27

251 62 4
                                    

Cemburu


.
.



"Johan bilang waktu itu lo bawa cewek. Sayang banget pas gue gak disini, eh akhirnya dibawa kesini lagi"

"Ini ya yang lo bilang waktu itu"

Hera kernyitkan dahi. Waktu itu Johan juga katakan demikian. Maksudnya apa sih?

Dilihatnya Marka yang cuma tersenyum

"Iya ini. Bawain makan Kak. Bang Jo kemarin bilang gue boleh kesini tanpa reservasi" Marka berusaha alihkan topik

Tania itu memutar mata malas. Sejak kapan memangnya Marka harus reservasi jika hendak makan di kedainya

Marka bahkan taruh banyak uang sebagai modal untuk buka usaha ini. Johan suaminya selalu suka goda Marka dan Marka itu mau mau saja dibodohi Johan

"Ngapain juga kudu reservasi lo. Lo mau makan tiga kali kesini juga gak masalah gue" ujar Tania sambil berlalu

Marka mendengus

"Emang boleh? Suami lo tuh Kak"

"Ya asal gue buka aja Mar. Lagian segala lo takut sama suami gue"

Marka kembali mendengus

Tania tak membalas perkataan lelaki itu dan sibuk siapkan makanan untuk Hera dan Marka

Sementara Marka masih diam dengan wajah kesalnya

"Apa sih?" Ketus Hera saat Marka hendak tarik tangannya

"Keluar semua sifat lo, sini gak tangannya!" Hera mendengus namun tetap biarkan tangannya digenggam oleh Marka

"Bodo amat!" Hera tahan tawanya, sumpah ternyata menjahili Marka memang semenyenangkan itu

Tania datang tak lama kemudian. Ia bawa makanan pembuka sekalian makanan utamanya

"Ini namanya gue lupa. Johan yang bikin, nikmatin aja ya. Selamat makan ya Hera"

Hera mengangguk sambil tersenyum lebar

"Makasih Kak"

Sepeninggal Tania, Hera langsung buka ponselnya tak lupa untuk memotret makanan indah yang ada didepannya. Namun saat sudah temukan sudut yang pas dan hendak tekan tombol shutternya, secara tiba tiba Marka justru arahkan sendoknya ke makanan Hera dan hancurkan makanan itu dengan sengaja

Hera mendelik menatap ke arahnya

Marka yang tadinya tersenyum lebar langsung menciut seketika

"Makanan gue!"

Tanpa katakan apapun Marka lalu ganti makanan Hera dengan makanannya

"Jelek lo, marah marah terus" ujar Marka lalu santap makanannya yang sudah hancur

Hera terkikik geli lihat Marka makan dengan bibir mencebik

Sungguh, ia tak pernah bayangkan akan dapati sisi Marka yang ini

.

"Makasih ya kak buat makannya. Semuanya enak banget" ujar Hera dengan senyuman manisnya

Johan sudah pulang dari pasar saat Hera dan Marka hendak pulang jadi mereka masih sempat bertemu

"Ditekuk mulu muka lo Mar. Kenapa sih" celetuk Johan

Marka hanya palingkan wajahnya

"Elah, masih aja bocil satu. Sabar aja ya Ra, dia emang suka tantrum kalau sama orang yang deket. Ya gini nih dari dulu gue, momong dia terus" ujar Johan

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang