🍒 BAB 7 🍒

10.9K 758 42
                                        

“Ngomong-ngomong, bagaimana situasi kedua temanmu? Terakhir aku ingat, mereka tidur bersama, kan?”

Pada pagi hari, saat mereka sedang sarapan bersama, Jennie mendengar Lisa bertanya, membuat dia mendongak.

“Hmmm, mereka sepakat untuk melanjutkan pertemanan dan melupakan apa yang terjadi pada malam itu.”

“Pilihan yang bagus.” Komentar Lisa, menganggukkan kepalanya.

“Menurutmu itu pilihan yang bagus?” Tanya Jennie, memiringkan kepalanya sambil menggigit sarapannya.

“Ya, tentu saja. Memiliki hubungan, apalagi dengan teman sendiri itu sangat rumit. Jika bisa, lebih baik kau menghindar dari hal seperti itu.” Kata Lisa.

“Ah, itulah kenapa kau tidak memiliki teman? Karena kau mungkin bisa bersama dengan salah satu dari mereka?” Tanya Jennie dan Lisa mengangguk, mengakui.

“Tidak ada yang tahu hati orang seperti apa. Bagaimana perasaanku kedepannya. Jadi, ya. Aku menghindari hal itu.”

“Tapi kau berteman denganku?” Jennie mengerutkan keningnya.

“Itu artinya, kita berteman, bodoh. Tidak ada hubungan di masa depan. Lagipula, kau benar-benar seru di ajak berteman. Dan, aku ingat kau tidak menyukai wanita. Jadi menurutku, itu hal yang paling membuatku nyaman.” Jelas Lisa dengan kalimat yang panjang.

Jennie mengangguk. Masuk akal juga pikiran Lisa. Dan Lisa memang benar. Mereka berteman sejauh ini dan Jennie merasa nyaman meski terkadang, ada di beberapa momen tertentu, Jennie merasakan jantungnya sedikit berdegup kencang karena Lisa.

“Ngomong-ngomong, aku harus melakukan persiapan kompetisi di Kota, jadi aku kemungkinan pulang lebih lambat dari biasanya. Yah, kalau-kalau kau menunggu kepulanganku.” Lisa berkata, mengedipkan mata di akhir kalimat.

“Percaya diri sekali,” Jennie memutar matanya menanggapi itu.

“Karena aku tahu hidupmu sangat bosan jika aku tidak ada.” Jawab Lisa, mengangkat bahu.

Jennie mencibir, jujur saja dia mengakui dalam hati itu ada benarnya. Sejak dia berteman dengan Lisa, kehidupannya menjadi lebih menarik dari biasanya.

Jennie ingin tahu apakah Lisa bisa mengatakan hal yang sama atau tidak. Mungkin, tidak. Karena sejak tempo hari Lisa menegur Jennie, Jennie belum pernah melihat Lisa membawa seorang wanita lagi.

Atau, Lisa bertemu dengan wanita lain diluar apartemen? Lagipula, Lisa dan para wanita yang di milikinya itu bisa berhubungan dimana pun, pikir Jennie.

“Ngomong-ngomong, terima kasih sudah menghargai keinginanku untuk tidak membawa wanita lain kesini.” Jennie memulai percakapan, penasaran dengan jawabannya.

“Ah, soal itu... jangan khawatir. Aku terkadang masih membawa wanita lain tapi saat kau belum pulang. Sebisa mungkin, aku memperhatikan jam berapa kau seharusnya kembali dari kelas.” Jelas Lisa dengan seringainya yang khas.

Apakah aneh Jennie berharap Lisa berhenti meninggalkan rutinitas membawa satu wanita ke wanita lainnya setiap hari?

Ya, pasti aneh.

“Kau benar-benar tidak bisa hidup satu hari saja tanpa melakukan seks, bukan?” Cibir Jennie, memutar matanya.

“Dan kau bisa hidup tanpa itu?” Lisa menatap Jennie dengan keheranan di wajahnya.

“Ya, aku sangat bisa melakukan itu. Mudah saja. Kenapa juga aku harus tidak bisa?”

“Ya Tuhan, aku tidak percaya ada orang yang hidup tanpa seks!”

JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang