Pertengkaran
.
.Marka diterima di salah satu perusahaan di kota perantauan mereka berdua
Lelaki itu kembali sewa kamar di tempat kosannya dulu. Sudah sebulan lelaki itu jalani kerja barunya, begitupun Hera yang kembali sibuk dengan kuliahnya
"Ck!" Hera menatap kesal pada ponselnya
Ia sedang berada di salah satu Mall dekat kampus
Marka tadi mengajaknya untuk belanja pakaian baru karena di kantor barunya punya peraturan untuk memakai pakaian yang seragam
Hera beri usulan kalau ia akan berangkat kesana sendiri agar Marka tak perlu jauh jauh menjemputnya ke kampus
Hera sudah sangat semangat untuk menemui Marka karena selama sebulan ini Marka disibukkan dengan masa peralihannya di kantor baru
Tapi sayangnya hingga 40 menit Hera disana, Marka tak kunjung datang
Hera menunggu di sebuah kafe lantai 1 di Mall tersebut
Marka sudah katakan kok kalau lelaki itu sudah pulang. Hera bahkan berangkat setelah Marka kiriminya pesan itu padanya
"Ini kemana sih?" Gerutu Hera
Ia sudah kirimi lelaki itu pesan tapi sampai sekarang belum ada balasan, bahkan pesan itu belum dibaca
"Sumpah Marka. Lo kemana sih"
Hera menghela nafas lelah. Kenapa jadi sulit sekali bertemu dengan Marka?
Hera putuskan untuk pulang saja, ia sudah tak betah menunggu tanpa ada kepastian. Mana kedua matanya sudah memanas, takutnya dia malah menangis ditempat umum kan
.
"Ra, ada Marka didepan. Tanya lo ada gak"
Nanda menatap Hera yang bergelung saja di dalam selimut. Wajah sahabatnya itu datar saja dengan jejak basah di pipinya
"Gue bilang gak ada ya. Apa sekalian gue bilang lo pulang aja? Kan besok weekend tuh"
Hera tak menjawab pertanyaan Nanda
Sekarang pukul 8 malam dan Marka baru mencarinya? Mereka tadi janjian pukul setengah 4 sore loh. Ia menunggu hingga hampir pukul 5 dan lelaki itu baru mencarinya pukul 8?
Nanda menghela nafas pelan lalu keluar dari kamar Hera
Terdengar suara gerbang dibuka dari kamarnya
Hera memejamkan kedua matanya, berusaha untuk hilangkan perasaan marah yang masih membara di hatinya
Ia tak pernah melarang Marka lakukan apapun kok. Ia juga tak pernah merengek saat Marka terus saja sibuk dengan kerjaan barunya
Hera memahami itu. Tapi ini Marka yang ajak dirinya dan buat janji dengannya
Hera tentu saja senang
Tapi Marka yang tak berinya kabar buat Hera rasakan banyak sekali emosi dalam dadanya
Ia khawatir tapi juga marah
Pesannya masuk semua kok di ponsel lelaki itu, apa tidak bisa beberapa detik saja memberinya kabar. Hera tak masalah jika janji mereka dibatalkan, ia bisa memutuskan untuk jalan jalan sendiri kok
Tak berselang lama pintu kamarnya kembali dibuka
Nanda masuk lalu duduk di sisi kasurnya
"Lo udah makan Ra?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabur
FanfictionKabur karena dijodohin malah ketemu lagi sama crushnya yang suka sama sahabatnya pas sekolah dulu