Satu bulan ini Sarada menjalani hari-hari di rumah sakit. Melakukan beberapa terapi untuk meredakan efek samping dari penggunaan mesin pencuci otak milik Shin. Bersama dengan Shinobi Konoha lain yang telah di cuci otak secara utuh.
Sarada menatap ke luar jendela. Meratapi segala yang terjadi hingga kini. Beberapa kali gadis itu juga mengucap syukur. Berkat di lahirkan sebagai keturunan berdarah Uchiha. Sarada tak menyangka perasaannya begitu kuat bahkan saat sebuah alat ingin mempengaruhinya hati dan fikirannya.
Perasaan.
Papanya pernah bilang klan Uchiha memiliki hati yang murni. Yang berdampak pada ketulusan dan keloyalan. Dengan perasaan itu pula Saringan tercipta. Luapan emosi terdalam pemiliknya membuat mata klan uchiha itu semakin kuat. Cinta juga Kebencian.
Betapa tertautnya perasaan yang berlawanan itu. Karena mencintainya terlalu dalam kau memaafkan segala kebencian yang kau miliki padanya. Lagi pula, ketika kau siap mencintai kau juga harus siap dengan segala rasa sakit itu dan juga resiko kebencian yang timbul dari rasa sakit itu.
Bibi Ino masuk ke ruangan sepi itu. Membawa catatan medis Sarada.
"Kau sudah bangun? Ku kira kau bersama Cho Cho."
Sarada menoleh pada wanita seumuran Mamanya yang masih cantik di usianya yang tak lagi muda.
"Cho Cho membeli cemilan. Dia bosan dengan makanan rumah sakit."
"Ah... Dia dan hobi makannya." Ujar Ino terkekeh.
Ino memeriksa Sarada.
"Apa kau masih tidak bisa tidur belakangan ini?" Tanya Ino
Sarada menggeleng "Ku rasa aku sudah tidak apa-apa."
Ino mengangguk "Terapinya berjalan lancar. Dan kau punya pertahanan diri yang bagus. Ku rasa kau bisa pulang 2 hari lagi. Kita tunggu hasil lab Orochimaru untuk memastikan tidak ada kerusakan pada saraf di kapalamu."
Sarada tersenyum tipis. Namun sedari tadi pandangannya tak lepas dari pintu keluar di ruangan itu. "Bibi.. apa Boruto masih sibuk?"
"Apa dia tidak kemari? aku berpapasan dengannya di lorong tadi. Ku kira dia bersamamu."
Sarada menunduk. Memainkan jari jemarinya menggelang pelan.
Ino menyadari kesedihan Sarada. Membuatnya juga merasakan kesedihan itu. Mau bagaimanapun putri Sakura sudah dia anggap putrinya sendiri.
'Ck, Boruto.. ada apa dengan anak itu sebenarnya.'
*****
Disisi lain. Boruto berdiri di dahan pohon tak jauh dari ruang kamar inap Sarada. Menatap lurus ke dalamnya seakan dengan menatap itu dapat mengusir kerinduannya.
"Sampai kapan kau akan menjadi pengecut? Dia mencarimu terus."Mitsuki berdiri di sampingnya. Tadinya Mitsuki mencari Boruto di rumahnya tapi lelaki itu tak menemukannya bahkan saat ke rumah Hinata sekalipun. Dan benar dugaanya jika lelaki itu sedang di sekitar rumah sakit. Seperti penguntit.
Boruto beregeming. Kepalanya memutar kejadian sebulan lalu ketika dia melihat Sarada terapi pertama kali. Gadis itu menjerit dan menangis kesakitan. Rasa bersalah Boruto menghantuinya. Tuduhan yang dia arahkan pada dirinya sendiri. Bahwa dia gagal melindungi Sarada. Dia menyakiti gadis itu. Dia membuat gadis itu menderita.
"Mitsuki.." Boruto memanggil lemah.
"Apa maumu?"
"Aku menyakitinya." Ujar Boruto nelangsa.
"Hm.. dan dia juga menyakitimu. 18 jahitan di dadamu bahkan ku yakin belum 100% mengering."
Boruto menggelengkan kepalanya. "Aku berjanji menjaganya tapi aku tidak bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)
Фанфик21+ Rated M. Kumpulan Short Story Boruto Sarada List: 1. Come Back To You (End) 2. Boruto's Wet Dream (End) 3. Sarada's Wet Dream (End) 4. Sayembara Konoha (End) 5. Pengadilan Konoha (End) 6. Rank 'S' Mission: Membuat Sarada Cemburu (End) 7. The Ti...