Pengadilan Konoha Chap.14END

1.5K 75 2
                                    

21+ Konten ada di Karyakarsa.
Selamat membaca
*****
Padahal,

Sarada merasa amat dicintai setiap mereka bercinta. Akan tetapi hanya saat itu. Jika kemarin-kemarin dia merasa sangat puas setelah sesi 'kegiatan' mereka, kali ini Sarada merasa kosong. Gadis itu melirik ke samping ranjangnya. Boruto langsung tertidur pulas memunggunginya.

Sarada mendecih, lihat siapa yang pingsan sekarang!

Sarada berfikir, Apakah tatapan memuja itu hanya bisa dia dapatkan saat tubuh mereka menyatu?

Apakah cinta mereka sungguh nyata? Boruto lebih banyak meninggalkannya untuk misi. Sebenarnya itu wajar bagi Shinobi tapi akhir-akhir ini dia merasa tak rela. Sarada hanya dapat menatap punggung Boruto sepanjang malam dalam 3 atau 4 bulan. Hanya semalam.

Dia kesepian. Teman-temannya sibuk.

Orang tuanya lebih sibuk dan Kekasihnya juga sibuk.

Sarada juga sibuk, tapi entah kenapa rasa kesepian itu tetap ada. Gadis itu mendesah berbalik terlentang menatap atap-atap kamar.

"Ku pikir kekosongan ini karena aku merindukannya. Ternyata bukan." Sarada menekan dadanya. Tepat di tempat jantungnya berdetak. "Sebenarnya apa mauku?" Sarada tidak menemukan jawabannya.

*****

Tengah malam, Sarada terbangun. Padahal dirinya baru tidur setengah jam. Cahaya bulan menyorot tubuh telanjangnya. Tiba-tiba ada keinginan untuk melihat cahaya bulan itu secara langsung. Sarada menyibak selimutnya, Boruto masih mendengkur dengan lelapnya bahkan ketika dia turun dari kasur yang bergerak karena gerakannya. Sarada mengambil bathdrobe miliknya, memakainya untuk menutupi kepolosannya.

Sarada membuka balkoni kamarnya. Langit tampak cerah walau gelap. Semilir angin menghembus wajahnya. Sarada menengadahkan wajahnya. Banyak bintang di langit sana.

"Sepertinya menyenangkan terbang di malam hari." Sarada teringat ‘sesuatu’ yang bisa mewujudkan keinginannya itu. Gadis itu menoleh pada Boruto. Melangkah mendekat. Sarada menepuk pelan pipi Boruto.

"Boruto... Boruto.. Bangun."

"Hmmm.." Boruto menggeliat membetulkan posisi tidurnya. Sarada mengerucutkan bibir. Mengguncang tubuh lelaki itu lebih kencang.

"Borutoooo.." Sarada juga lebih keras memanggilnya.

Boruto membuka matanya, setengah sadar. "Ada apa Salad?"

"Aku ingin terbang." Kata Sarada.

Lelaki itu menaikan sebelah alisnya. Melihat ke arah jam yang menunjukan pukul 1 malam. Boruto menelasakkan kepala kembali ke bantal. "Masih terlalu malam.. Besok saja." Boruto berkata pelan sebelum kembali mendengkur.

Sarada berdecak sebal. Setengah sadar, Boruto mendengar suara pintu lemari di buka lalu kemudian pintu kamar lalu kemudian senyap.. Lelaki itu dapat melanjutkan mimpinya hingga pagi.

*****

"Sarada??" Boruto mengucek matanya. Pintu balkon terbuka lebar. Namun, matahari sudah mulai merengsek masuk.

Sarada tak ada di sampingnya. "Kemana dia?" Gumam Boruto turun dari ranjang.

Rumah Sarada masih sepi. Orang tua gadis itu belum pulang. Boruto mengitari rumah itu dan tak menemukan gadisnya dimanapun dia berada.

Saat masuk ke dalam dapur. Tanpa sengaja Boruto menemukan secarik surat di kulkas.

Aku pergi. Jangan cari aku. Aku akan pulang saat pikiranku sudah tertata normal kembali.

-Sarada.

Boruto membelalakkan matanya. "Sial!" Lelaki itu menyurai rambutnya berantakan. Segera keluar dan terbang untuk mencari gadis itu di luar sana. Meninggalkan secarik kertas Sarada di rumah itu yang kemudian di baca Sakura dan membuat kehebohan di Konoha tentang menghilangnya Sarada.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang