16

843 88 3
                                    

Lambaian Tangan
(Flashback)



.
.

Seperti biasa, setiap kali pulang sekolah. Teman teman yang satu arah dengannya akan pulang bersama

Sedikit berjalan beriringan untuk sampai di halte mobil van yang juga dioperasikan saat pulang sekolah

Hera bersama teman temannya pun berjalan bersama, mengobrol satu sama lain

Darinya yang berjalan paling belakang itu bisa lihat ada Marka didepan sana juga mengobrol dengan teman kelas yang lain

Rumah mereka semua ini memang searah, nantinya satu persatu akan turun di halte dekat rumah masing-masing, nanti juga Hera akan turun terlebih dahulu sebelum Marka

Seperti biasa, para laki laki duduk di barisan paling belakang

Hera duduk di bagian tengah bersama teman yang satu komplek dengannya

Selama perjalanan mereka habiskan dengan mengobrol satu sama lain

Hera pun tak miliki interaksi apapun dengan anak laki laki di belakang

Saat halte rumahnya sudah dekat, Hera bersiap untuk turun. Begitu mobil berhenti, Hera langsung turun bersama temannya dan berdiri di trotoar jalan yang cukup tinggi

Mobil lalu melaju pelan tinggalkan mereka

Hera yang perhatikan mobil itu juga lihat di paling belakang dekat jendela, Marka duduk disana menatap ke arah mereka berdua sambil lambaikan tangannya dan Hera pun reflek angkat tangan balas lambaian tangan tersebut

"Aneh banget. Baru ini gue lihat Marka dadah dadah gitu"

"Ha?"

Sambil berjalan menuju komplek mereka, Hera dan temannya berbincang

"Itu si Marka, aneh aja lambai lambai tangan gitu gak biasanya. Kemarin ke gue noleh aja kagak dia" gerutu teman Hera

Hera di sebelahnya diam saja. Setitik di hatinya terasa berbunga bunga, ia jadi besar kepala. Apa karena dirinya Marka bertingkah demikian? Mereka kan sering berangkat bersama, jadi lelaki itu terbiasa dengan kehadirannya

Tidak tidak

Marka itu suka sama Raina, mungkin Marka baik ke Hera begitu karena Hera ini sahabatnya Raina

Ya, pasti begitu

"Gak sadar paling dia tuh" ujar Hera

Teman Hera itu terkekeh, "Iya kali ya. Kita kan habis dilibas sama pelajaran kimia pas mau pulang tadi, agak stres juga sih belajar kimia pas siang siang"

Keduanya terus mengobrol hingga berpisah untuk berjalan ke rumah masing-masing

Hera sibuk dengan pikirannya

Tidak mungkin kan yang diucapkan temannya itu benar. Batin Hera

.
.

Seperti biasa, Hera berangkat di bis yang sama dengan Marka

Lelaki itu nampak bermain dengan ponselnya setelah sempat sapa Hera dengan anggukan singkat

Hera pun tak banyak lakukan apapun, ponselnya tadi kehabisan baterai sehingga ia putuskan untuk tinggalkan dirumah. Gantinya ia bawa iPadnya saja untuk digunakan nanti jika senggang

Begitu turun dari bis, lagi lagi seperti biasa Hera akan berjalan beberapa langkah didepan Marka sampai akhirnya masuk ke area sekolah. Hera langsung masuk ke dalam kelas begitu sampai. Sementara tadi ia sempat dengar suara Marka yang sepertinya mengobrol bersama anak anak kelas yang masih asyik nongkrong didepan kelas

Bangku Hera berada didepan, tapi sepertinya ia ingin pindah duduk dibelakang saja. Hera pun berjalan ke belakang, menyapa teman teman yang duduk dibelakang

Siapa tau ada yang mau dimintai untuk tukar tempat duduk sementara kan

"Tukar dong gue mau dibelakang di jam pertama"

"Enak aja. Depan ya depan aja sih Ra. Ngapain mau tuker"

Hera manyun, "Ngantuk gue tuh, ayo ah sehari aja" Hera bujuk teman teman disana namun tak ada yang mau, ia sudah tawarkan bekalnya juga tetap tidak ada yang mau Hera mendengus akhirnya memilih duduk dulu berdempetan dengan teman teman dibelakang sampai bel masuk berbunyi

Begitu bel masuk berbunyi, teman teman yang tadi berada didepan kelas langsung masuk semua, begitupun dengan Marka

Hera diam saja di belakang, ia akan kembali ke tempat duduknya nanti setelah guru jam pertama masuk

Ia menatap ke depan, ke arah Marka yang hendak berbelok ke tempat duduknya namun terhenti

Lelaki itu nampak menoleh ke samping. Ke arah tempat duduk di sekitar tempat duduk Hera seperti mencari sesuatu

Lantas lalu mendongak

"Loh tadi Hera kayaknya udah masuk ya. Tasnya kemana?" Lelaki itu berucap cukup keras hingga beberapa anak bisa mendengarnya

Hera pun bisa dengar ucapan Marka yang langsung membuat jantungnya berdebar kencang

Jadi Marka tadi seperti celingukan karena mencari dirinya dan tasnya yang belum duduk di kursi depan sana

Hera benar benar rasakan jantungnya berdebar bukan main

"Lah itu si Hera dibelakang" celetuk salah satu teman kelas keduanya

Marka yang tadi menoleh ke arah lain itu langsung alihkan tatapannya ke arah Hera

Keduanya bertatapan dalam beberapa detik

Marka yang lebih dulu putuskan pandangan lalu berjalan ke tempat duduknya yang satu baris dari kursi belakang di paling ujung sana

Sementara Hera masih kedipkan kedua matanya cepat karena tak percaya barusan yang terjadi

"Ra Ra, ada guru. Sana lo!"

Bahu Hera diguncang, Hera dipaksa sadar dari lamunannya segera berjalan cepat ke tempat duduknya dan duduk anteng disana

Ia berusaha alihkan pikirannya dari kejadian Marka yang cari dirinya tersebut

Kenapa pula lelaki itu harus peduli begitu sih?





Cuuutttr!!!!

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang