🍒 BAB 25 🍒

9.4K 758 76
                                        

Mendengar suara kamar di sebelahnya, Jennie pun bergegas berlari keluar dari kamarnya sambil dengan cepat, mengambil tas yang selalu dia bawa ke kampus.

"Aku sudah memikirkannya sejak semalam!" Seru Jennie.

Lisa yang baru keluar dari kamar, menoleh dengan cepat, sedikit terkejut dengan ucapan Jennie yang tiba-tiba.

"Memikirkan apa?"

"Memikirkan kenapa aku ingin kau bersikap lembut padaku."

Alis Lisa terangkat penasaran. Jadi, Jennie masih memikirkan itu? Pikir Lisa heran. Kenapa Jennie harus ribut hanya karena pembicaraan itu? Lisa sama sekali tidak begitu mengerti karena dia pun tak terlalu memikirkannya.

"Jadi, apa hasilnya?" Tanya Lisa.

"Berapa puluh kali pun aku memikirkannya, aku tak bisa mengubah pikiranku. Aku seperti ini karena aku tak suka jika temanku bersikap kasar!"

Lisa menatap Jennie dengan datar, bosan dengan jawaban itu. Dia menggelengkan kepalanya.

"Sudahlah," Lisa menyerah. "Lagipula, kenapa juga kau memikirkan itu sepanjang malam?"

"Karena kau yang menyuruhku untuk memikirkan itu baik-baik." Jennie membalas sambil menghentakkan kakinya ke lantai.

Melihat reaksi Lisa yang biasa saja, dia merasa bahwa pemikiran semalam itu jadi terasa percuma.

"Lalu jika hasilnya masih sama saja, untuk apa dipikirkan seperti itu?"

"Tapi, aku tidak salah." Keluh Jennie. "Lagipula aku heran. Kenapa kau menyuruhku memikirkan sesuatu yang sudah jelas jawabannya. Sudahlah, ayo kita sarapan."

Lisa hanya mengangkat bahu. Jennie membuat sarapan sederhana untuk mereka berdua. Hanya butuh waktu 15 menit, sarapan mereka akhirnya selesai dibuat oleh Jennie.

Mereka duduk berhadapan. Lisa menatap Jennie selama makan. Sementara itu, Jennie tidak kuasa bertahan dengan tatapan itu hingga akhirnya, dia menunduk.

Dia ingin Lisa berhenti menatapnya karena setiap Lisa menatapnya, jantungnya terlalu bodoh untuk bereaksi dan Jennie sama sekali tak suka.

Jantung ini berdetak seharusnya hanya untuk Taehyung, untuk satu-satunya cinta dalam hidupnya. Tidak untuk orang lain, apalagi Lisa.

"Tapi, aku telah memikirkan banyak hal sepanjang malam. Termasuk, kau dan Danielle." Kata Jennie. Rasa penasaran Lisa terlihat di matanya.

"Bagaimana?"

"Entah kenapa, aku tak menyukai Danielle. Dia bersikap polos dengan wajahnya tapi aku pikir, dia tidak begitu."

"Apa?"

"Aku sarankan kau jangan terlalu dekat dengan Danielle. Aku menyarankan ini sebagai teman yang baik."

"Kenapa?" Tanya Lisa, datar.

"Karena aku merasa dia adalah—"

"Sebenarnya," Lisa menyela. "Jangan, Jennie." Lisa berkata dengan tegas. "Jangan pernah katakan apapun tentang Danielle, oke? Sepatah kata pun. Jangan."

"Dengar, Lisa. Aku mengatakan ini karena aku peduli pada temanku. Danielle ini... saat memikirkan wanita itu, aku merasa sesuatu yang membuatku tidak nyaman. Aku punya perasaan, bahwa Danielle ini akan berimbas buruk untukmu. Jangan dekati dia."

"Jangan menilai orang sembarangan, Jennie. Kau tidak tahu apapun tentang Danielle. Serius, jika kau berani mengatakan ini di depannya secara langsung, aku akan membunuhmu."

Jennie sedikit melebarkan mata. Lisa selalu kasar padanya. Tapi untuk seperti ini, Jennie benar-benar terkejut karena ucapan Lisa terlalu kasar.

Tapi, tetap saja... setiap memikirkan Danielle, ada sesuatu yang tak nyaman di hati Jennie. Entah mengapa, dia merasa terancam seolah adanya bahaya di sekitar dan Jennie tak menyukainya.

JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang