Jennie mencium bibir Lisa dengan penuh gairah sebelum dia mengatakan aku mencintaimu yang sekali lagi tidak di balas Lisa sebelum dia turun dari mobil Lisa dan berjalan sendirian menuju loker untuk mengambil barang-barang yang dia butuhkan.
Kampus pagi itu agak tenang. Jennie bersyukur karena Jennie tidak membutuhkan keributan apapun yang akan merusak suasana hatinya yang gembira.
"Kau tahu apa? Untuk seseorang yang baru saja ditinggalkan seorang pacarnya mati, yang di temukan tidak bernyawa, kau begitu tenang."
Jennie menutup loker, memeluk buku ke dadanya dan menoleh untuk menatap Jisoo yang sedang bersandar di dinding, tepat di samping loker.
"Hai, Jisoo. Berusaha merusak suasana hati, ya?" Tanya Jennie masam, lalu melangkah ke arah orang yang masih dia anggap sahabatnya itu.
"Mempertanyakan tentang kesetiaan." Jisoo mengangkat bahu.
"Jisoo," Desah Jennie. "Bahkan ketika Taehyung masih ada, aku sudah tidak mencintainya lagi. Apa yang kau harapkan dariku ketika dia mati? Aku menangisi pria itu di makamnya."
"Kau tidak memiliki hormat untuk sebentar saja mengunjungi makamnya, Jennie." Jisoo melotot.
"Aku turut berduka atas kehilangan sepupumu, Jisoo. Aku serius. Tapi Taehyung bukan lagi urusanku sejak aku mengetahui dirinya tidak tulus padaku."
"Dia mencintaimu, Jennie. Dia benar-benar jatuh cinta padamu. Tidakkah kau tahu, seberapa parah kau telah melukainya setiap dia melihatmu menjauh dan malah berusaha mendekati Lisa?"
Jennie tertawa miris.
Sungguh miris. Sejak awal, Taehyung yang melakukan kesalahan. Jennie tidak akan seperti ini, menjauh dari Taehyung apalagi putus dari pria itu jika pria itu sungguh tulus padanya.
Sekarang, setelah dia mengetahui kebenarannya, Jisoo berusaha untuk menyalahkannya seolah dalam hubungan ini, Jennie yang salah dan Taehyung yang tersakiti.
"Tahukah kau bahwa Taehyung telah dibunuh oleh Lisa?" Mata Jisoo menjadi gelap, penuh kemarahan saat dia menanyakan itu.
Jennie tetap tenang. Jisoo tahu dan ada kemungkinan teman-teman Taehyung juga sudah tahu tentang itu.
Jennie menjadi waspada. Apakah jika sekelompok pria gila itu tahu, mereka akan melakukan sesuatu pada Lisa? Atau, mereka tidak akan berani karena mereka tahu bahwa Lisa adalah seorang anak dari pria yang berbahaya?
"Kau sudah tahu." Komentar Jisoo. "Kau tidak terkejut."
Jennie tidak bisa menyangkal dan memutuskan untuk mengangguk saja.
"Aku sudah tahu," Kata Jennie.
"Bagaimana bisa kau masih bersama Lisa setelah tahu dia membunuh Taehyung?" Jisoo menatap Jennie dengan pandangan ngeri seolah Jennie adalah penjahatnya.
"Karena akulah yang mendorong Lisa untuk mengakui pada ayahnya agar dia bisa bergabung dalam pekerjaannya. Yang secara tidak langsung, membuatku mendorong Lisa untuk membunuh Taehyung."
Jisoo marah. Jennie tahu itu. Meskipun tubuhnya terlihat begitu tenang, namun matanya memancarkan aura gelap yang terlihat menakutkan. Sesuatu yang belum pernah Jennie lihat sebelumnya dari Jisoo.
"Kau pikir setelah Lisa memasuki dunia yang penuh kejahatan ini, dia akan setia padamu?" Tanya Jisoo, terkekeh.
"Apa maksudmu?"
"Tentu saja, dunia gelap Manoban di penuhi dengan pembunuhan dan siksaan. Tapi, tahukah kau bahwa berapa kali ayah Lisa meniduri wanita setiap harinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️
FanfictionJennie Kim tahu, jika dia mengalami suatu kondisi yang berbeda. Dia tahu itu dan... dia pasrah dengan apa yang dia alami. Lalisa Manoban mengetahui masalah itu dan mencoba untuk memperbaikinya dalam cara apapun, persis seperti yang Jennie pinta.
