Dekat
.
.Hera menghela nafas dibalik rak supermarket bagian sabun yang saat ini didatanginya
Sekilas ia menoleh ke belakang, Marka disana juga tengah ambil sesuatu di bagian pewangi pakaian
Ia menatap ke depan lagi
"Ini orang gimana ngusirnya?" Hera menepuk mulutnya 3 kali. Bahasanya kasar sekali sih
"Udah Ra?" Tiba tiba saja Marka sudah ada di sebelahnya
Lelaki itu masih tersenyum menatapnya
"Eh, udah" Hera lalu letakkan sabun mandi miliknya didalam troli
Marka mengangguk lalu memimpin jalan menuju kasir
Dengan sabar lelaki itu bantu pegawai supermarket tata barang dan pisahkan barang miliknya dan milik Hera sementara Hera berdiri anteng di ujung kasir
"Marka, ini pake kartu gue aja" Hera todongkan kartu kredit miliknya namun Marka menolak
"Iya kapan kapan aja, ini udah sekalian kok satu struk"
Hera tak berkata apa apa lagi, toh percuma sepertinya kalau berdebat dengan Marka
Bahkan saat lelaki itu ajaknya berbelok ke sebuah kafe dekat pintu keluar lantai 1 yang terlihat ramai, Hera hanya bisa menurut untuk ikut
Namun ternyata keduanya cukup canggung untuk mulai sebuah pembicaraan
"Ka"/"Ra"
Marka terkekeh sementara Hera tersenyum canggung
"Mau ngomong apa Ra?" Tanya Marka sambil topang dagu dan tersenyum
"Emm itu nanti gue bayar. Kirimin nomor rekening lo Ka" ujar Hera sambil palingkan wajah
Terdengar Marka tertawa
"Santai aja kali Ra. Kita juga sering ketemu" ujar Marka terdengar santai, Hera cuma bisa meringis, menatap ke samping karena jujur senyuman Marka memang manis tapi ia tidak kuat terus melihatnya
"Pesanannya kak" salah satu pelayan antar pesanan mereka
"Makasih mbak" ujar Marka
Hera buru buru minum minumannya
"Kalo gue boleh ngomong sesuatu nggak Ra"
Hera menoleh, wajah jenaka Marka tadi kemudian berubah serius
Jantungnya mendadak berdebar dengan tak biasa
"Gue mau tanya soal di telfon kemarin" mulai Marka
Hera mengerjapkan matanya cepat, pipinya memanas malu. Ingat saat ia matikan telfon itu sepihak
"Kenapa lo mau ngehindarin gue?"
Marka menatapnya serius, "Ha?"
"Lo bilang ga mau tau tentang gue Ra, kenapa?"
Hera dibuat gugup seketika, "Nggak Ka. Itu cuma bercandaan aja, gue tadinya ngobrol sama Nanda kok. Terus gatau kalau lo yang jadinya nelfon, gu-"
"Ra.."
".. Ya?" Hera mengulum bibirnya gugup, antara malu dan sungkan karena Marka bahas hal itu
"Gimana kalau sekarang gue balik keadaannya?"
Balik keadaan?
"Maksudnya, lo yang mau jauhin gue?" Tanya Hera langsung disambut tawa oleh Marka
"Enggak Raa, lo lucu banget sih. Gue bukan mau jauhin lo"
Hera mengerjap bingung
"Gue yang mau deketin lo. Gue yang mau tau tentang lo, boleh?"
.
Cuttttt!!
Singkat singkat aja ♥️🥹
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabur
FanfictionKabur karena dijodohin malah ketemu lagi sama crushnya yang suka sama sahabatnya pas sekolah dulu