11

501 63 10
                                    

Cemburu

.
.


Terakhir Johan berikan dessert untuk Marka dan Hera

Hera lagi lagi keluarkan ponselnya untuksimpan foto makanan tersebut dalam galerinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hera lagi lagi keluarkan ponselnya untuk
simpan foto makanan tersebut dalam galerinya

Marka tak banyak katakan apapun. Lelaki itu makan dengan tenang begitupun dengan Hera setelahnya. Hera agak canggung tapi juga tak ingin katakan apapun

Ia puas dengan semua pelayanan yang diberikan di kedai Johan bahkan sudah merencanakan untuk datang kemari dengan Nanda

"Makasih yo Mar udah kesini" ujar Johan saat Marka selesai dengan makannya

Johan hampiri mereka dan ambil satu kursi untuk duduk diantara keduanya

"Iya bang. Hampir aja gue ga dapet reservasi"

"Iya. Gue kelabakan kalau ga ada istri gue"

Marka tertawa, Hera disana diam saja dengarkan

"Gak dikenalin gue sama cewek lo" Johan menatap Marka dengan alis naik turun

"Kenalin bang. Namanya Hera, dia temen gue pas SMA"

"Hera? Hera itu?" Johan nampak berpikir, Marka beri isyarat untuk diam gunakan jari telunjuknya. Buat Johan tertawa jahil

"Hai, gue Johan abangnya Marka. Lo kalo mau kesini kesini aja dek. Gausah reservasi, buat lo doang tapi" ujar Johan ramah

Hera kegirangan dalam hati

"Apaan lo manggil dek dek" Marka nampak protes diseberang sana

Hera tersenyum tipis. Baru tau sisi Marka yang terlihat banyak protes jika bersama Johan

Johan masih saja tertawa lihat ekspresi wajah kesal Marka

"Udah gue transfer ya. Balik dulu gue" Marka berdiri, lalu reflek menarik tangan Hera yang berada diatas meja dan mengajaknya untuk keluar dari kedai Johan

Johan berpesan untuk hati hati dan Marka hanya lambaikan tangan saja

Sementara Hera sudah dibuat panik saat Marka masih gandeng tangannya keluar kedai menuju mobil

Lelaki itu tampak gumamkan sesuatu yang tak ia mengerti. Kedua alis tebalnya menyatu dengan dahi berkerut

Lucu. Batin Hera

"Hahh.." Marka berhenti berjalan lalu berbalik menghadap Hera. Melepaskan tangan gadis itu pelan

"Maaf ya"

Hera menatapnya bingung, Marka terkekeh lalu tanpa ragu usak surai Hera

"Udah ayo masuk lagi" Marka bukakan pintu untuk Hera dan gadis itu menurut untuk masuk meski bertanya tanya lelaki itu kenapa

Mereka lanjutkan perjalanan lagi ke toko buku tersebut, Marka lalu ceritakan tentang kedai Johan tadi

"Dia anak bisnis loh Ra. Tapi pas ketemu sama istrinya yang anak pertanian dia jadi banting setir buka kedai aja"

"Ohh.."

"Kalau kesana harus reservasi dulu. Bukanya mereka jam 9 sampai 7 malem. Jadi yang mau kesana harus reservasi hari sama jam biar mereka sesuaiin menunya"

Mereka tadi kesana pas siang jadi tadi menu untuk makan siang

"Agak unik ya, tapi ya disitu asiknya. Menunya juga ganti ganti jadi kayak kita terima aja apa yang mereka kasih" tambah Marka

"Tapi enak kan?" Marka lirik Hera yang duduk disebelahnya

Gadis itu mengangguk girang

"Enak banget. Mau kesana lagi kalau bisa"

Marka terkekeh, "Iya kan tadi dibilang bang Jo lo bisa kesana kapanpun lo mau" terdengar dengusan Marka setelah ucapkan kalimat itu

Hera menoleh, lagi, ekspresi kesal nampak di wajah Marka

"Gue juga bisa masak kok" tambah lelaki itu lagi

Hera menahan tawanya. Apa sih Marka jadi ngambek, batinnya

"Iya Kaa iyaa.." jawab Hera dengan nada sedikit menggoda

"Serius Ra. Gue bisa masak"

"Iya kapan kapan dicoba"

Marka akhirnya tersenyum

"Maaf ya gue cemburu"

Hera mendelik. Tak sangka alur yang dibawa Marka sejak tadi berujung pada lelaki itu ungkapkan cemburu

Maksudnya gimana?

"Gue bilang kan mau deket sama lo Ra"

Mobil Marka tau tau sudah berhenti di pelataran parkir yang cukup luas dengan beberapa kendaraan yang sudah terparkir disana

Hera menoleh pelan, benar saja, Marka kini menatapnya dalam

"Gue serius"

Hera mengedipkan matanya cepat

"Gue beneran mau deket sama lo. Gue pengen tau semua tentang lo. Kalau bisa cuma gue yang tau banyak tentang lo"

Jantung Hera berdebar kencang

"Jangan bingung ya Ra" Marka menepuk kepala Hera pelan dua kali, tebarkan senyum manisnya sebelum ajak keluar mobil masuk ke toko buku

Hera terdiam sebentar

Barusan tadi apa? Marka niatnya memang mau mendekatinya? Lelaki itu tertarik padanya?

Lalu Raina?




Cuuuttttt!!!

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang