41

976 111 3
                                    

Kelulusan


.
.


Apa yang diucapkan oleh Marka bukanlah bualan semata

Tepat setelah Hera selesaikan ujiannya. Sembari menunggu wisuda gadis itu, mereka siapkan pesta pernikahan mereka secara bersamaan

Mereka berdua cukup kompak untuk urusan perintilan pernikahan mereka nanti

Kebanyakan ide pun berasal dari Hera dan Marka cukup mengabulkan permintaan kekasihnya itu

Ia pun puas juga dengan pilihan pilihan kekasihnya. Namun tak ia sangka mereka akan sedikit berdebat karena perkara siapa saja tamu yang diundang

"Kenapa Raina gak diundang?"

Marka menghela napas pelan

"Kamu mau Raina dateng?" Hera mengangguk pelan

"Dia ada di China sayang. Paling juga gak bakal dateng"

"Ya undang aja dulu. Biar gimana pun dia kan teman kita juga Ka. Ada Lukas juga kamu gak mau undang?"

Hera benar. Ada Lukas yang temani Raina di China. Berita terakhir yang ia peroleh sih Lukas sudah resmi bertunangan dengan Raina

Tapi Marka itu sedikit trauma. Apalagi Raina cukup lama mengekangnya dulu

"Kenapa sih? Kamu kayaknya mikir berat banget?"

Hera bantu sisir surai Marka di sebelahnya. Diusapnya juga pipi sang kekasih

"Kamu beneran mau Raina dateng?" Hera mengangguk lagi

"Yaudah kita undang. Nanti biar aku yang kirim ke Lukas" Hera mengangguk namun ia tak puas karena lihat wajah Marka yang masih kusut

Diraihnya sisi wajah lelaki itu untuk menghadap ke arahnya

"Kenapa? Ngomong coba" ujar Hera pelan

Marka menghela napas pelan, lalu bawa kedua tangan Hera di kedua sisi wajahnya untuk ia genggam erat

"Maaf, aku sedikit keinget masa lalu aja. Aku juga keinget gimana gak sukanya aku sama Raina dulu"

Hera tersenyum tipis, lalu membalik tangannya agar ia yang menggenggam tangan besar Marka

"Kamu kayak trauma gitu?" Marka menggedikkan bahu dengan bibir manyun

Hera terkekeh, "Apasih kenapa jadi ngambek gitu" Hera lepas genggaman tangannya dan sedikit dorong bahu Marka pelan

Marka semakin memanyunkan bibirnya lalu bergelung memeluk lengan atas Hera sambil sandarkan kepalanya pada bahu kecil kekasihnya

"Ya kamu gak tau aja gimana dia dulu Ra. Aku dulu kayak ngerasa selalu diawasin gitu"

Hera kembali terkekeh

"Ekstrem banget ya Raina dulu" Marka mengangguk heboh

"Iyaa, ekstrem banget pokoknya. Aku takut nanti kalau dia balik terus ngerusuh gimana? Itu nikahkan aku loh yang" gerutu Marka, Hera memutar matanya malas. Itu nikahkannya juga loh

"Pede banget kamu Ka. Dia udah ada Lukas yang lebih oke juga dari kamu" Marka mendelikkan kedua matanya

"Mana ada Lukas lebih oke sih yang. Kamu gak tau aja sebuaya apa Lukas dulu" seru Marka tak terima dirinya kalah unggul dari Lukas

"Iya kah? Dia kelihatan baik baik aja kok. Malah kamu yang kelihatan buaya" Marka mengerang tak terima

Hera menepuk pelan punggung tangan Marka di atas lengannya

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang