Panik
.
."Muka lo kenapa gitu banget sih Ka"
Jenov sedari tadi perhatikan Marka saat rapat tadi. Sahabatnya itu terus saja mengernyitkan dahi seperti ada yang ganggu pikirannya
"Orang orang pada takut mau tanya sama lo tadi"
Jenov duduk di seberang meja Marka
"Kenapa Ka? Lo ada masalah lagi?"
"Gue gak bisa hubungin Hera dari semalem Jen. Cewek lo lagi balik pulang kan, dia di kos sendiri"
"Astaga, tidur paling Ka"
"Hapenya gak aktif Jen, gue udah coba hubungin pake nomer biasa"
"Masa dari semalem gue tungguin buat telfon kayak biasa gak diangkat. Kemarin berdering terus sekarang udah gak aktif"
"Tidur lama banget cewek gue" Jenov tergelak, sempat sempatnya Marka bercanda
"Samperin lah"
"Ya gue maunya gitu. Ini rapat dari pagi siapa sih yang bikin ide. Mana rapat masih 2 lagi"
"Bapak gue Ka" Marka berdecak
"Salah bapak lo emang. Duh, mana sih Hera sayang. Cewek lo balik kapan sih Jen"
Gurat khawatir tercetak jelas di wajah Marka. Jenov yang tadinya anggap lelaki itu santai karena masih bisa bercanda jadi ikut khawatir
"Bentar deh, habis ini jam 10 lo gak usah ikut rapat gak papa kayaknya"
"Jangan kayaknya lo"
"Wakil lo kemana emang?"
"Cuti dia"
Jenov menghela nafas, "Gausah ikut rapat deh lo. Nanti gue biar bantuin handle. Gue kasih tau bapak gue juga. Biar nanti punya lo sekalian aja lusa"
Marka buru buru berdiri
"Beneran oke? Gue cabut beneran ini Jen"
"Iya gampang. Deg degan gue liat lo panik gitu, buru lihat Hera deh"
Marka mengangguk, ia sudah deg degan dari semalam kok
Ia dan Hera terbiasa lakukan panggilan video sebelum tidur tiap harinya
Semalam ia sudah kirim pesan pada Hera untuk lakukan panggilan sedikit lebih lambat dari biasanya karena ia masih harus selesaikan laporannya sebentar
Saat akhirnya selesai dan Marka lakukan panggilan itu. Hera tak angkat telfonnya dan hanya berdering saja
Marka berusaha berpikir positif dan kira bahwa Hera pasti sudah tertidur
Namun hingga pagi hari saat biasanya Hera harusnya sudah bangun. Gadisnya itu tak kirimi pesan apapun
Marka berulang kali kirim pesan dan lakukan panggilan namun tak satupun hubungkan dirinya dengan kekasihnya
Dengan izin Jenov yang entah bagaimana nanti lelaki itu akan bantu mengizinkannya. Marka keluar dari kantornya dan bergegas menuju kosan Hera
Kosan Hera nampak sepi, ia tekan bel didekat pagar kosan itu berulang kali hingga seorang ibu ibu yang sedang bawa sapu bukakan pintu untuknya
"Cari siapa ya mas?" Tanya ibu kosan tersebut
"Maaf buk, saya cari Hera. Dari kemarin saya hubungin gak dibalas, boleh minta tolong diliatin gak bu"
"Oh Mbak Hera ya. Eh bentar mas, sini masuk dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabur
FanfictionKabur karena dijodohin malah ketemu lagi sama crushnya yang suka sama sahabatnya pas sekolah dulu