25

513 71 10
                                    

Peluk



.
.



Hera menatap Marka yang menunduk usapkan wajahnya pada telapak tangan Hera yang ditangkupkan diatas tangan besar Marka

Wajahnya masih memerah malu karena ciuman tiba tiba diantara keduanya

Terlebih Hera yang memulainya lebih dulu

Ini perdana mereka lakukan interaksi fisik yang lebih dari biasanya

"Ra.. Hera.." Marka memanggil namanya pelan

Hera bergumam

Marka mendongak. Tangkupkan kedua tangan Hera dalam genggamannya lalu dibawanya didepan dada

"Jangan salahin gue kalau setelah ini gue gak akan lepasin lo Ra"

"Mau nanti Raina atau siapapun datang lagi kasih apapun yang berpotensi buat lo pergi dari gue. Gue tetep kejar lo sampe gue dapet lagi"

Hera merinding sekaligus tersipu mendengarnya

"Mau lo berontak nolak gue. Gue tetep kejar lo Ra. Tapi lebih bagus kalau lo jaga gue juga Ra"

"Ra, mau ya berjuang sama gue? Mau ya bangun dari awal sama gue"

Hera menatap Marvel yang memandangnya lembut dan dalam. Dia berhak kah dapatkan lelaki sebaik Marka?

"Jangan banyak umbar janji Ka" Hera menyugar surai Marka yang sedikit panjang

Marka kembali rasakan kan jantungnya berdebar kencang saat Hera menyentuhnya

"Gak umbar janji. Ini emang pengen usaha. Gue udah bayangin punya hubungan sama lo lama banget. Mau ya Ra"

"Sekarang kita beneran coba buat serius. Gue akan sangat serius sama hubungan ini. Gue gak akan lari kayak kemarin Ra"

Hera menggenggam balik tangan Marka yang genggam tangannya

"Gue mau minta maaf Ka. Untuk semua rasa sakit yang gue kasih ke lo. Gue gak ngerti. Raina bener, gue suka sama lo sejak SMA dulu. Sama kayak lo yang beralih ke gue. Gue pun sama"

Hera rasakan pipinya memanas saat Marka tersenyum lembut mendengar tuturannya, mana wajah lelaki itu kian mendekat

"Maaf gue egois. Raina sahabat gue, dan gue ngerasa bersalah banget kalau nyakitin dia. Tapi sekarang gue gak tau"

Marka bergerak maju beri kecupan pada gadis itu. Sedari tadi ia tahan gemasnya

Hera terkejut, tangannya bergerak naik menahan wajah Marka yang mendekat

"Jangan gitu"

Marka tertawa geli, "Jadi lo mau kan buat serius. Gue gak bisa lari dari lo, lo pun bakal gue peluk erat banget sampe lo cuma inget sama nyamannya pelukan gue dan gak mau pergi dari gue"

Hera tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya. Ia sendiri rasakan bagaimana sakit hatinya setelah ia putuskan hubungannya dengan Marka waktu itu. Meski ia tetap merasa bersalah, tapi Marka mau berinya kesempatan

Saat ini ia tak ingin menyerah. Sebelumnya ia merasa bimbang untuk terus berhubungan dengan Marka karena Raina sahabatnya

Benar kata Raina. Hera munafik sekali selama ini. Menyukai Marka tapi bertingkah seolah tidak, bahkan menyakiti lelaki itu dan tak anggap perasaan lelaki itu berharga

KaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang