Precious Partner Chap.3

654 91 12
                                    

"Master.." Boruto tercengang melihat Sasuke berdiri tegak di hadapannya dengan tatapan dingin khas gurunya itu.

"Sedang apa kau disini? Mengawasi Putriku, setelah kau menolak dia menjadi rekan misimu?" Sasuke menekan seluruh kalimat pertanyaan itu dengan kedongkolan yang tak di tutup-tutupi.

Boruto meringis pada pergelangan kakinya, Berdiri dari posisi jatuhnya "Aku ingin melindungi Sarada."

"Sarada bisa melindungi dirinya sendiri."

Boruto menghela nafas, menunduk menatap tanah yang mulai di penuhi rerumputan musim semi. Sepertinya pemilik toko harus rajin membersihkan gang-gang sebelah bangunannya agar tidak menjadi semak belukar.

"Apa kau meremehkan Sarada, Boruto?"

Boruto mendongak dengan cepat. "Tidak, tentu saja bukan begitu! Kau tau bukan itu maksudku Sasuke-Jisan."

Sasuke masih menatapnya menyelidik. Boruto mendengus keras, dia tak punya pilihan untuk membuka alasannya, lelaki kuning itu bersandar pada tembok, menatap lurus dengan pandangan menerawang kedepan.

"Dia, masih ada dalam diriku." Boruto menggenggam pergelangan tangannya yang terdapat Karma disana. Sasuke mendengarkan.

"Momoshiki?"

"Ya,"

"Kau mengendalikannya dengan baik selama ini Boruto, dia tak akan mengambil alih tubuhmu semudah itu."

Boruto menatap sang Master dengan alis menukik ke bawah. "Dia melakukannya, 5 tahun lalu saat aku berhadapan dengan Kawaki. Aku hampir membunuh saudaraku dan juga Sarada waktu itu."

Mata biru Boruto bergetar syarat akan penyesalan. Tiba-tiba Boruto meringis, memegangi mata kananya dimana ada bekas luka dan Jougan disana.

Tubuhnya tertarik pada penglihatan samar, Kabut tebal mengelilinginya. Boruto mendesis mencerna keadaan itu dan jantungnya berderu saat dia dapat mendengar suaranya sendiri berseru.

"SARADA!!"

Boruto mengejap, Dirinya kembali ke posisi semula, dengan Sasuke di depannya. Matanya menatap pada sang Master dengan kepanikan yang lebih besar. Boruto menggelengkan kepalanya keras. "Aku tak akan membiarkannya ikut."

"Kau melihat sesuatu barusan bukan?" Sasuke bertanya menebak, Saat Boruto goyah akan keseimbangannya Sasuke tau lelaki itu melihat masa depan.

"Akan ada ledakan, besar, aku tak dapat melihat apapun selain kepulan asap." Boruto terengah seakan mengalaminya langsung detik itu. "Aku tak ingin Sarada disana!"

Sasuke bernafas lamban nyaris membuatnya terlihat tanpa ekspresi, menyembunyikan segala kecemasan di relung hatinya.

"Boruto.." Sasuke memanggil pelan saat kepanikan itu masih menguasai Boruto di hadapannya. "Bagaimana caramu lepas dari Momoshiki saat itu?"

Boruto menatap masternya dengan mata lebar. Kenapa masternya lebih tertarik membahas hal itu dari pada ledakan yang mungkin akan membahayakan putrinya?

"Waktu itu.." Boruto mengingat-ingat. "Aku melihat Sarada, menghindari setiap seranganku. Aku memintanya mmebunuhku, tapi dia terlalu keras kepala hanya menangkis terus menerus. Saat tubuh Sarada terhuyung, Aku sadar aku akan kehilangannya jika tak mengambil alih tubuhku lagi. Aku nyaris gagal waku itu-"

"Tapi kau berhasil!" Sasuke menyelak

"Aku belum cukup kuat untuk melindungi Sarad-"

"Dengarkan aku!" Sasuke mencengkram kedua bahu Boruto, menginginkan lelaki itu menatap matanya. "Jika memang ledakan itu yang akan terjadi, Maka sudah pasti kau tidak bisa melakukan misi ini sendiri sekuat apapun dirimu!"

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang