34

1K 119 4
                                    

Manja


.
.



Ibu Hera tak tahan senyumnya keluar lihat anaknya yang kelabakan urus bayi besar yang mendadak hadir dirumahnya

Saking mendadaknya, ia bahkan dengan cepat buatkan sup daging untuk bantu pulihkan tenaga tunangan anaknya itu

Marka yang biasa jaga image didepan wanita parubaya pun seolah tak peduli dengan hal itu dan tak segan bergelung di lengan anaknya

"Ish, diem gak lo!" Tegur Hera kemudian karena demi apapun, dia kesulitan menyendok sup daging itu untuk Marka

Marka terus bergerak disebelahnya hingga tangannya terus bergoyang dan daging daging itu berjatuhan dari sendoknya

Lelaki itu langsung diam tak bergerak

Marka mencebikkan bibir, buat Ibu Hera tak sanggup tahan tawanya

Mungkin nanti ia akan ceritakan ini pada ibu Marka kalau berkunjung ke rumah calon besannya itu

Anak lelakinya ternyata benar benar manja kalau sakit begini

"Ibu ke atas dulu ya, Marka nginep disini gapapa. Tidur di kamar tamu" ujar Ibunya sebelum tinggalkan ruang makan

Hera mengangguk saja, Marka sudah diam di sebelahnya, ia bisa tenang menyendok sup daging itu lalu arahkan pada kekasihnya yang sakit

Namun saat ia menoleh, ia justru dihadapkan dengan ekspresi sedih Marka yang masih bertahan hanya karena disuruh untuk diam

Hera menghela napas

Peringatan Marka tentang lelaki itu yang manja saat sakit ternyata terlalu ia sepelekan

Lelaki itu lebih dari manja, Hera harusnya segera beradaptasi dengan itu

"Kok gitu wajahnya, ayo ini buka dulu mulutnya" ujar Hera pelan

"Tadi kamu bentak aku suruh diem loh Ra"

Hera buru buru beri kecupan pada dahi panas lelaki itu yang langsung terbitkan senyum merekah di wajah sayunya

"Maaf, tadi kamu gerak terus soalnya. Aku susah mau sendokin sup"

"Kalau kamu susah makannya, nanti gak cepet habis terus istirahatnya jadi lama"

"Kamu gak mau langsung rebahan aja gitu?" Nada suara Hera lembut sekali buat Marka mengerjapkan mata mendengarnya

"Ayo, mau istirahatnya cepet kan" Marka mengangguk

"Yaudah ini makannya yang pinter dulu ya" Marka kembali mengangguk lalu menurut pada Hera yang akhirnya bisa tenang menyuapinya

Setiap Marka buka mulut terima suapan Hera, gadis itu langsung beri kecupan pada dahinya buat Marka semakin semangat habiskan makanannya itu

"Yeayy! Udah habis sayang" seru Hera akhirnya, gadis itu sebenarnya juga sedikit pegal karena Marka yang bersandar pada tubuhnya, meski ia juga bersandar pada punggung kursi, tetap saja bahunya kaku karena terus dibebani oleh Marka

"Lepasin dulu ya tangannya, aku mau cuci ini terus kita istirahat" ujar Hera pelan namun Marka tak bergeming

Hera menoleh kembali menatap Marka, lelaki itu ternyata juga menatapnya

Ia sisir surai lelaki itu ke atas, semakin tampakkan dahinya yang cemerlang

"Kenapa sih?" Tanya Hera lagi

"Kalau makannya udah habis, dahinya gak dicium lagi ya sayang?" Hera menganga tak percaya, namun segera tunjukkan wajah normal saat Marka lagi lagi tunjukkan ekspresi sedihnya

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang