24

489 72 13
                                    

Marahnya Marka



.
.


"Makasih ya Ra udah jagain Michele"

"Iya tante. Hera pamit dulu ya" Hera cium tangan tante Tara lalu berjalan bersama wanita itu menuju pintu depan

Belum sempat membuka pintu, bel rumah berbunyi

Tara berjalan lebih cepat untuk bukakan pintu dan temukan seorang wanita muda dibaliknya

"Cari siapa?"

"Halo tante. Saya Raina, ini benar rumah Marka?"

Tara mengernyitkan dahi menatap Raina yang tersenyum tipis ke arahnya

Tak berselang lama Hera berdiri disebelah Tara buat Raina diseberang sana terkejut bukan main

Begitupun dengan Hera

"Raina"

"Loh kamu kenal Ra?" Tanya Tara

"Iya tante"

Terjadi begitu cepat saat tiba tiba kerah baju Hera ditarik oleh Raina

Tara mendelik melihatnya

Wanita parubaya itu bahkan tak sempat melerai keduanya saat tangan Raina itu sudah menapak keras diatas pipi kiri Hera. Menciptakan bekas merah yang kentara

Hera sampai terdorong pelan kesamping

"Raina.."

"Lo sekongkol kan sama Jenov sembunyiin Marka dari gue. Lo bikin Marka jauh dari gue. Lo pikir gue sahabat lo yang bisa kasih Marka gitu aja?" Raina berteriak marah didepan Hera

"Apa sih ini! Bang!! Marka!!" Tara teriak ke dalam rumah memanggil Marka

"Lo bukan sahabat gue Ra. Lo kira gue gak tau lo udah lama suka sama Marka kan. Gue nemenin lo dulu karena gue kasihan lo gak punya temen!!"

"Munafik banget lo jadi cewek. Terus sekarang gue mau sama Marka, lo mau rebut Marka?"

"Gue tau lo sering perhatiin Marka dari dulu. Lo bertingkah seolah lo gak suka sama Marka Ra. Itu buat gue muak banget"

"Raina!" Marka datang lalu berdiri diantara keduanya

"Lo masih berhubungan sama Hera setelah lo tidur sama gue Ka? Jahat banget lo Ka" ucapan Raina kejutkan Tara yang masih disana dan tengah tenangkan Hera yang juga masih terkejut

"Gue gak pernah tidur sama lo. Lo tau itu Rai.
Apa sih yang lo harepin dari gue"

"Rasa suka gue ke lo dulu udah habis gak tersisa. Sebesar apapun usaha lo gue tetep gak suka. Perlu cara gimana lagi biar lo ngerti"

"Tante, Marka udah tidur sama Raina. Tapi Marka tega ninggalin Raina demi Hera tante" Raina beralih pada Tara yang nampak tak bisa berkutik

"Gue maunya lo Ka. Please, jangan tinggalin gue" Raina berusaha menggapai Marka tapi lelaki itu menahannya

"Gue gak bisa. Meskipun gue udah gak sama Hera, gue tetep gak bisa Rai. Lo bagi gue cuma temen aja gak lebih, please jangan kayak gini"

Raina tiba tiba berjongkok sambil menangis

Marka menghela nafas kasar lalu dengan cepat menelepon seseorang

"Halo Kas, lo kerumah gue cepet"

Tara kembali membawa masuk Hera sementara Marka masih didepan menunggu Raina

"Lihat pipinya sayang" Tara menurunkan tangan Hera pelan dan terlihat pipi gadis itu memerah

"Bentar ya" Tara berdiri hendak mengambil es batu untuk mengompres pipi Hera. Sementara Hera masih diam dalam duduknya

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang