21

398 50 1
                                    

Sakit



.
.



Nanda memekik pelan saat Hera akhirnya kembali ke kosan setelah beberapa jam ia khawatir kemana sahabatnya itu pergi

Saat pergi bersama Jenov tadi, Marka menelepon kekasihnya itu menanyakan keberadaan Hera

Nanda langsung menelepon Hera namun panggilan tak pernah terjawab, hanya berdering saja

Gadis itu buru buru pulang dan saat buka pintu kamar kosan Hera yang mana masing masing dari mereka memang saling pegang kunci kamar satu sama lain

Ia temukan ponsel sahabatnya itu tergeletak diatas tempat tidur

Dengan panik ia terus menunggu, mencoba memikirkan kemana gadis itu pergi tanpa bawa ponselnya begini

Hingga pukul 9 malam ini gadis itu baru kembali. Wajahnya tampak layu

"Kemana aja sih Ra, kenapa gak bawa hape?" Tanya Nanda ikuti Hera duduk diatas ranjang gadis itu

"Gue jalan jalan aja kok tadi di Mall samping" ujar Hera

"Kenapa gak bawa hape?"

"Lupa, gue cuma lihat lihat aja kok. Maaf ya" Hera tersenyum menatap wajah khawatir Nanda

"Ihh lain kali jangan sampe kelupaan Raa, gue kaget banget kata Marka lo gak bisa dihubungkan dari siang tadi"

"Iya gue gak lihat hape Nan"

Nanda menghela nafas pelan, meski merasa ada yang aneh dengan sahabatnya, ia tak ingin memaksa sahabatnya itu untuk bercerita saat ini

"Yaudah lo bersih bersih dulu baru istirahat ya. Udah makan malam belum?" Tanya Nanda

"Gue mau pesen bubur kayaknya"

"Bubur, oke gue pesenin. Lo bersih bersih aja dulu biar cepet" Hera mengangguk, Nanda lalu keluar dari kamar Hera

Sementara Hera melihat ponselnya sebentar, ia nyalakan ponsel itu tanpa buka kuncinya dan lihat begitu banyak notifikasi pesan panggilan dari Marka dan Nanda

Ia tak lakukan apapun dan memilih untuk mandi saja karena badannya sudah berasa sangat lengket

Ia benar benar pergi ke Mall yang memang tak jauh dari kosannya berada

Ia hanya terus berjalan, naik turun eskalator hingga pengumuman Mall akan tutup terdengar barulah ia keluar

Hera kira perjalanannya bersama Marka akan mudah

Lelaki itu nampak begitu serius dengan apa yang dilakukannya sehingga Hera pun juga serius dalam menanggapi lelaki itu

Namun pernyataan Raina siang tadi buatnya tak bisa berpikir jernih

Kalau memang begitu adanya, ia akan sangat jahat sekali jika masih berhubungan dengan Marka

Sementara perasaannya pada lelaki itu semakin kuat kian harinya

Ia merasa patah hati? Tentu saja

Apa ia terlalu konservatif untuk gaya hidup Marka dan tak bisa menerima kenyataan itu? Ditambah Raina adalah sahabatnya sendiri. Memang begitulah yang ia rasakan

Jika memang ia tidak bisa terima kenyataan itu. Bukankah mudah untuknya putuskan sikap apa yang harus ia ambil?

Dari dalam kamar mandi, ia dengar ponselnya berdering

Lama berdering lalu mati sendiri dan berdering kembali, terus seperti itu hingga berulang sampai 5 kali

Hera keluar dari kamar mandi bersamaan dengan Nanda yang masuk bawa makanannya

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang