23

231 54 2
                                    

Menjauh


.
.



Raina mengumpat keras saat teleponnya tak pernah tersambung

Ia sudah kirim email pada Marka agar kembali lagi untuk masuk ke kantor

Tapi lelaki itu tak balas apapun

Bahkan panggilannya tak pernah tersambung, pesannya tak pernah terbalas

Ia tak mau membenarkan pikirannya kalau lelaki itu mungkin saja memblokir nomornya

Wanita itu lalu keluar dari ruangannya menuju ruangan Jenov yang tak jauh dari ruangannya juga

Lelaki itu ada dibalik mejanya, tengah sibuk kerjakan sesuatu

Jenov hanya melirik sebentar Raina yang menerobos masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu dan berdiri di seberang mejanya dengan kedua tangan berkacak pinggang dan wajah yang marah

"Lo harus kasih tau gue dimana Marka sekarang. Gue udah nyari dia dimanapun bahkan kosannya kosong"

Jenov tak terkejut kalau Raina bahkan bisa tahu tentang itu. Marka memang sudah tak tinggal lagi di kosan yang sama dengannya

"Gue gak tau Rai. Lo gak lihat gue sibuk kerja begini"

Raina berdecak keras

"Lo pasti tau Jen. Lo sekongkol kan sama Hera juga buat jauhin Marka dari gue"

Jenov menghela nafas pelan

"Hera sahabat lo pas SMA Rai. Lo kok bisa sih ngomong gitu ke dia"

"Dia cuma sahabat gue pas SMA doang Jen. Buktinya sekarang dia mau rebut Marka dari gue"

"Dengan lo fitnah Marka biar Hera jauhin Marka gitu? Gue aja heran kenapa Marka dulu bisa suka sama lo"

"Sampe sekarang Marka masih suka sama gue"

Jenov pukul mejanya sekali lalu menatap Raina dengan nyalang

Ia sebenarnya anti sekali marah pada seorang wanita, tapi Raina pengecualian

"Gue gak mau lo masuk ke ruangan gue tanpa izin gue. Lo lupa siapa gue ya Rai"

"Sekali lagi lo masuk kesini tanpa ketuk pintu dulu. Gue pastiin lo keluar dari perusahaan ini"

Raina menatap tajam ke arah Jenov sampai kemudian wanita itu pergi dari ruangan Jenov masih dengan raut wajah kesal

Sementara Jenov langsung sandarkan punggungnya pada kursi


.


Raina menatap ponselnya dengan kening mengkerut dalam

Ia bahkan tak bisa menemukan akun sosial media Marka yang semuanya ia ikuti

Apa lelaki itu pulang?

Ah benar. Raina tersenyum senang saat akhirnya teringat ia bisa menelepon seseorang yang dekat dengan Marka yang tak lain adalah Lukas. Teman Marka di kota asal mereka


.


Marka asyik mengobrol bersama teman teman lamanya di kota asal setelah kepulangannya selama seminggu ini

"Diem aja lo Luk. Kenapa lo?" Tanya Marka

Lukas itu teman dekatnya saat SMA. Lelaki itu kini bekerja jadi kepala operator produksi di sebuah perusahaan makanan

"Mikirin kerjaan gue" canda Lukas

"Kerjaan dipikirn di kantor aja kali Luk"

Lukas tersenyum tipis, mendadak ingat pesan seseorang yang tanyakan keberadaan Marka padanya kemarin

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang