Chap.3 Rank S Mission: Friendly Boyfriend

568 48 5
                                    

Wajah para gadis di devisi medis tampak berseri-seri ketika tuan muda Uzumaki menebarkan senyuman penuh pesonanya pada mereka, menyapa mereka satu persatu dengan nama mereka masing-masing. Tak hanya itu, ketika kegiatan sosial di mulai, Boruto banyak menghabiskan waktu di devisi medis dan membantu para gadis itu.

"Apa kau butuh yang lain?" Tanya Boruto dengan senyuman yang selalu melekat di wajah adoisnya itu kepada salah satu gadis bernama Yuri.

"Tidak, Terimakasih Boruto-san." Yuri menundukkan kepala usai Boruto menurunkan kardus-kardus berisi alat infus.

Boruto mengangguk tapi mata birunya menatap ke arah tangan Yuri. Boruto meraihnya, "Apa kau terluka? Aku akan membantumu membalut lukamu." Kata Boruto. Wajah Yuri merah padam saat tangannya di sentuh lelaki tertampan di Konoha.

"Aaahh Akuu Aku... Te—terimakasih." Boruto tersenyum simpul. Sambil mengambil perban, diam-diam Boruto melirik ke samping kanannya.

Tak jauh dari tempatnya berada, terdapat Sarada yang juga mengurus pasien. Boruto sengaja bicara keras pada Yuri sejak tadi saat membantu gadis itu. Sengaja memenyentuhnya dan membantunya membalut luka. Juga sengaja memilih Yuri untuk di bantu karena tempat Yuri merawat pasien dekat dengan tempat Sarada.

Boruto mengamati Sarada. Sekali lirikan, belum ada reaksi.

Boruto mencoba lebih intens lagi dalam merayu gadis ninja medis di hadapannya. "Jangan memforsir dirimu Yuri-san. Keselamatanmu harus diutamakan. Banyak orang membutuhkan ninja medis seahli dirimu." Boruto tersenyum kembali pada gadis yang mudah sekali tersipu itu.

"Ehhh.. Ya.. Terimakasih Boruto-san."

Sekali lagi Boruto melirik Sarada. Dahinya berkerut samar tak mendapati reaksi apapun dari gadis itu.

Sarada merawat lengan anak kecil yang terluka karena tertimpa reruntuhan bangunan. Gadis itu tersenyum cerah pada anak laki-laki itu. Anak laki-laki itu tampak terpesona pada senyuman Sarada. Boruto merasakan kekesalan di dalam hatinya. Tanpa sadar, ikatan perban di tangan Yuri mengencang. Yuri tanpa meringis kesakitan.

"Ano.. Akh.. Boruto-san." Yuri memekik kencang.

Boruto yang terkejut mendengar pekikan itu menoleh cepat. Perban yang dia lilit sangat berantakan. Bahkan tak sesuai dengan cidera di tangan Yuri.

"Ah! Maaf Maafkan aku Yuri-san. Aku akan mengulangnya lagi." Boruto mengurai lilitan itu merasa bersalah. Bahkan lengan Yuri terlihat membiru saking kencangnya ikatan perban itu.

Yuri menggerutu dalam hati. Ingin menolak tapi siapa yang berani menolak Uzumaki sulung itu?

"Apa semua baik-baik saja?" Sarada yang memerhatikan seusai teriakan Yuri menghampiri mereka.

Boruto mendongak sumringah melihat gadis Uchiha itu berdiri di sampingnya. Mata kelam Sarada menyorot tajam pada Boruto dan Yuri bergantian.

Yuri buru-buru menarik tangannya yang ada di genggamam Boruto. Menundukan kepala mengucapkan maaf kepada Sarada.

"Kau baik-baik saja, Yuri-san?" Sarada menatap luka di tangan Yuri.

"Dia terluka. Aku berusaha mengobatinya." Boruto berdiri menjelaskan.

Sarada mendudukan diri. Menggantikan pekerjaan Boruto. Dengan telaten, Sarada mengobati Yuri. Mengeluarkan Chakra kehijauan di tangan ninja medis itu.

"Aku memang tak sehebat Mamaku. Tapi ku harap ini bisa membuatmu bekerja lebih nyaman Yuri-san." Kata Sarada.

Yuri mengerjap melihat kebaikan hati Sarada. "Terimakasih Uchiha -san."

"Tidak perlu seformal itu padaku. Aku yang harus berterimakasih karena kau mau meluangkan waktu untuk pekerjaan sosial ini." Sarada tersenyum teduh. Menghangatkan hati Yuri yang beberapa hari ini lelah dengan pekerjaan rumah sakitnya.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang