22

254 52 3
                                    

Kebenaran



.
.




"Gue yakin gue belum pernah sentuh wanita sejauh itu Ra" ujar Marka pelan

Hera masih diam dengarkan penuturan Marka



"Raina ya yang ceritain ini ke lo Ra"

Hera menatap Marka lama

"Gue pernah bilang ke lo kalo Raina berubah Ra"

"Ini maksud gue. Dia udah ada disini sejak lulus SMA karena ikut sama sepupunya. Gue ketemu dia waktu kerja. Jujur dulu gue seneng lah karena ketemu temen lama" Marka terdiam sebentar untuk lihat respon Hera padanya

"Mungkin dia akan terus ungkit cerita ini. Gue yakin cuman satu waktu itu aja yang bisa dia jadiin alibi buat kasih cerita bohong kayak gini Ra. Karena kejadian ini yang buat gue males sama dia"

Gadis itu hanya diam saja dengan kedua mata yang masih basah. Meskipun jantungnya berdegup kencang menantikan kejadian apa yang akan lelaki itu ceritakan

"Dulu waktu gue disini. Pertama kalinya dia ajak gue nongkrong sama temen temennya. Dan benar kalau itu di club"

"Gue dulu memang sering main di tempat kayak gitu. Bahkan sejak tahun pertama gue kuliah"

"Waktu pertama kali ketemu Raina. Dia ajak gue ke tempat mainnya. Jenov udah larang gue buat ikut tapi gue nolak. Jenov punya banyak temen disini dan bilang kalau Raina itu gak bener. Tapi gue buta banget, gue pikir gak masalah buat coba cari temen baru dari Raina karena gue taunya Raina ya gambaran dia waktu sekolah dulu. Gue masih sangat respect sama dia"

"Malem itu gue seneng. Kenalan gue banyak, bahkan dari kalangan yang gak main main. Raina emang punya banyak kenalan orang penting"

"Malem itu gue saking senangnya sampe gak sadar gue bener bener mabuk"

Marka masih menatap Hera, ia terus perhatikan respon gadis itu terhadapnya

"Gue kebangun ditempat tidur yang sama dengan Raina paginya. Di hotel deket sama bar itu"

Hera terkejut mendengarnya

"Mungkin ini yang Raina maksud. Tapi gue yakin banget gue gak sentuh dia seperti yang dia pikirkan ataupun lo pikirin"

"Gue bahkan masih pake baju gue saat itu dan meskipun gue mabuk, gue masih bisa kontrol diri gue buat ga sembarangan berhubungan sama cewek manapun. Raina juga biasa aja waktu dia lihat gue di tempat yang sama kayak dia"

"Raina yakin lo udah tidur sama dia Ka. Dia yang ngerasain itu"

"Hera.."

Hera dibuat terkejut lagi saat lihat satu bulir air mata jatuh menuruni rahang tegas Marka

Lelaki itu menangis

"Kalo lo segitu percayanya sama ucapan Raina. Terus gue cari kepercayaan lo dimana lagi"

"Kalaupun gue yakin gue beneran gak ada sama sekali sentuh Raina. Lo mau percaya sama gue?"

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang