"Makasih abang, Mabin..."
"No. Abang yang harusnya makasih sama adek, karena adek mau berjuang dan bertahan demi abang," sanggah Zayden dan mengambil tangan Jasmine yang pucat untuk ia cium.
Jasmine masih dalam pelukan hangat Marvin.
"Abang tolong bantu aku, jangan tinggalin aku," pinta Jasmine bersamaan dengan air matanya yang menetes.
Dengan telaten, Marvin menyeka air mata Jasmine, menciumi kening dan pipi Jasmine, walau tak mengeluarkan sepatah kata pun; tapi ia berharap kehadiran dan sentuhannya mampu membuat Jasmine tahu bahwa ia sangat mencintainya.
"Pasti abang selalu sama Jasmine. Gak cuma abang aja, ada daddy, mommy, abang Issac, abang Rei, abang Vincent, Marvin, papa Prabu dan semua keluarga kita. Jangan takut, jangan khawatir, abang akan selalu nemenin adek."
Jasmine mengangguk, dadanya sudah tidak sesak lagi, kepalanya pun aman sekarang. Ia hanya butuh istirahat saja sekarang.
"Bang Zayden tulus banget, padahal aku cuma adek angkat dari panti," gumam Jasmine dalam hatinya, seiring dengan jatuhnya bulir - bulir air mata dari mata indahnya.
Jasmine menetralkan perasaannya, ia tidak mau terus berlarut lemah dan lemas di hadapan kedua orang yang sangat menyayanginya.
Rasanya hanya tak nyaman saja, ketika kamu terus menerus membuat orang di sekitar merasa khawatir. Sebisa mungkin, Jasmine tidak ingin kekhawatiran orang - orang terdekatnya semakin bertambah.
Jasmine itu si Receiving gifts, ia mengungkapkan rasa cintanya dengan memberikan hadiah yang sekiranya membuat orang - orang merasakan bahwa; ia membalas cinta mereka.
Mengejar terus pendidikannya walau terkena bullying keras dari teman sekolahnya, demi memberikan prestasi yang membanggakan kedua orang tuanya. Hadiah yang Jasmine perjuangkan dengan darah dan keringatnya, tak jarang dulu Jasmine pulang ke panti dengan luka - luka yang ia sembunyikan.
Juga memberikan Madelyn dulu gaun cantik yang ia desain sendiri, melukiskan gambar karikatur untuk para kakaknya dan Zayyan, memberikan kenyamanan Asih dalam melayaninya sebagai bentuk hadiah kecil darinya.
Sekarang, Jasmine ingin memberikan hadiah pada mereka semua; kesembuhan dan upgrade diri darinya.
Hadiah yang bisa menghempaskan semua rasa khawatir yang ada pada mereka terhadap dirinya, menghapus semua sedih, luka dan trauma yang ada pada dirinya agar ia sendiri bisa meng-upgrade jiwa dan hatinya; menjadi pribadi yang lebih kuat dan teguh.
Jasmine akan usahakan itu.
****
Sirine mobil polisi menggema, kendaraan roda empat itu membelah jalanan yang tidak begitu ramai di ikuti dengan dua mobil; satu mobil van hitam dan satu lagi mobil mercedes benz AMG Gle 63s putih yang tentu saja di tumpangi oleh Malik.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LANGUAGE
Fiksi Remaja[ SEASON II ] Setelah semua sakit, bukankah seharusnya terbit senyuman; seperti pelangi yang hadir sehabis hujan turun? Namun, hidup mu dalam kehidupan ini tidak berjalan dan tidak berhenti hanya karena kamu menginginkannya. Tuhan adalah pengendali...