12

313 48 15
                                    

Sadar



.
.

Hera menatap beberapa buku yang telah ia beli bersama Marka siang tadi

Lelaki itu juga bayarkan buku itu untuk Hera meskipun Hera sudah menolak mati matian

"Jangan tolak ya, ini mau gue kok"

"Buku mah dibaca biar ilmunya masuk, kalau dilihat doang ya gausah beli"

Hera terjingkat kaget

Kenapa Nanda selalu buatnya terkejut sih

"Julid banget lo Nan, heran banget gue"

Nanda menipiskan bibirnya sambil memutar  mata malas

"Astaga. Tokonya tadi tutup Nan, lagian juga besok kita ke kampus. Gue beliin lo"

Nanda tuh tantrum gara gara Hera pulang tak bawakan es doger pesanannya

Ya masalahnya Hera tuh baliknya setelah makan malam, abang yang jual sudah tutup lah. Orang tutupnya biasa sore kok paling lama

Nanda mendengus namun tetap ikut bergabung berbaring tengkurap bersama Hera diatas kasur gadis itu, ikut lihat tumpukan buku di atas meja nakas

"Dari Marka?" Tanya Nanda

Hera mengangguk tapi Nanda tak lagi heboh. Biasanya kan langsung heboh kalau sudah bahas Marka

"Gue bingung deh Nan. Marka bilang mau deketin gue"

"Bingung kenapa sih. Ya jelas lah itu namanya pdkt. Endingnya kalau ga jadian ya asing"

Hera menoleh cepat ke arah Nanda

"Enteng banget kalau ngomong"

"Yeee, siapa yang bilang jangan bahas bahas Marka"

"Lah kok gitu sih lo"

"Gue ga jadi dukung Marka deh"

Hera mengernyitkan dahi. Kenapa Nanda mendadak katakan demikian. Dia tidak bermaksud ingin dapat dukungan Nanda, tapi aneh saja gadis itu cepat sekali berubah pikiran. Padahal tadi pas dia berangkat masih heboh sendiri

Nanda lalu keluarkan ponselnya, mengotak atik ponsel itu lalu sodorkan ke depan wajah Hera

"Liat nih. Main ke bar dia sama Raina" Nanda perlihatkan postingan dari akun media sosial Raina yang ditujukan di closefriend saja dan ternyata Jenov salah satu di list itu sehingga Nanda bisa lihat. Akun Jenov memang terbuka di ponselnya juga

Hera mendekat melihat dengan seksama disana Marka dan Raina duduk begitu dekat bahkan Raina tepatkan kepalanya agak bersandar di bahu Marka. Fotonya tidak perlihatkan wajah keduanya tapi Riana tag akun sosial media Marka disana. Dilihat dari posturnya juga mirip dengan Marka

Lelaki itu nampak tak keberatan

Lelaki itu nampak tak keberatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hera terdiam sesaat

Sejenak Hera lupa

Ia terlalu senang saat Marka bersikap begitu lembut padanya

Oh iya, Marka tadi katakan apa? Cemburu? Bahkan lelaki itu tak segan ungkapkan cemburu pada seorang kakak tingkat beristri yang pastinya sudah dianggap seperti keluarga sendiri oleh lelaki itu

Ia lupa bahwa di belakang Marka ada Raina

Ia lupa bahwa Marka menyukai Raina

Lalu dirinya ini maksudnya mau diapakan? Kalau ingin dekat kenapa kesannya seperti itu?

Marka ingin dekat seperti apa dengannya dan juga ia diminta jangan bingung? Justru ia semakin bingung sekarang

Ting

Ponselnya berdenting

Hera ambil ponsel itu dari tas kecil yang tergeletak diatas lantai

Dari Marka
"Ra, makanan favorit lo apa?"

Hera menatap Nanda yang mendelikkan mata ke arahnya

"Ayam" balas Hera singkat lalu balik ponsel itu menghadap ke bawah

"Marka ya itu?" Hera menganggukkan kepala lalu berdiri, ia mau bersih bersih dulu dan ingin segera tidur

Nanda bangun dari rebahannya

"Marka kalau menurut gue baik kok orangnya Ra. Tapi lo katanya kan lagi deket sama dia, eh dia kenapa malah gini sama Raina. Makanya gue bimbang"

Hera gelengkan kepala sambil tersenyum tipis

"Tenang Nan. Marka cuma anggap gue ya teman SMA aja ga lebih. Katanya kan aneh kalau temen SMA tapi ga akrab"

"Dia juga paling lagi bosen aja kok ga ada temen" ujar Hera

Nanda menghela nafas

"Gitu kali ya, Yaudah deh. Ga lagi gue mau coba deketin lo sama Marka"

Keduanya diam dengan pikiran masing-masing, Hera sambil bersihkan make up tipisnya

"Ra.."

"Hm?"

"Terus lo tadi kemana woyy sampe malem lo"

Hera tergelak, "Makan doang, beli buku terus makan lagi Naann. Keluar ga lo, sana sana"

Emang Nanda itu sebenarnya tidak bisa serius sedikit. Tapi Hera bersyukur punya teman seperti Nanda

.

Hera sudah hendak bersiap tidur. Ia cek dulu ponselnya dan ada beberapa pesan dari Marka

 Ia cek dulu ponselnya dan ada beberapa pesan dari Marka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini enak Ra. Makanan dari semi bar gitu tapi enak

Raa, udah tidur ya?

Selamat tidur Hera



Hera tersenyum tipis, andaikan dia tak kenal dengan Marka mungkin segalanya akan mudah. Tapi ia kenal Marka, ia tau Marka menyukai Raina, maka hal yang dilakukan Marka padanya seharusnya ia anggap tak lebih dari hubungan teman saja kan?

Ya, Hera harus bisa tahan dirinya untuk tidak jatuh

Karena ia tak yakin jika ia sudah jatuh ia akan kuat untuk bangkit lagi. Karena ini orang yang sama, orang yang sama yang sudah buatnya jatuh beberapa tahun lalu



Cuuutttt!!!

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang