Pertama
.
."Sumpah sumpah sumpah!!"
Nanda berseru heboh saat tiba tiba Hera datang ke kosan dan katakan kalau ia kini telah jalin kasih dengan Marka
Iya, Marka ajak Hera untuk ke kota rantau mereka
Lelaki itu katanya mau ambil beberapa barang yang masih ada di kantornya dulu
Jadi Hera minta diantarkan ke kosan saja karena Nanda pun masih disana
"Kok bisa sih? Kalian jadian di rumah?" Hera mengangguk
Nanda tersenyum begitu lebar
"Gila, mana nyangka lo bakal dapat jodoh lo disini Ra"
Hera tersenyum dengar penuturan Nanda
"Ceritain coba gimana kalian jadian. Apaan sih segala langsung nyamperin kesini mau pamer l0"
Hera ceritakan semuanya. Sampai buat Nanda yang mendengarnya emosi
"Gue gak tau sekarang Raina dimana Nan. Tapi kata Marka dia lagi cuti dari kantor. Lo gak dikasih tau Jenov?" Nanda gelengkan kepala, kekasihnya tak katakan apapun
"Ya gitu deh" ujar Hera mengakhiri ceritanya
Nanda tersenyum makin lebar. Tak menyangka bahwa sahabat yang ia dukung untuk jalin kasih dengan sahabat tunangannya benar benar wujudkan itu
"Gue seneng banget Ra, selamat yaaa" Hera ikut tertawa senang lihat Nanda yang masih heboh dengar beritanya
"Terus sekarang gimana? Marka mau balik lagi kesini?"
"Gue belum tanya. Tapi dia ambil barangnya di kantor. Kayaknya dia juga masih betah diem dulu"
Nanda menganggukkan kepala mengerti. Marka dari keluarga berada dan lelaki itu jelas miliki banyak tabungan dari kerja kerasnya selama ini, jadi berhenti bekerja sejenak sepertinya tidak masalah
"Terus habis ini lo balik kerumah?" Tanya Nanda
Hera juga tak tau. Ia saja baru tau akan kemari ya saat dalam perjalanan
"Main dulu kayaknya" ujar Hera yang langsung buat Nanda tersenyum menggoda
"Apaan coba ekspresi lo Nan"
"Tahan Ra. Tunggu habis nikah lo"
"Maksud lo!"
Nanda tergelak, "Gak ada ya begitu gue"
"Halah, palingan udah ciuman!" Wajah Hera memerah seketika dan Nanda langsung tertawa keras melihat temannya
"Hahaha sobat gue nih bos!" Goda Nanda
"Apasih Nan"
"Udah ciuman kapan emang? Langsung pas jadian?" Ternyata Nanda masih lanjutkan saja, namun Hera tanggapi itu dengan anggukan
Keduanya tertawa bersama. Mereka asyik bercerita sampai kemudian ponsel Hera berdering, Marka ketua kelas memanggilnya, Nanda tergelak melihatnya
"Apaan masih ada ketua kelasnya" Hera beri isyarat Nanda untuk diam karena ia hendak jawab panggilan Marka
"Udah selesai Ka?"
"Lo udah didepan?"
"Oke, tunggu"
Hera putus panggilannya lalu menatap Nanda yang masih tersenyum menggodanya
"Apa sih Nan"
"Masak panggil lo gue gitu sih Raa, panggilan sayang dong"
Hera mendengus lalu berdiri, "Ya private lah panggilnya. Gak mau gue didepan lo ntar lo godain males" Nanda tergelak, Hera buru buru keluar dari kamar kosan Nanda
Marka sudah ada disana, lelaki itu ada dibalik kemudi sepertinya sedang menerima panggilan
Begitu lihat Hera keluar dari bangunan kosan, ia langsung bukakan pintu tanpa turun dari mobil
"Ya udah Pak. Nanti saya lihat emailnya. Terima kasih banyak sebelumnya. Selamat siang" Marka tutup panggilannya lalu berikan ponselnya pada Hera
"Nitip yang. Aku gak bawa tas" Hera menerima ponsel itu lalu dimasukkan ke dalam tasnya
Gadis itu lalu kenakan sabuk pengaman dan bersiap untuk pergi entah kemana kekasihnya akan bawa, sampai beberapa menit ternyata mobilnya tak berjalan, bahkan menyala pun tidak
Hera menoleh dan sedikit terkejut karena sedari tadi ternyata Marka tengah menatapnya dengan alis bertaut
"Apaan sih, kenapa gak jalan?"
"Itu kamu aku titipin hape aku loh Ra"
Hera menunduk lihat tas selempangnya
"Ya terus kenapa? Kan ini udah aku masukin tas"
"Kamu gak penasaran?" Hera mengernyitkan dahi, penasaran apa?
"Penasaran apa? Isi hape kamu?" Tanya Hera dan Marka taunya menganggukkan kepala
"Gak penasaran Marka. Mau penasaran apa sih"
"Coba lihat makanya" Hera mendengus, ia tidak penasaran kok dengan isi ponsel Marka. Ia hargai privasi lelaki itu dan tak mau bertingkah berlebihan
"Ish, orang gak penasaran kok" Hera aneh sendiri, ini kenapa dia dipaksa untuk otak atik hape lelaki itu ya
"Lihat dulu!!" Hera berdecak lalu ambil ponsel
Lelaki itu kembali. Seri ponselnya sama dengannya dengan warna yang berbedaKalau dilihat ya hape biasa pada umumnya kok
Ia lalu hidupkan layar ponsel lelaki itu dan wajahnya lempeng lempeng saja sampai layar itu menyala dan ia terkejut karena wallpaper ponsel Marka adalah dirinya
Hera menoleh cepat ke arah Marka yang tersenyum lebar. Beda sekali dengan tadi seperti bocah tantrum
Hera baru temui sisi ini dari Marka, lelaki itu ternyata cukup kekanakan. Tapi terkadang malah kelihatan lucu, seperti tadi, Marka memaksanya lihat ponsel lelaki itu untuk pamer kalau lelaki itu pakai wallpaper fotonya
Hera tatap lagi foto itu. Itu foto saat ia makan di kedai milik teman Marka. Ia sedang menunduk sambil minum minumannya dan Marka memotretnya diam diam
"Kamu gak penasaran isinya?" Tanya Marka lagi
Hera menoleh, "Gak deh, mending ke kedai ini lagi yuk, aku laper"
Marka berdecak namun tetap usap pipi Hera gemas. Kok bisa ya ada perempuan yang tidak penasaran dengan ponsel pacarnya?
Hera terkekeh sebentar lihat Marka yang manyun disebelahnya
"Nanti aku liat semua isinya Markaaa" Hera gantian usap dagu kekasihnya itu
Marka tersenyum senang. Masih banyak sisi baru yang mereka temui dalam hubungan mereka
Awalnya saat pendekatan dulu jelas mereka berusaha bersikap hati hati, namun sekarang Marka suka jika ia maupun Hera bebas tunjukkan ekspresi mereka terhadap satu sama lain
Meskipun beberapa sisi baru mengejutkan mereka, tapi baik Marka maupun Hera punya cara tersendiri untuk mengatasi itu semua
Sebelum nyalakan mobilnya, Marka ambil tangan Hera untuk ia genggam. Ia kecup punggung tangan kekasihnya itu beberapa kali
"Hera, mungkin nanti banyak banget sifat gue yang baru kebuka. Gue mau kalau lo gak suka, lo ngomong langsung ke gue biar bisa gue perbaikin ya Ra" Hera mengangguk, dekatkan wajahnya pada genggaman tangan Marka lalu usapkan pipinya disana
Marka tersenyum dengan jantung berdebar kencang sekali
"Gue juga Ka"
Marka mengangguk, ia lalu nyalakan mobilnya
Lelaki itu hendak injak gasnya namun kemudian ingat sesuatu
"Lo jangan puji makanannya Johan didepan gue ya. Gue cemburu!"
Hera menatap lelaki itu dengan kedua mata terbelalak tak percaya, Marka kini menatapnya sengit
"Jalan gak!!" Balas Hera kemudian
Cuuuttt!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabur
FanfictionKabur karena dijodohin malah ketemu lagi sama crushnya yang suka sama sahabatnya pas sekolah dulu