengan Sarada?" Tebak Inojin. "Ahh.. Apa kau berhasil membuatnya cemburu sampai dia marah padamu?"

"Sepertinya bukan. Sarada terlihat baik-baik saja saat aku bertemu dengannya sebelum kesini." Kata Iwabe.

Boruto mendengar itu menjadi lebih murung, lelaki itu menjatuhkan kepalanya ke meja dengan keras. Teman-temannya meringis melihat kegusarannya itu. 

"Katakan padaku misi kalian sebulan kedepan." Kata Boruto setelah lama terdiam.

Iwabe, Shikamaru dan Inojin melebarkan matanya, menolek serempak.

"Kau menyerah?" Inojin berseru tak percaya. Dia tak pernah melihat Boruto menyerah terhadap apapun sebelumnya.

"Hm.. Begitu rupanya. Tembok pertahanan Sarada terlalu kuat bahkan untuk seorang Uzumaki Boruto eh? Tapi ini masih terlalu dini untuk menyerah, Boruto." Shikadai menyemangati.

Boruto menggeleng keras. "Aku tidak mau melakukannya. Semakin aku mencoba semakin aku bertanya-tanya tentang perasaannya, semakin aku ragu pada hubungan ini. Semakin aku menjad gila."

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang