3

348 33 0
                                    

"Udah semua barangnya dek?"

"Udah buk. Nanti kalau ada yang butuh lagi adek beli disini aja"

Ibunya mengangguk. Lalu tatap anak bungsunya dengan sayang

Ini pertama kalinya Hera pergi merantau karena selama pendidikan sarjananya, gadis itu berkuliah tak jauh dari rumah

"Udah besar ya kamu. Sekarang udah mau kuliah magister. Ibu ga nyangka loh"

Hera terkekeh

"Padahal kan langsung nikah aja enak dek"

Baru aja udah tenang gue. Batin Hera

"Buukk"

Ibu Hera mencebikkan bibir

"Iyaaa maaf. Sekarang kamu jauh dari ibu dek. Hati hati ya pergaulannya. Kalau ada apa apa langsung bilang"

Hera mengangguk, agak terharu dan sedih juga harus meninggalkan ibunya

Tapiii, kan dia ada alasan. Jangan salahkah dia ya

Hera memeluk ibunya

"Ibuk juga, kalau ada apa apa harus langsung telfon Hera ya buk. Maafin Hera harus ninggalin ibuk sebentar"

Ibu Hera mengangguk, tak biarkan air mata jatuh dari kedua matanya

Setelah acara pamit yang cukup menguras air mata itu Ibu Hera yang diantarkan salah satu pegawainya itu pulang

Sementara Hera menata ala kadarnya barang barangnya yang cukup banyak itu

"Makan dulu kali ya"

Ia lalu menelepon Nanda

"Halo, dimana lo? Kok kamar lo kayak ga ada orang"

"Gue di kampus tadi keluar sama Jeno. Lo udah nyampe?"

"Udah, mau makan malem dimana lo?" Hera bertanya sambil rapikan pakaiannya untuk dimasukkan kedalam lemari

"Gue jemput deh sama Jeno. Siap siap aja"

"Oke"

Hera tak perlu ganti pakaian, ia yang pakai kaos hitam dan rok hitam itu ia pakaikan lagi jaket jeans saja

Tak lama pintu kamarnya dibuka

Itu Nanda yang langsung memeluknyaa

"Aaaaa lama banget ga ketemu lo" ujar sahabatnya itu girang

"Apaan sih. Udah ayo gue laper"

Nanda mendengus "Cih, dasar. Ayo deh sekalian sama nongkrong dulu ditempat gue biasa"

Hera mengangguk. Ia akan ikuti kemana saja Nanda membawanya

Adalah kafe yang juga menyajikan menu makanan berat yang dikenalkan Nanda padanya

Hera langsung pesan nasi goreng ayam suir dan jus semangka sementara temannya yang katanya itu sudah makan hanya pesan minuman dan camilan saja

"Oh ya Jen, ini sahabat aku namanya Hera. Dia jomblo Jen, tolong cariin ya temen kamu"

Puk

Hera pukul lengan Nanda

"Sembarangan lo"

"Ya kan bener. Lo aja kabur kesini biar ga kawin kan"

Hera malu sekali sementara Jenov itu hanya senyum saja seolah maklum dengan tingkah Nanda

"Sumpah kok bisa lo pacaran sama Nanda sih. Gue Hera btw"

"Jenov" lelaki itu ulurkan tangan dan Hera menyambutnya

"Tapi bener lo kabur karena disuruh kawin?"

Hera mendelik

"Gue balang ya lu Jen. Jangan ikut ikutan!!" Pasangan kekasih itu tergelak, anggap lucu Hera yang marah marah

Hera tak menyangka saja ia bisa cepat akrab dengan Jenov. Ternyata anaknya ga jauh beda sama Nanda. Sama sama aneh, makanya cocok.

"Kenyang banget" Hera elus elus perutnya yang agak buncit

Lalu perhatikan sekitar yang mulai semakin ramai

"Rame banget ya disini"

"Iya. Deket juga sama kantor gue, kalau balikan pada suka nongkrong disini. Tapi kalo weekend gini ya paling anak deket deket sini aja"

Hera mengangguk. Sejauh ini ia cukup nyaman dengan tempat barunya, beruntung ada Nanda dan pacarnya Jenov. Ia jadi merasa aman

Sekarang ia cukup beradaptasi dengak kegiatan perkuliahannya nanti. Yang jelas masa kuliah sarjana dan magisternya akan berbeda

Yang perlu ia lakukan adalah benar benar bertanggung jawab dengan keputusannya

Meskipun yang dikatakan Nanda benar kalau ia kabur agar tidak dipaksa menikah

Tapi ia harus tetap berusaha semaksimal mungkin agar masa kuliahnya tidak sia sia

Urusan hasilnya bagus atau tidak, ya semoga saja bagus sih


Cutttt!!!

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang