15

538 71 8
                                    

Jalan Searah


.
.

"Gue anter Ra"

"Gausah Ka. Gue naik taxi aja"

Hera tadi pamit untuk pulang terlebih dahulu pada Nanda karena merasa tidak enak badan. Mendadak nyeri menjalar di punggungnya, sepertinya ia akan datang bulan. Nanda masih di dalam bersama Jenov dan entah bagaimana Marka justru menyusulnya

"Please, ayo. Mobil gue disitu" Mohon Marka

Hera terdiam sebentar, ia tidak ingin bicara dengan Marka. Ia kan mau datang bulan, jelas ia sedang sensitif. Bukan karena Raina mencium pipi Marka tadi ya

Lagipula memang mereka saling suka kan. Terserah mereka mau lakukan apapun. Kalau memang mereka terbiasa seperti itu ya itu hak mereka

"Gue pengen sendirian aja" ujar Hera langsung

Marka terdiam, perhatikan Hera yang nampak sengit menatapnya

"Jangan sendiri. Gue temenin ya, bahaya pulang jam segini"

"Ayo Ra. Mau ya?" Saat lihat Hera masih diam saja tak bergeming

Hera akhirnya mengangguk tak enak juga lihat Marka sampai begitu

Mobil Marka melaju pelan tinggalkan area Bar masuk ke jalanan yang masih cukup padat

Marka yang tadi kenakan jas dan kemeja formalnya itu sudah dilepas sisakan kaos berwarna hitam polos

Hera buang mukanya ke jendela

Bingung juga mau bicarakan apa. Sementara Marka tak kunjung katakan apapun, tidak mungkin kan Hera yang mulai duluan

"Gue yakin lo tau dulu pas sekolah gue pernah suka sama Raina"

Marka mulai bercerita saat mobil yang mereka tumpangi berhenti karena lampu merah

Hera menolehkan kepala, Marka ternyata tengah menatapnya juga

Ia agak canggung karena ketahuan mengetahui rahasia lelaki itu

Ya, dulu Raina hanya bilang padanya tentang perasaan Marka

Hera pun tak berniat untuk katakan pada siapapun urusan Raina dan Marka sehingga ia yakin kalau tidak ada yang tahu tentang itu semua selain mereka bertiga

Tapi ia tidak menyangka saja kalau Marka tau tentang ketahuannya itu. Pasalnya saat lelaki itu nyatakan perasaannya pada Raina, Marka berharap Raina tak katakan pada siapapun. Tapi justru Hera tahu hal tersebut

"Gue gak ada hubungan apapun sama Raina" ujar Marka kemudian sambil lajukan mobilnya

Hera diam

"Kita kebetulan aja ketemu dikota ini. Tapi dia belum di perusahaan yang sama kayak gue, baru beberapa bulan dia pindah"

"Lo tau kan Raina dulu nolak gue Ra. Gue hargain keputusan dia karena dulu gue bener bener respect dia dalam hal apapun"

Hera mengangguk setuju. Ia pun sama seperti Marka. Raina dulu benar benar contoh siswa bersinar dengan sikap sopan dan ramah serta otak yang cerdas

"Gue gak maksa dia karena dia juga sudah deket sama kakak kelas kan"

Hera mengangguk lagi

"Sejak itu emang susah gue move on karena kita sekelas terus sampai lulus. Tapi mau ga mau gue emang harus move on"

"Tapi gak nyangka gue ketemu dia disini"

Terdengar Marka menghela nafas

"Banyak yang berubah dari Raina kalo lo gak tau Ra" ujar Marka

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang