!!!21+!!!
Sumire mengatur detakan jantungnya saat sampai di lorong stadion. Bersandar pada dinding lorong. Menghela nafasnya. Menundukan pandangannya ke tanah.
Rona wajahnya berubah sendu.
"Aku sungguh pengecut." Gumam gadis itu parau.
Derap langkah kaki menujunya, Sumire pikir hanya orang yang tak sengaja lewat di lorong itu. Namun, langkah itu terhenti tepat di depannya, menghadapnya.
Sumire tersentak menyadari sepatu siapa yang di lihatnya. Wajah gadis itu terdongak ke atas dengan cepat. Mendapati Kawaki menatapnya datar.
"Ka-kawaki-kun.."
"Kau memilihku?" Kawaki melontarkan pertanyaan itu tanpa memberi waktu Sumire mencerna keadaan.
Sumire mengangguk. "Maaf."
Kawaki mengangkat alisnya. Sumire merasa bersalah sekarang, Tak seharusnya dia meminta maaf bukan? Harusnya dia menyatakan perasaannya. Tapi dia terlalu takut untuk itu.
"Aku tak keberatan."
"Eh?!" Sumire mengerjap. Sepertinya telinganya salah dengar.
"Aku tidak keberatan." Ulang Kawaki lagi. Nada suara lelaki itu sedikit melembut. Kawaki berbalik membelakangi Sumire. "Ku harap kau pemenangnya."
Sumire tertegun, terpaku pada kalimat itu. Sementara lelaki itu sudah melangkah menjauh kembali ke atas tribun. Wajahnya menghangat, Hatinya berbunga. Sumire merasa semangatnya membara. Gadis itu mengangguk pada kalimat Kawaki tadi. Mengepalkan kedua tangannya.
"Hm.. Aku akan memenangkannya. Kawaki-kun."
Tanpa mereka sadari, sepasang mata dengan kilauan bulan sabit menembus dinding menyaksikan semua itu dengan hati yang memanas.
"Aku akan memb*nuhnya." Janji Eida pada dirinya sendiri.
*****
"Sarada. Kau tidak apa-apa?" Konohamaru selaku wasit pertandingan final melihat mantan muridnya itu tampak pucat.
Sarada terengah-engah. Nafasnya nyaris terputus-putus. Rasanya seluruh dunia tampak berputar.
"Aku rasa dia tidak bisa melanjutkan pertandingan final." Ujar Konohamaru memeriksa Sarada. "Panggilan Sakura-san."
"Tidak— Sensei.. Aku bisa mengatasinya." Sarada mencengkram rompi Konohamaru. Sarada mengingat mimpinya. Serta tatapan Eida sebelumnya. Mata Sarada menelisik sekitar. Mencari sesuatu yang dapat mendeskripsikan kondisinya.
"Botol air." Air dari botol itu satu-satunya yang masuk ke tubuhnya. Tapi.. kenapa Sumire melakukannya? Tidak! Bukan Sumire. Lalu bagaimana? Siapa yang meracuninya?
"Apa katamu Sarada?"
Sarada menggelengkan kepala. Dia harus menetralkan dirinya terlebih dahulu. "Bisa kau memberiku susu Sensei?"
"Huh? Susu?" Konohamaru berkerut bingung.
Sarada mengangguk. Siapapun orang itu tak akan menaruh racun. Yang dia konsumsi kemungkinan hanya obat biasa. Dan segala jenis obat dapat di netralkan dengan susu.
Konohamaru mengangguk. Menyuruh anak buahnya membeli sekotak susu.
Pertandingan di lanjutkan.
Himawari tampak khawatir dengan kondisi Sarada. Walau sudah meminum susu untuk menetralkan kandungan obat itu. Efeknya masih terasa.
'Tidak apa. Setidaknya aku masih bisa berdiri dan mengontrol chakra.'
Sarada mengangguk pada Hima. Memberi tau jika dia baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)
Fanfic21+ Rated M. Kumpulan Short Story Boruto Sarada List: 1. Come Back To You (End) 2. Boruto's Wet Dream (End) 3. Sarada's Wet Dream (End) 4. Sayembara Konoha (End) 5. Pengadilan Konoha (End) 6. Rank 'S' Mission: Membuat Sarada Cemburu (End) 7. The Ti...