Chapter 5. Fallin For You: Hot Kidnapper

649 62 4
                                    

WARNING!! 21+
Adegan eksplisitnya ada di karyakarsa. 😁
*****

Kepalanya terasa berat saat membuka kedua kelopak matanya. Sarada sama sekali tak punya ide tentang dimana dia berada. Seluruhnya terasa asing. Kecuali seorang yang tertidur lelap berbaring di atas sofa tak jauh dari ranjangnya.

Lelaki itu yang membawanya kemari. Sarada tak habis pikir dengan maksud lelaki itu menculiknya.

Bangun dari tidurnya, Sarada melangkah mendekati Boruto. Waktu menunjukan pukul 1 malam. Lelaki itu tampak lelap di tidurnya. Sarada mendudukan diri di lantai.

Mengamati wajah pulas itu. Kemarin dia tidak sempat terlalu lama menatap wajah itu. Sarada tak dapat menutupi rasa kekaguman di matanya. Boruto memang tampan. Tak heran sejak kecil banyak gadis yang mengejarnya. Sarada pikir jika dia memutuskan pernikahan mereka Boruto akan berterimakasih padanya.

"Kenapa kau tidak senang?" Gumam Sarada. Wajahnya tertunduk dalam, Sarada memang harus memutuskan pertunangan mereka. Lagi pula, Sarada tak dapat menjadi wanita sempurna untuk lelaki itu.

"Sedang memikirkan apa?" Mata biru itu terbuka menatapnya. Sarada terkejut menjauh ke belakang.

Boruto mendudukan diri. Mengusap raut mengantuk di wajahnya.

"Kenapa kau membawaku kemari? Sebenarnya ini dimana?" Sarada berdiri, bertanya bertubi-tubi.

Boruto mengamati, gadis itu mengenakan kacamata dengan gaya cupunya kembali. Anehnya, hal itu membuat Boruto menyungging kan senyumannya. Mungkinkah dirinya merindukan si culun Sarada?

"Sudah ku bilang aku mencuIikmu, Kau bersamaku sampai kau mengubah pikiranmu kembali."

Sarada bersidekap dada. "Kau melakukan hal yang sia-sia." Sarada meraih tasnya, mengecek ponselnya, bola mata gadis itu melebar saat tak menemukan sinyal satupun disini. Firasatnya semakin buruk saat menemukan Boruto tersenyum licik.

"Boruto, berhenti main-main! Aku harus bekerja besok!"

"Jangan khawatirkan itu." Boruto mendekatkan diri pada gadis itu dengan senyum misterius. "Aku meminta paman Sasuke meng-handle perusahaanmu sampai kau kembali."

Sarada melongo. Jadi ke dua lelaki itu bersekongkol?

"Ada apa dengan kalian? Kenapa aku harus sekali menikah dengan mu? Kau bisa mendapatkan banyak wanita yang lebih baik. Papa juga, dia ingin apa lagi?—Gasp.. Jangan-jangan..!!" Sarada membekap mulutnya karena sebuah pemikiran tiba-tiba terlintas. "Apa mungkin.. Papaku ingin mengambil Uzumaki Corp?" Tanya Sarada dengan mata membulat lebar.

"Berhenti berfikir aneh, Sarada." Boruto menjentik dahi gadis itu. Sarada mengeluh.

"Kau harus berhati-hati pada Papaku. Dia lebih ambisius dari yang terlihat." Saran Sarada.

Boruto tertawa saat gadis itu menjelekkan Papa nya sendiri untuk menasehatinya.

"Jika sebegitu khawatirnya kau padaku dan perusahaan keluargaku. Kita bisa membuat perjanjian sebelum menikah. Walau sejujurnya aku tak keberatan jika memberikan Uzumaki Corp padamu." Boruto menaik turunkan alisnya menggoda.

Sarada mengangkat tangannya menghentikan ucapan Boruto. "Tidak, terimakasih. Aku tak akan menikah dengan siapapun. Jangan libatkan aku dengan peperangan dan persaingan kalian." Kata Sarada.

Boruto menghela nafas, Gadis itu masih berusaha mencari sinyal di hapenya.

"Tempat macam apa di Tokyo yang tidak memiliki sinyal." Gumam Sarada. Gadis itu tak memperdulikan Boruto, bahkan sudah memanjat meja dan mengakat tinggi-tinggi ponselnya ke langit-langit kamar.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang