39

476 66 4
                                    

Kesedihan


.
.


Saat akhirnya Hera sudah tenang. Barulah ia bisa bicara dengan Nanda tanpa menangis

"Gue gak ngerti sama kalian berdua. Kita baru aja staycation sama sama niatnya mau healing kenapa kalian malah break gini?"

Nanda jadi tantrum sendiri akhirnya

Mereka berdua nampak baik baik saja, memang sedikit lebih pendiam satu sama lain tapi di matanya Marka tetap peduli pada Hera

Hera tak kemana mana setiap pulang dari kampus dan saat ditanya Nanda kenapa, gadis itu bilang Marka sibuk. Akhirnya ya tetap ketahuan juga karena ketidaksengajaan di warung tadi

"Benernya emang gini dulu Nan. Gue sama dia masih belum bisa stabil buat pahamin satu sama lain. Marka masih berusaha buat hilangkan pikiran buruknya dari gue"

"Gak jelas banget Marka kenapa gitu sih Ra"

Hera menggelengkan kepala

"Marka gapapa Nan, kita emang lagi gak baik aja kok. Nanti kita tetep bicara satu sama lain. Kita cuma istirahat aja"

Nanda menghela napas. Hera masih saja membela Marka

"Ra, hubungan kalian itu udah tergolong serius. Kalian udah tunangan, ya emang gak bisa dipastikan kalau tunangan bakal nikah sih. Tapi gue lihat Marka emang beneran niat sama lo"

"Gue tanya kenapa lo gak bilang ke Marka?"

"Dia sibuk banget sama kerjanya. Gue sungkan mau ganggu. Apalagi pernah sebelumnya gue minta tolong ke dia, dia iyain itu tapi akhirnya dia lupa. Gue jadi gak mau berekspektasi lebih, jadi sekarang gue coba apa apa lakuin sendiri"

"Gue kalau banyak nuntut ke dia, buat kita sama sama kehilangan banyak energi"

"Gue cuma mau hubungan dia sama gue baik baik aja kok"

Hera katakan itu dengan pelan namun mulai menangis dalam diam lagi

"Lo gak sepenuhnya salah. Marka juga gak sepenuhnya bener. Kalian emang bener butuh saling istirahat"

"Gak selamanya kan Marka bakal sibuk"

Hera mengangguk, tapi ia takut dengan penolakan apalagi dari Marka

Ia sudah sangat senang Marka mau lakukan sesuatu untuknya

Tapi jika lelaki itu menolak, ia jadi sedikit merasa malu

Di pikirannya saat itu, ia kenapa jadi tidak bisa melakukan apa apa sendiri? Kenapa harus bersama Marka?

Memang pemikiran yang bodoh hingga buatnya memutuskan untuk lakukan segalanya sendiri


Tapi, ia memang tak mau lagi bereskspektasi lebih pada Marka. Ia malah takut dirinya juga jadi goyah dan berakhir mereka akan bertengkar 

Sebelumnya pada akhir pekan, Marka kadang habiskan waktunya dengan tidur, bertemu Hera pada malam Minggu lalu setelahnya mereka akan kembali bertemu melalui layar ponsel

Jenov bilang Marka memang sedang mengejar kenaikan promosi jabatan, hanya sebentar tapi memang prosesnya cukup sulit

Hera ikut sabar saja menghadapinya

Ia lakukan itu tapi justru buat kekasihnya salah paham

"Gue pengen banget nenangin dia pas dia ada masalah, tapi dia susah buat ngomong selama ini. Dia gak pernah cerita masalah dia" ujar Hera pelan

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang